Trump Hapus Beberapa Elektronik dari Tarif Balasan, Ini Sebabnya!

Administrasi Trump mengumumkan pada Jumat malam bahwa mereka akan mengecualikan beberapa elektronik, seperti smartphone dan laptop, dari tarif timbal balik, sebuah langkah yang diharapkan dapat menjaga harga produk-produk konsumen populer yang biasanya tidak diproduksi di AS. Keputusan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Samsung serta produsen chip seperti Nvidia. Para analis meramalkan bahwa keputusan ini akan memicu lonjakan saham teknologi saat pasar dibuka pada hari Senin.

Hasil dari pengumuman ini oleh U.S. Customs and Border Protection menunjukkan bahwa barang-barang seperti smartphone, laptop, hard drive, monitor datar, dan beberapa chip akan memenuhi syarat untuk pengecualian tarif. Mesin yang digunakan untuk memproduksi semikonduktor juga dikecualikan. Artinya, produk-produk ini tidak akan dikenakan tarif 145% yang saat ini diterapkan pada barang-barang yang diimpor dari China, atau 10% tarif dasar dari negara-negara lain.

Latar belakang dari keputusan ini menyoroti sikap pemerintah yang mulai menyadari bahwa tarif yang diterapkan terhadap China tidak akan dapat mendorong lebih banyak produksi smartphone, komputer, dan gadget lainnya ke AS dalam waktu dekat. Meskipun sebelumnya ada harapan bahwa perang dagang dapat mendorong Apple untuk memproduksi iPhone di AS, kenyataannya berbeda. Apple telah menghabiskan beberapa dekade membangun rantai pasokan yang kompleks di China. Membangun pabrik baru di AS akan memakan waktu bertahun-tahun dan biaya miliaran dolar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan harga iPhone secara signifikan, berisiko merusak penjualan produk utama perusahaan tersebut.

Keputusan Trump untuk mengecualikan iPhone dan produk elektronik populer lainnya yang diproduksi di China merupakan pengulangan dari kebijakan serupa yang diterapkan selama perang dagang pada masa pemerintahan pertamanya. Meskipun Trump memasuki masa jabatan keduanya dengan tekad untuk menerapkan tarif yang lebih luas, pasar saham teknologi mengalami kekecewaan, termasuk penurunan nilai pasar dari saham-saham besar seperti Apple, Microsoft, Nvidia, dan lainnya dalam kelompok yang disebut “Magnificent Seven”, yang merugikan pasar secara keseluruhan.

Berita baiknya, sejumlah kerugian pasar tersebut mulai terpangkas ketika Trump menangguhkan tarif terhadap negara-negara di luar China, sehingga mengurangi kerugian total bagi Magnificent Seven menjadi $644 miliar, atau penurunan 4% sejak pengumuman tarif diumumkan pada 2 April. Kini, pasar saham AS bersiap untuk mendapatkan momentum baru pada minggu depan, dengan harapan bahwa Apple akan menjadi pemimpin dalam rebounding ini, terutama karena iPhone yang diproduksi di China masih menjadi penghasil pendapatan terbesar bagi perusahaan.

Pengecualian ini diharapkan juga akan meredakan kekhawatiran konsumen akan kenaikan harga yang signifikan pada smartphone dan perangkat lain yang kini menjadi alat penting dalam kehidupan modern. Harapan tersebut juga sejalan dengan keinginan para pemimpin industri teknologi, termasuk CEO Apple, Tesla, Google, Facebook, dan Amazon, yang berharap Trump akan lebih mendukung industri mereka dibandingkan dengan pemerintahan Joe Biden.

Apple sebelumnya mendapatkan pujian dari Trump setelah berkomitmen untuk melakukan investasi sebesar $500 miliar dan menciptakan 20.000 lapangan kerja di AS dalam empat tahun ke depan. Ini mencerminkan komitmen investasi yang serupa sebesar $350 miliar yang dilakukan Apple pada masa jabatan pertama Trump ketika iPhone juga dikecualikan dari tarif China.

Keputusan pengecualian ini dikatakan oleh analis Wedbush, Dan Ives, sebagai menghilangkan “awan gelap besar yang mengganggu sektor teknologi dan tekanan yang dihadapi Big Tech di AS”. Namun, juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa pemerintah masih berencana untuk mendorong perusahaan-perusahaan teknologi untuk memindahkan produksi ke AS, dengan menegaskan bahwa Amerika tidak boleh bergantung pada China dalam memproduksi teknologi kritis seperti semikonduktor, chip, smartphone, dan laptop. Hal ini sejalan dengan komitmen investasi yang diperoleh dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti Apple, TSMC, dan Nvidia untuk memindahkan produksi mereka ke AS.

Berita Terkait

Back to top button