Ilmuwan China Ciptakan Satelit Mata-mata, Tangkap Detail Wajah 100 Km!

Para ilmuwan di China baru-baru ini mencapai terobosan signifikan dalam teknologi pencitraan dengan menciptakan satelit mata-mata baru yang mampu menangkap detail wajah manusia dari jarak lebih dari 100 kilometer. Teknologi ini menawarkan peningkatan kinerja yang luar biasa, yakni 100 kali lipat lebih baik dibandingkan kamera mata-mata terkemuka dan teleskop tradisional. Hal ini memungkinkan pengawasan yang lebih intensif dan akurat terhadap objek dari jarak jauh.

Dalam laporan yang dipublikasikan oleh South China Morning Post, para peneliti dari Institut Penelitian Informasi Dirgantara Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok mengungkapkan pencapaian mereka dalam jurnal ilmiah "Jurnal Laser Tiongkok". Mereka melakukan uji coba di Danau Qinghai, barat laut China, dengan menggunakan sistem baru yang disebut Synthetic Aperture Lidar (SAL). Sistem ini adalah jenis radar laser yang mampu membentuk gambar dua dimensi maupun tiga dimensi dengan tingkat detail yang sangat tinggi.

Untuk memahami cara kerja satelit ini, penting untuk memahami beberapa poin kunci:

  1. Teknologi Lidar (Light Detection and Ranging): SAL menggunakan gerakan objek (seperti satelit) untuk menciptakan gambar beresolusi tinggi. Sistem ini beroperasi pada panjang gelombang optik, yang memungkinkan pengambilan gambar dengan kualitas jauh lebih baik dibandingkan sistem radar pemindai gelombang mikro.

  2. Kemampuan Deteksi: Selama pengujian, perangkat ini sukses mendeteksi detail sekecil 1,7 milimeter dari jarak lebih dari 100 kilometer. Ini merupakan loncatan besar jika dibandingkan dengan pencapaian sebelumnya yang dilakukan oleh perusahaan seperti Lockheed Martin dan peneliti di Tiongkok yang hanya mampu mencapai resolusi lebih rendah pada jarak jauh yang sama.

  3. Pengembangan Sistem: Untuk mencapai kemampuan tersebut, tim peneliti membagi sinar laser melintasi susunan lensa mikro 4×4. Langkah ini memperluas bukaan optik dari 0,68 inci menjadi 2,71 inci. Dengan peningkatan ukuran bukaan ini, peneliti dapat menghindari kendala yang biasanya muncul antara ukuran bukaan dan bidang penglihatan, yang menjadi batasan dalam pengembangan sistem pencitraan sebelumnya.

Saat melakukan pengujian, kondisi cuaca menjadi faktor penting. Para ilmuwan mencatat bahwa pengujian dilakukan dalam keadaan cuaca yang hampir sempurna, tanpa gangguan angin atau tutupan awan yang signifikan. Gangguan pada visibilitas bisa memengaruhi akurasi dan keandalan sistem, sehingga kondisi sempurna ini sangat mendukung keberhasilan pengujian.

Pengembangan satelit mata-mata ini membawa implikasi besar bagi pengawasan dan intelijen. Dengan kemampuan untuk melihat detail sekecil itu dari jarak jauh, kemampuan untuk memantau kegiatan di tanah semakin ditingkatkan secara signifikan. Penggunaan teknologi ini, tentu saja, mengundang perdebatan etika mengenai privasi dan pengawasan, terutama dalam konteks penggunaannya terhadap individu atau kelompok tertentu.

Sebagai catatan, kemajuan teknologi ini tidak hanya berpotensi mengubah cara operasi intelijen militer, tetapi juga menawarkan aplikasi di berbagai bidang lain, termasuk pemantauan lingkungan, pertanian, dan banyak lagi. Tidak diragukan lagi, inovasi ini mencerminkan kemajuan luar biasa dalam penelitian dan pengembangan teknologi di sektor dirgantara dan penginderaan jauh.

Dengan demikian, satelit baru ini memberikan gambaran baru tentang bagaimana teknologi dapat memengaruhi dinamika global di era informasi yang terus berkembang, serta tantangan etis yang mungkin muncul seiring dengan penggunaannya.

Exit mobile version