PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 24 Maret 2025, di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan. RUPST kali ini akan melibatkan berbagai agenda penting, termasuk pengesahan laporan tahunan dan laporan keuangan, serta keputusan terkait kebijakan dividen dan remunerasi pengurus.
Berdasarkan informasi yang diterima dari manajemen BRI melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), acara ini akan dimulai pukul 14.00 WIB dan dapat dihadiri secara fisik maupun secara elektronik. Dalam RUPST tersebut, terdapat sepuluh agenda utama yang akan dibahas, menunjukkan betapa pentingnya pertemuan ini bagi pemegang saham dan stakeholder BRI.
Agenda pertama adalah persetujuan laporan tahunan dan laporan keuangan tahun 2024. RUPST juga akan meminta pelunasan dan pembebasan tanggung jawab para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengelolaan dan pengawasan yang telah mereka lakukan selama tahun buku yang lalu. Melakukan tanggung jawab ini penting, mengingat BRI mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun pada tahun 2024, meningkat sebesar 0,82% dibandingkan tahun sebelumnya.
Selanjutnya, agenda kedua berkaitan dengan penetapan penggunaan laba bersih tahun 2024, mencakup rencana pembayaran dividen kepada pemegang saham. Agenda ketiga akan meliputi penetapan gaji, honorarium, dan tunjangan untuk Direksi dan Dewan Komisaris, termasuk insentif untuk kinerja 2024 serta bonus jangka panjang untuk periode 2025 sampai 2027.
Agenda keempat dan kelima akan menjadi sorotan bagi audiens, di mana rapat akan membahas penunjukkan akuntan publik dan laporan realisasi penggunaan dana obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan. Agenda keenam menuntut persetujuan pengkinian Rencana Aksi Pemulihan BRI, yang menjadi krusial di tengah kondisi ekonomi yang berubah-ubah.
Agenda ketujuh menjadi lebih signifikan dengan pembahasan mengenai plafon hapus tagih piutang pokok yang macet. BRI diharapkan dapat memutuskan limit hapus tagih, yang berdampak terhadap kesehatan finansial bank. Selain itu, agenda kedelapan akan membahas rencana pembelian kembali saham (buyback) yang merupakan langkah strategis dalam pengelolaan saham perusahaan.
Perubahan anggaran dasar perseroan menjadi agenda kesembilan, di mana hal ini mungkin mencerminkan kebutuhan untuk beradaptasi dengan regulasi dan kondisi pasar. Akhirnya, agenda kesepuluh akan menjadi puncak dari RUPST yang mencakup perubahan susunan pengurus, langkah yang bisa jadi akan membawa dinamika baru bagi BRI.
Direktur Utama BRI, Sunarso, juga mengungkapkan bahwa laba bersih yang dicapai di tengah tantangan ekonomi global menghadirkan ketangguhan dalam kinerja keuangan. Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit yang selektif, terutama kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sikap hati-hati dalam menyalurkan kredit ini diharapkan bisa menghindarkan BRI dari risiko kredit macet yang lebih besar.
RUPST mendatang bukan hanya menjadi ajang bagi BRI untuk memaparkan kinerja dan rencana ke depan, tetapi juga menjadi momen strategis untuk mendapatkan dukungan dari pemegang saham. Kesepakatan pada agenda-agenda tersebut akan berkontribusi signifikan terhadap prospek growth BRI di masa depan, terutama dalam meningkatkan daya saing di industri perbankan yang semakin ketat.