Polisi Singapura telah mendakwa tiga pria yang diduga terlibat dalam penipuan terhadap sebuah pemasok server komputer, mengungkap peran penting perantara lokal dalam mendistribusikan chip Nvidia Corp. di seluruh dunia. Kasus ini mengisyarakatkan implikasi lebih luas di tengah persaingan teknologi yang semakin memanas antara Amerika Serikat dan China.
Menurut dokumen dakwaan, ketiga pria tersebut diduga berperan dalam menyesatkan pemasok server, termasuk dengan cara memberikan informasi yang tidak akurat mengenai pengguna akhir yang sebenarnya dari perangkat keras tersebut. Dua pria Singapura berusia 41 dan 49 tahun didakwa atas konspirasi kriminal untuk melakukan penipuan, sementara seorang pria berkewarganegaraan China berusia 51 tahun didakwa melakukan penipuan.
Kasus ini muncul setelah laporan yang menyatakan bahwa pemerintah AS sedang menyelidiki kemungkinan bahwa perusahaan kecerdasan buatan asal China, DeepSeek, melanggar sanksi chip AS dengan bantuan pihak ketiga di Singapura. Media lokal, termasuk CNA, melaporkan bahwa penangkapan ini terkait dengan pengiriman chip Nvidia ke China.
Dalam rincian dakwaan, pria berkewarganegaraan China tersebut dituduh memberikan pernyataan palsu bahwa suatu perusahaan bernama Luxuriate Your Life Pte ‘akan menjadi pengguna akhir dari barang-barang tersebut’. Tindakan semacam ini dapat dikenakan hukuman penjara hingga 20 tahun, menurut pernyataan terpisah dari polisi. Selain itu, pihak kepolisian telah melakukan enam penangkapan lain terkait dengan penyelidikan ini. Totalnya, pihak berwenang sedang menyelidiki 22 individu dan perusahaan karena dugaan keterlibatan dalam penipuan melalui pernyataan yang salah.
Dalam konteks lebih luas, Singapura terperangkap dalam ketegangan perdagangan antara AS dan China. Pemerintahan Trump tengah menyelidiki apakah DeepSeek yang berbasis di Hangzhou membeli chip Nvidia yang canggih melalui pihak ketiga di Singapura, sehingga dapat menghindari pembatasan ekspor AS terhadap penjualan chip pelatihan kecerdasan buatan ke China.
Sebuah pejabat senior Singapura baru-baru ini menyatakan bahwa pengiriman chip Nvidia ke negara mereka hanya menyumbang kurang dari 1% dari pendapatan raksasa teknologi asal AS tersebut, meskipun perusahaan yang berbasis di Santa Clara, California itu membukukan lebih dari sepertiga penjualannya kepada pembeli di negara kota tersebut.
Penangkapan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh Singapura sebagai pusat teknologi global. Ketika semakin banyak negara meningkatkan pengawasan terhadap transaksi yang melibatkan teknologi tinggi, peran Singapura sebagai jembatan antara dua kekuatan besar dunia sangatlah menonjol.
Daftar fakta utama yang perlu dicatat mengenai kasus ini ialah:
1. Tiga pria yang didakwa terlibat dalam penipuan pemasok server yang terkait dengan chip Nvidia.
2. Mereka dituduh menyesatkan informasi mengenai pengguna akhir perangkat keras.
3. Tindakan mereka dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga 20 tahun.
4. Penyidikan melibatkan 22 individu dan perusahaan terkait penipuan.
5. Kasus ini terjadi di tengah penyelidikan AS terhadap kemungkinan pelanggaran sanksi oleh DeepSeek.
Oleh karena itu, kasus ini tidak hanya berdampak pada individu yang terlibat, tetapi juga pada hubungan dagang Singapura dengan negara-negara besar lainnya. Pengawasan ketat terhadap transaksi teknologi akan semakin memperumit situasi bisnis dan politik di kawasan ini, terutama dengan meningkatnya perhatian terhadap sanksi internasional dan keamanan siber.