Film horor terbaru berjudul Pabrik Gula siap meramaikan layar lebar Indonesia pada 31 Maret 2025. Disutradarai oleh Awi Suryadi dan diproduksi oleh MD Pictures, film ini menarik perhatian karena diadaptasi dari utas horor viral karya SimpleMan yang telah menggugah rasa penasaran di kalangan pengguna media sosial. Sebuah keunikan tersendiri bagi film ini, mengingat fenomena karya berbasis media sosial yang kini menjadi inspirasi bagi banyak film.
Dalam Pabrik Gula, cerita berfokus pada sekelompok buruh musiman yang bekerja di pabrik gula tua yang terletak di pedesaan Pulau Jawa. Pabrik tersebut merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda yang mengandalkan pekerja dari desa sekitar pada saat musim panen tebu. Pada awalnya, suasana di pabrik berjalan normal tanpa ada kejadian mencolok. Namun, semua itu berubah ketika salah satu tokoh utama, Endah yang diperankan oleh Ersya Aurelia, mengalami kejadian misterius yang membawanya ke arah teror supranatural.
Setelah pengalaman aneh yang dialami Endah, para buruh mulai menghadapi berbagai gangguan yang tidak bisa dijelaskan secara logis. Beberapa di antara mereka mengalami kecelakaan kerja yang bisa membawa maut. Dalam hal ini, kematian salah satu buruh di sumur belakang pabrik menjadi titik balik cerita yang memicu ketegangan. Investigasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa pabrik itu berbatasan dengan wilayah yang dianggap sebagai kerajaan demit, yang menuntut nyawa sebagai bentuk balas jasa.
Film ini menawarkan sejumlah menu cerita yang menarik perhatian penonton, antara lain:
-
Karakter yang Menarik: Pemeran utama, seperti Ersya Aurelia sebagai Endah, Arbani Yasiz sebagai Fadhil, dan Erika Carlina sebagai Naning, masing-masing membawa karakter unik yang menambah kompleksitas cerita.
-
Konteks Budaya: Menyoroti kekayaan budaya Indonesia dengan menempatkan konteks kehidupannya di pedesaan serta menggali mitos lokal tentang roh dan demit, film ini menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan budaya dan cerita rakyat kepada generasi muda.
-
Versi Tayang Berbeda: Pabrik Gula akan dirilis dalam dua versi: versi jam kuning untuk penonton usia 17 tahun dan versi jam merah untuk usia 21 tahun ke atas, menampilkan elemen cerita tambahan yang lebih mendalam. Ini memberikan pengalaman menonton yang berbeda sesuai dengan preferensi penonton.
-
Format IMAX: Penayangan dalam format IMAX bertujuan untuk menghadirkan pengalaman menonton yang lebih mendalam, mengajak penonton merasakan langsung atmosfer horor yang dibangun oleh sutradara dan tim produksi.
- Produksi Menuju Debut Perdana: Proses syuting dimulai pada Oktober 2024 dan berlangsung selama 30 hari di lokasi-lokasi seperti Klaten dan Cirebon. Ini menunjukkan komitmen tim produksi dalam menyajikan visual yang berkualitas.
Selain cerita yang menarik, film ini menyuguhkan atmosfer tegang yang seolah membangkitkan rasa penasaran penonton. Dengan semua elemen ini, Pabrik Gula tidak hanya akan menarik penggemar film horor, tetapi juga mereka yang penasaran dengan kisah di balik pabrik yang memiliki sejaran panjang ini.
Apakah film ini diangkat dari kisah nyata? Meskipun alur ceritanya terinspirasi dari pengalaman dan legenda yang beredar di masyarakat, tidak ada ungkapan resmi terkait keterkaitannya dengan kejadian nyata di dunia. Namun, terlepas dari fakta tersebut, film ini mengajak penonton untuk merasakan ketegangan yang dipadukan dengan mitos lokal, membawa kembali keajaiban dan ketakutan yang ada di kegelapan.
Dengan alur cerita yang menegangkan, atmosfer horor yang kental, dan jajaran pemeran berbakat, film Pabrik Gula jelas akan menjadi salah satu film yang patut dinantikan pada tahun 2025. Penonton akan diundang untuk menyelami misteri dan teror yang menyelimuti pabrik gula tersebut, menjadikannya tontonan yang sulit untuk dilewatkan.