Pasukan Ukraina melancarkan serangan terhadap sebuah pangkalan udara di selatan Rusia dan mengklaim bahwa serangan tersebut sukses menghancurkan fasilitas yang digunakan untuk meluncurkan drone Shahed yang dirancang oleh Iran. Serangan malam hari tersebut terjadi di pangkalan udara Primorsko-Akhtarsk di wilayah Krasnodar, Rusia, dan dilaporkan telah memicu kebakaran di lokasi tersebut. Menurut pernyataan dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melalui media sosial, fasilitas ini digunakan untuk menyimpan dan meluncurkan drone serta memelihara pesawat yang digunakan untuk menyerang wilayah perbatasan Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina.
Meskipun klaim Ukraina belum dapat diverifikasi secara independen, Kementerian Pertahanan Rusia mengaku telah menembak jatuh drone Ukraina di kawasan Krasnodar, tanpa memberikan detail mengenai lokasi atau menyebutkan pangkalan udara tersebut. Ini menambah ketegangan yang sudah berlangsung dalam konflik yang telah memasuki tahun ketiga antara kedua negara.
Dalam strategi militernya, Ukraina terus mengembangkan drone jarak jauh sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan industri persenjataan domestik dan mengurangi ketergantungan pada bantuan dari negara-negara Barat. Drone-drone ini telah berhasil mencapai kedalaman wilayah Rusia, dengan serangan yang menargetkan kilang minyak, tempat penyimpanan senjata, dan pangkalan udara.
Di tengah perkembangan tersebut, Prancis mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan jet tempur Mirage pertama kepada Ukraina. Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Sebastien Lecornu, melalui unggahan di media sosial mengatakan, “Yang pertama tiba di Ukraina hari ini. Dengan pilot Ukraina yang telah dilatih selama beberapa bulan di Prancis, mereka kini akan membantu mempertahankan langit di atas Ukraina.” Meskipun Lecornu tidak menyebutkan jumlah pesawat yang dikirim, pengiriman tersebut merupakan bagian dari komitmen Presiden Prancis Emmanuel Macron yang diumumkan pada bulan Juni lalu.
Sebagai tambahan, Ukraina juga telah menerima pesawat tempur F-16 dari sejumlah negara Eropa, meskipun pejabat Ukraina jarang mengungkapkan informasi mengenai penggunaan pesawat tersebut dalam konteks konflik yang sedang berlangsung.
Pada malam yang sama, Rusia melancarkan serangan kembali, menembakkan sebanyak 77 drone Shahed dan jenis lainnya serta dua rudal balistik Iskander-M ke wilayah Ukraina. Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa 56 dari drone tersebut berhasil dihancurkan, sementara 18 lainnya dijamming dan hilang saat terbang. Meskipun beberapa bangunan mengalami kerusakan akibat serangan tersebut, tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa.
Konflik yang berkepanjangan ini menunjukkan bahwa masing-masing pihak terus meningkatkan kemampuan tempur mereka, dengan Ukraina berusaha memasok persenjataan yang lebih canggih untuk memperkuat pertahanannya. Pengiriman pesawat tempur oleh Prancis diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi angkatan udara Ukraina, yang tengah berjuang untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan berkelanjutan oleh pasukan Rusia.
Dalam konteks yang lebih luas, situasi ini semakin memperjelas dinamis geopolitik di kawasan tersebut, di mana bantuan militer dari negara-negara Barat kepada Ukraina dianggap sebagai langkah strategis untuk menyeimbangkan kekuatan dalam konflik yang telah berlarut-larut. Ukraina terus berupaya untuk menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan serangan yang signifikan, meskipun konteksnya sangat menantang.