
Presiden Donald Trump mengungkapkan penolakannya terhadap program subsidi semikonduktor yang dikenal sebagai Chips Act, yang diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar $52 miliar. Dalam sebuah pidato utama kepada Kongres, Trump mengkritik program tersebut dan menyebutnya sebagai “hal yang mengerikan” dalam upaya untuk mendorong investasi di sektor semikonduktor. Ia meminta Pemimpin DPR AS, Mike Johnson, untuk menghapus undang-undang ini dan menggunakan sisa dana untuk mengurangi utang atau alasan lain yang diinginkannya.
Chips Act, yang disahkan secara bipartisan kurang dari tiga tahun yang lalu, telah memicu lebih dari $400 miliar investasi dari perusahaan-perusahaan besar seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) dan Intel Corp. Program ini merupakan salah satu langkah paling signifikan yang diambil AS dalam kebijakan industri selama lebih dari satu generasi, dengan dana yang tersedia digunakan untuk merevitalisasi industri semikonduktor domestik.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait Chips Act:
- Alokasi Dana: Chips Act mencakup $39 miliar dalam bentuk hibah, ditambah dengan pinjaman dan potongan pajak sebesar 25%, serta $11 miliar untuk penelitian dan pengembangan chip.
- Tujuan Utama: Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan AS terhadap komponen elektronik kecil yang umumnya diproduksi di Asia, yang digunakan dalam berbagai produk dari microwave hingga sistem senjata.
- Dukungan Bipartisan: Baik Demokrat maupun Republik menganggap Chips Act sebagai langkah penting untuk keamanan nasional dan ekonomi AS, membuat kemungkinan penghapusan undang-undang ini menjadi tantangan bagi Trump.
- Dukungan untuk Investasi Domestik: Meskipun Trump menunjukkan dukungan untuk meningkatkan produksi chip di dalam negeri, ia telah secara konsisten mengecam Chips Act sebagai sarana yang tidak efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Trump menyarankan agar alih-alih memberikan subsidi, pemerintah AS harus mempertimbangkan penerapan tarif untuk meningkatkan investasi domestik. Ia mengindikasikan bahwa bea masuk untuk chip bisa diberlakukan segera, yang kemungkinan berdampak pada keputusan TSMC untuk menambah investasi $100 miliar di AS. Dalam pidatonya, Trump juga menyebutkan bahwa TSMC berencana untuk menginvestasikan total sebesar $165 miliar, yang mencakup komitmen sebelumnya.
Penting untuk dicatat bahwa TSMC, bersama dengan 20 perusahaan lainnya, telah mencapai kesepakatan terkait dukungan Chips Act sebelum Biden menjabat. Kesepakatan ini meliputi lebih dari 85% insentif produksi yang tersedia di bawah program tersebut, dan dirancang untuk mendukung fasilitas produksi mutakhir oleh perusahaan-perusahaan terkemuka seperti TSMC, Intel, dan Samsung Electronics.
Namun, ada kekhawatiran di kalangan beberapa perusahaan bahwa pemerintahan Trump mungkin berusaha untuk mengubah ketentuan yang sudah disepakati. Sekretaris Perdagangan, Howard Lutnick, mengindikasikan bahwa ia tidak dapat menjanjikan pemenuhan kontrak yang ada tanpa meninjaunya terlebih dahulu. Pertanyaannya berfokus pada alasan di balik keputusan hibah dan kekuasaan hukum pemerintah untuk menarik kembali dana yang telah dijanjikan.
Reaksi terhadap pernyataan Trump di Kongres cukup beragam. Beberapa anggota kongres memberikan tepuk tangan sebagai tanda dukungan, termasuk Wakil Presiden JD Vance, dari Ohio, yang mendapat manfaat dari proyek besar Intel berkat undang-undang tersebut. Namun, tantangan untuk menghentikan Chips Act akan mencakup menemukan dukungan di kalangan anggota partai Republik yang sebelumnya mendukung program ini, terutama di daerah pemilihan yang telah menerima pabrik baru atau proyek lain yang didukung oleh undang-undang tersebut.
Dengan adanya dinamika baru ini, calon masa depan untuk industri semikonduktor di AS dan bagaimana kebijakan pemerintah dapat mempengaruhinya membuat isu ini semakin relevan di tengah upaya global untuk meningkatkan ketahanan dalam sektor teknologi.