TikTok Proyeksikan Penjualan $77 Miliar dari TikTok Live, Ada Gugatan!

TikTok, platform media sosial yang sedang naik daun, baru saja mengungkapkan data keuangan yang mencengangkan terkait fitur livestreaming mereka, TikTok Live. Dalam satu kuartal di tahun 2023, TikTok berhasil meraih penjualan global hingga $1,7 miliar, dengan lebih dari $400 juta di antaranya berasal dari Amerika Serikat. Data ini terungkap dalam sebuah gugatan yang baru saja dibuka di Washington oleh Jaksa Agung Distrik Columbia, Brian Schwalb, yang juga menyoroti isu perlindungan anak di platform tersebut.

Menurut gugatan tersebut, TikTok memproyeksikan bahwa TikTok Live akan menghasilkan pendapatan global mencapai $77 miliar pada tahun 2027. Fitur livestreaming ini belakangan menjadi semakin vital bagi TikTok, terutama setelah peluncuran TikTok Shop pada akhir 2023, di mana para penjual dan kreator beralih ke sesi livestream untuk memasarkan produk mereka dengan lebih efektif.

Gugatan ini tidak hanya mengungkapkan proyeksi keuangan, tetapi juga mencuatkan masalah serius terkait eksploitasi anak. Dalam pengaduan tersebut, disebutkan bahwa fitur TikTok Live diibaratkan sebagai "klub strip virtual" yang menyediakan ruang bagi orang dewasa untuk mendapatkan akses terhadap konten yang tidak pantas dari anak-anak. Kasus ini juga merujuk kepada investigasi Forbes pada tahun 2022 yang menunjukkan bahwa sistem hadiah virtual di TikTok digunakan oleh pria dewasa untuk merayu anak-anak melakukan tindakan yang tidak pantas.

Berikut adalah rincian penting terkait gugatan dan data keuangan TikTok:

  1. Pendapatan TikTok Live: TikTok berhasil mengumpulkan $1,7 miliar pendapatan global dalam satu kuartal, menunjukkan popularitas dan potensi pertumbuhan fitur ini.
  2. Proyeksi Pendapatan: TikTok memperkirakan TikTok Live akan menghasilkan $77 miliar hingga tahun 2027.
  3. Pengusutan Eksploitasi: Gugatan menyatakan adanya eksploitasi seksual dan finansial terhadap anak-anak di platform ini.
  4. Tindakan Penegakan Hukum: Sejumlah gugatan terpisah juga diajukan oleh lebih dari selusin jaksa agung di berbagai negara bagian, termasuk Utah dan Kentucky, yang berfokus pada isu yang sama di TikTok Live.

TikTok, melalui juru bicaranya, mengklaim telah mengimplementasikan berbagai langkah proaktif untuk menjamin keselamatan penggunanya, terutama anak-anak. Beberapa kebijakan tersebut termasuk batasan waktu layar untuk remaja, alat untuk orang tua dalam mengawasi akun anak, dan batasan usia untuk livestreaming. Meskipun demikian, juru bicara tersebut tidak menanggapi pertanyaan mengenai rincian finansial TikTok Live.

Di tengah proyeksi finansial yang sangat positif, masa depan TikTok di AS masih diragukan. Undang-undang keamanan nasional baru yang mulai berlaku pada Januari 2023 berpotensi melarang aplikasi ini di seluruh negeri. Jika induk perusahaan TikTok, ByteDance Ltd., tidak menjual bisnis TikTok di AS kepada pemilik non-Chinese, aplikasi ini mungkin tidak dapat bertahan. Beberapa calon pembeli telah muncul, tetapi kurang dari sebulan menjelang batas waktu, belum ada kemajuan yang terlihat.

Kekhawatiran akan keselamatan anak juga menyelimuti diskusi mengenai kepemilikan TikTok yang berasal dari China. Pihak berwenang merasa khawatir bahwa aplikasi ini dapat digunakan untuk memanipulasi anak-anak atau bahkan mengumpulkan data mereka untuk tujuan jahat.

Menariknya, penelitian internal TikTok menunjukkan bahwa sekitar 70% pengguna berusia 13 hingga 15 tahun berpura-pura berusia di atas 18 tahun saat mendaftar. Ini memungkinkan mereka untuk mengakses fitur livestreaming, yang saat itu dilarang untuk pengguna di bawah usia 16 tahun. Selain itu, data menunjukkan anak-anak berusia 13 hingga 17 tahun di Washington menghabiskan lebih dari dua jam setiap hari di aplikasi ini, bahkan sering kali pada larut malam.

Sebagai respons, Jaksa Agung Schwalb menyatakan, "Perilaku predator TikTok memberikan dampak yang tidak dapat diukur pada seluruh generasi anak. Ini memicu masalah kesehatan mental, kehilangan tidur, distorsi tubuh, dan pikiran bunuh diri." Gugatan ini menunjukkan pertempuran panjang yang akan dihadapi TikTok dalam menjaga reputasi dan operasionalnya di tengah tantangan hukum yang semakin meningkat.

Exit mobile version