SpaceX Kembali Kehilangan Roket Starship dalam Uji Coba!

Pada hari Kamis, 6 April 2023, SpaceX melanjutkan uji coba roket Starship-nya yang ikonik, namun hasilnya kembali mengecewakan saat misi tersebut terpaksa dihentikan setelah hanya delapan menit peluncuran. Meskipun perusahaan ini berharap untuk memperbaiki hasil setelah kecelakaan pada Januari lalu, saat itu Starship mengalami ledakan yang mengakibatkan kerugian signifikan pada program pengembangan roket.

Starship, sistem roket setinggi 400 kaki, diluncurkan dari lokasi SpaceX di Starbase dekat Brownsville, Texas, pada pukul 18:30 ET. Namun, dalam waktu lebih dari delapan menit setelah peluncuran, beberapa mesin roket tampak tidak berfungsi saat Starship sedang mempercepat ke luar angkasa. Video langsung menunjukkan roket berputar sebelum komunikasi terputus sepenuhnya dengan kendaraan tersebut. Menurut pernyataan SpaceX, “Sebelum akhir pembakaran asces, terjadi peristiwa energetik di bagian belakang Starship yang mengakibatkan hilangnya beberapa mesin Raptor.”

Berita mengenai hilangnya komunikasi ini disampaikan oleh manajer komunikasi SpaceX, Dan Huot, yang mengatakan, “Saya rasa cukup jelas bahwa kami tidak akan melanjutkan misi hari ini.” Kontak terakhir dengan Starship terjadi sekitar sembilan menit dan tiga puluh detik setelah peluncuran.

Setelah insiden tersebut, pihak berwenang menghentikan sementara operasi penerbangan di beberapa bandara Florida akibat “debris peluncuran luar angkasa,” termasuk di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood dan Bandara Internasional Miami. Untuk mengatasi kepanikan akibat ledakan, FAA menetapkan “Area Respons Debris” yang melarang pesawat memasuki wilayah di mana puing-puing dari kendaraan luar angkasa jatuh. Meskipun demikian, pihak SpaceX menyatakan tidak ada zat berbahaya dalam puing-puing tersebut dan tidak ada dampak signifikan terhadap spesies laut atau kualitas air.

Pihak SpaceX awalnya berharap untuk menyelesaikan serangkaian misi uji coba sebelum membawa astronaut dalam misi ke bulan yang dijadwalkan oleh NASA. Meskipun peluncuran ini mengalami kegagalan, Super Heavy, booster pertama Starship, berhasil kembali ke lokasi peluncurannya dan mendarat pada lengan robot di menara, mencatat keberhasilan ketiga kalinya dalam demonstrasi manuver “tangkap” yang penting untuk membuat Starship sepenuhnya dapat digunakan kembali.

Uji coba ini bukan yang pertama kali mengalami kegagalan. Pada uji ketujuh yang dilakukan pada Januari 2023, Starship juga kehilangan komunikasi setelah sekitar delapan menit dan meledak di atas Karibia, membuang debu dan serpihan kecil di wilayah Turks dan Caicos. Meskipun tidak menyebabkan luka atau kerusakan berarti, insiden ini membuka jalan bagi investigasi oleh FAA yang masih berlangsung.

Dalam upaya untuk mengetahui penyebab pasti dari kegagalan yang terjadi pada dua uji coba ini, SpaceX mengungkapkan bahwa dugaan awal mereka adalah kebocoran propelan yang memicu kebakaran berkelanjutan di bagian yang disebut “loteng” antara tangki oksigen cair dan pelindung panas belakang. Perusahaan ini menyatakan telah melakukan sejumlah peningkatan pada tahap atas Starship sebelum uji coba terakhir untuk mencegah terulangnya kasus serupa, termasuk peningkatan ventilasi di area tersebut.

Dengan kehadiran Starship sebagai roket terkuat yang pernah dikembangkan, proyek ini diharapkan dapat mendukung misi NASA untuk kembali ke bulan melalui program Artemis III yang direncanakan diluncurkan pada tahun 2027. Selain itu, Elon Musk juga menyatakan bahwa Starship dapat digunakan untuk misi masa depan ke Mars, menandakan ambisi besar manusia untuk menjelajahi tata surya lebih jauh. Meskipun langkah SpaceX dalam pengembangan Starship mengalami hambatan, perusahaan ini tetap berkomitmen untuk melakukan investigasi menyeluruh dan menerapkan tindakan perbaikan agar misi mendatang dapat berjalan lebih lancar.

Berita Terkait

Back to top button