Simak Tips Sehat Berpuasa untuk Anak Penderita Diabetes Mellitus!

Menjelang bulan Ramadan, isu puasa bagi anak-anak dengan diabetes mellitus menjadi perhatian utama di kalangan orang tua. Banyak yang bertanya-tanya, apakah anak yang memiliki kondisi kesehatan ini dapat menjalani ibadah puasa tanpa risiko bagi kesehatannya. Penting untuk dicatat, puasa merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang telah balig dan sehat, namun bagi anak yang berisiko mengalami gangguan metabolisme gula darah, perlu perlakuan yang cermat.

Diabetes mellitus pada anak, yang dapat berbentuk tipe 1 atau tipe 2, memerlukan perhatian khusus, terutama selama bulan puasa. Ketidakstabilan kadar gula darah selama puasa dapat meningkatkan risiko hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah) dan hiperglikemia (kadar gula darah terlalu tinggi). Oleh karena itu, para orang tua disarankan untuk mempersiapkan dengan baik agar anak dapat berpuasa dengan aman.

Dalam seminar media yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terungkap bahwa anak dengan diabetes sebenarnya masih dapat melaksanakan puasa, asalkan ada pengawasan ketat dari dokter serta perhatian pada asupan nutrisi dan aktivitas fisik. Harjoedi Adji Tjahjono, seorang dokter spesialis anak, menegaskan pentingnya pemantauan yang seksama terhadap kondisi kesehatan anak selama berpuasa.

Berikut adalah tips bagi orang tua untuk menyiapkan anak yang menderita diabetes mellitus agar dapat berpuasa dengan aman:

  1. Konsultasi dengan Dokter
    Sebelum memutuskan untuk berpuasa, orang tua harus berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau ahli endokrinologi. Dokter akan menilai kondisi kesehatan anak dan memberikan rekomendasi terkait pola makan, dosis insulin yang perlu disesuaikan, dan waktu yang tepat untuk berpuasa.

  2. Pemantauan Kadar Gula Darah
    Selama puasa, sangat penting bagi anak untuk rutin memeriksa kadar gula darah mereka. Rekomendasi adalah untuk melakukan pemeriksaan sebelum sahur, setelah berbuka, dan selama siang hari. Apabila kadar gula darah menunjukkan angka yang ekstrem, anak harus segera membatalkan puasanya demi keselamatan mereka.

  3. Pola Makan Sehat
    Menu sahur dan berbuka perlu dirancang seimbang, dengan kandungan karbohidrat kompleks, protein, dan serat yang cukup. Sebaiknya, hindari makanan manis berlebihan yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Selain itu, pastikan anak cukup terhidrasi dengan meminum air putih untuk mencegah dehidrasi.

  4. Penyesuaian Aktivitas Fisik
    Meskipun anak tetap disarankan untuk aktif bergerak, intensitas dan jenis aktivitas fisik harus disesuaikan. Aktivitas dengan intensitas ringan lebih dianjurkan agar anak tidak cepat lelah dan mengurangi risiko penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba.

  5. Kenali Tanda-Tanda Bahaya
    Orang tua perlu mengenali gejala hipoglikemia pada anak, seperti lemas, pusing, berkeringat dingin, dan kebingungan. Jika anak menunjukkan gejala ini, puasa harus segera dibatalkan, dan asupan glukosa perlu diberikan. Dalam kasus hiperglikemia, di mana anak merasa haus berlebihan atau sering buang air kecil, segera konsultasikan dengan dokter.

Puasa bagi anak dengan diabetes mellitus menuntut perencanaan yang matang dan kesiapan dari orang tua. Keberhasilan puasa tidak hanya tergantung pada niat, tetapi juga dukungan penuh dari orang tua dalam hal pengawasan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi anak. Dengan pemantauan dan perencanaan yang tepat, anak-anak dengan kondisi diabetes dapat menjalani ibadah puasa dengan lebih aman, tetap menjalankan kewajiban agama, sambil menjaga kesehatannya.

Exit mobile version