
Salesforce, perusahaan yang dikenal sebagai pengembang perangkat lunak manajemen hubungan pelanggan (CRM), mengumumkan pengurangan lebih dari 1.000 posisi dalam upaya untuk merampingkan operasi di tengah perubahan permintaan pasar. Menurut laporan Bloomberg News, pemutusan hubungan kerja ini terjadi bersamaan dengan rencana perusahaan untuk memperkuat portofolio produk kecerdasan buatan (AI) mereka.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber yang mengerti situasi, karyawan yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja akan memiliki kesempatan untuk melamar posisi lain di dalam perusahaan. Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan divisi mana yang akan terkena dampak pengurangan tenaga kerja ini. Situasi ini menyoroti tantangan yang dihadapi Salesforce meskipun mereka terus mencari untuk mengembangkan dan menjual produk baru berbasis AI.
Menurut laporan tahunan perusahaan, Salesforce memiliki 72.682 karyawan per 31 Januari 2024. Meskipun angka tersebut menunjukkan basis tenaga kerja yang besar, langkah pemutusan hubungan kerja baru ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang berubah. CEO Salesforce, Marc Benioff, sebelumnya menyatakan bahwa perusahaan telah menutup lebih dari 1.000 kesepakatan berbayar untuk “Agentforce,” platform yang dirancang untuk menciptakan perwakilan virtual yang didukung AI.
Pengurangan tenaga kerja ini bukanlah yang pertama bagi Salesforce. Pada bulan Januari 2024, Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan pemutusan hubungan kerja bagi sekitar 700 karyawan, diikuti dengan pengurangan tambahan sekitar 300 pekerjaan di bulan Juli 2024. Langkah-langkah ini mencerminkan tren pengurangan karyawan yang lebih luas di sektor teknologi, di mana banyak perusahaan lain juga melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan efisiensi.
Mencermati kondisi saat ini, para analis berpendapat bahwa Salesforce menghadapi tekanan baik dari kompetisi dan juga dari kebutuhan untuk mempercepat pengembangan produk baru. Dalam konteks ini, kecerdasan buatan menjadi fokus utama perusahaan, karena banyak perusahaan lain juga berinvestasi dalam teknologi ini untuk meningkatkan layanan dan produk mereka. Produk baru ini, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, menjadi strategi kunci dalam mempertahankan posisi mereka di pasar yang kompetitif.
Adapun pengumuman mengenai pemotongan pekerjaan ini datang menjelang laporan pendapatan kuartalan yang dijadwalkan akan dirilis pada tanggal 26 Februari. Investor dan pemangku kepentingan lainnya akan menantikan bagaimana hasil kuartalan ini akan dipengaruhi oleh keputusan strategis baru, termasuk pemutusan hubungan kerja dan pengalihan fokus ke produk berbasis kecerdasan buatan.
Dengan perubahan yang cepat di industri teknologi, Salesforce bukan satu-satunya perusahaan yang merespons dengan pengurangan pekerjaan. Tren ini tampaknya mencerminkan kebutuhan untuk menyesuaikan struktur biaya dan investasi untuk masa depan yang lebih berfokus pada teknologi dan otomatisasi.
Diharapkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Salesforce ini akan membawa hasil yang positif bagi perusahaan dalam jangka panjang, memberikan mereka kesempatan untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang, dan memanfaatkan potensi penuh dari inovasi AI dalam bisnis mereka. Dalam keadaan ekonomi yang tidak menentu, adaptasi dan penyesuaian yang cepat menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang.