
Nasir El-Rufai, salah satu arsitek kemenangan pemilihan presiden Nigeria 2023 untuk Bola Tinubu, mengkritik reformasi yang sedang dijalankan oleh pemerintahnya. Dalam sebuah wawancara dengan Arise TV, El-Rufai menyoroti dampak kebijakan impor makanan dalam upaya menurunkan harga pangan. Ia mengkhawatirkan bahwa langkah tersebut akan mengakibatkan kemiskinan bagi petani lokal di Nigeria.
"Kita tidak bisa mengatasi inflasi makanan dengan menghancurkan pertanian domestik," ujar El-Rufai. Meskipun harga pangan mungkin turun, ia menekankan bahwa petani akan terhimpit karena harus bersaing dengan produk pertanian yang disubsidi dari Eropa dan negara lain. El-Rufai, yang merupakan anggota pendiri Partai All Progressives Congress (APC), mengindikasikan bahwa kebijakan seperti itu bertentangan dengan kepentingan pertanian lokal yang seharusnya dilindungi.
Presiden Tinubu, yang berusia 72 tahun, baru-baru ini menghadapi kritik tajam dari mantan menterinya. El-Rufai, yang sebelumnya dianggap sebagai kandidat potensial untuk posisi menteri sebelum pencalonannya ditolak oleh parlemen, merasa bahwa partainya telah meninggalkan nilai-nilai pendirian dan demokrasi internal. "Saya memiliki masalah dengan banyak dari kebijakan [Tinubu], dan saya terus berkomunikasi dengan sejumlah pejabat senior administrasi, memberikan pendapat saya secara pribadi," katanya.
Ia juga mencatat bahwa dukungannya terhadap Tinubu sebagai calon presiden bukan karena menganggapnya sebagai yang terbaik, melainkan karena kewajiban sebagai anggota partai. "Sebagai seorang partisan yang loyal, saya berkewajiban untuk mendukung kandidat partai," tambahnya. Saat membahas pencalonan menteri yang ditolak, El-Rufai mengklaim bahwa keputusan itu bukan hasil suara dari National Assembly, melainkan merupakan keputusan presiden yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Lebih lanjut, El-Rufai menunjukkan ketidakpuasannya terhadap arah pemerintahan dan mengisyaratkan kemungkinan untuk berpindah partai menjelang pemilihan umum mendatang pada 2027. Pernyataan ini menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam partai dan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Tinubu.
Kritik El-Rufai juga mengarah pada kekhawatiran yang lebih luas tentang reformasi yang diterapkan oleh pemerintah saat ini. Ia berpendapat bahwa tanpa mengutamakan kepentingan petani lokal, Indonesia akan semakin kesulitan dalam mencapai ketahanan pangan, yang menjadi salah satu prioritas dalam kebijakan publik. Selain itu, arus masuk produk pertanian dari luar yang disubsidi akan terus menekan petani lokal ke dalam jurang kemiskinan.
Berikut adalah beberapa poin penting dari kritik El-Rufai terhadap reformasi yang diterapkan oleh pemerintahan Tinubu:
Dampak Kebijakan Impor: Kebijakan impor makanan dianggap akan merugikan petani lokal karena meningkatkan persaingan dengan produk luar negeri yang lebih murah.
Komunikasi dengan Pejabat: El-Rufai menyatakan bahwa ia memiliki hubungan baik dan terus memberikan masukan kepada pejabat pemerintah mengenai kebijakan yang harus ditinjau.
Kritik terhadap Internal Partai: Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap hilangnya nilai dan demokrasi dalam partai, yang bisa membuatnya mempertimbangkan untuk berpindah partai.
- Resiko Ketahanan Pangan: Kekhawatiran berkembang bahwa reformasi yang ada dapat mengancam ketahanan pangan nasional jika tidak ada perhatian terhadap petani lokal.
Dalam konteks ini, kritik El-Rufai dapat dianggap sebagai sinyal bahaya bagi pemerintahan Tinubu mengingat bahwa suara dari dalam partai penguasa menunjukkan adanya keraguan terhadap arah kebijakan yang ditetapkan. Saat Nigeria terus berjuang dengan berbagai tantangan ekonomi, termasuk inflasi dan ketahanan pangan, konsolidasi dukungan dari berbagai elemen dalam masyarakat dan partai politik menjadi semakin krusial.