
Mendekati bulan Ramadan, banyak orang yang merasakan kehangatan berbagi dan berkumpul bersama keluarga. Namun, bagi anak kost yang menjalani puasa jauh dari rumah, tantangan tersendiri muncul. Rindu akan suasana keluarga dan kerinduan untuk merasakan kebersamaan sering kali menjadi perasaan yang menyertai mereka. Data dari riset yang dilakukan oleh Cove menyebutkan bahwa lebih dari 80 persen anak kost menjalani sebagian atau seluruh Ramadan mereka di kosan. Dalam situasi ini, mereka perlu beradaptasi dan menemukan cara-cara kreatif untuk menjalani puasa agar tetap bermakna.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cove, muncul beberapa tips jitu untuk anak kost menjalani puasa. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Pesan makanan via ojol: Menghadapi tantangan dalam menyiapkan sahur dan buka puasa sering kali menjadi masalah utama. Riset menunjukan bahwa 76 persen anak kost merasakan kesulitan ini, di mana lebih dari 40 persen dari mereka memilih untuk memesan makanan melalui jasa ojek online (ojol) untuk mempersingkat waktu menyiapkan sahur. Dengan memanfaatkan layanan daring, anak kost juga dapat menghindari keramaian restoran ketika waktu buka puasa tiba. Selama Ramadan, 64 persen responden menyatakan mereka lebih memilih untuk berbuka puasa di kosan sendiri, yang dirasa lebih praktis dan hemat.
Mempersiapkan bujet Ramadan dari jauh hari: Keberhasilan dalam manajemen keuangan selama Ramadan menjadi hal penting. Meskipun banyak yang merasa pengeluaran mereka tidak jauh berbeda dari bulan lainnya, riset menemukan bahwa pengeluaran terbesar datang dari bahan makanan dan minuman sebesar 38 persen, diikuti oleh biaya buka puasa bersama (bukber) 25 persen, dan persiapan mudik 14 persen. Menyusun anggaran dari jauh hari dapat membantu mereka menghindari pengeluaran yang berlebihan.
Tetap berolahraga untuk menjaga produktivitas: Berpuasa bukanlah alasan untuk bermalas-malasan. Riset menunjukkan bahwa 61 persen anak kost merasa tingkat produktivitas mereka tetap tinggi selama bulan suci ini. Kegiatan olahraga yang dilakukan di waktu yang tepat, seperti menjelang buka puasa atau setelahnya, dapat membantu mereka menjaga kesehatan dan mood. Menurut data, hampir 70 persen anak kost tetap berolahraga selama Ramadan, memilih kegiatan ringan seperti stretching di dalam kamar atau jogging di sekitar kosan.
- Menghadapi lebaran sebagai anak kost: mudik atau tidak?: Menjelang lebaran, 64 persen anak kost menyatakan akan mudik. Mereka biasanya meninggalkan kosan sekitar tiga hari sebelum Lebaran dan bertahan selama 4-6 hari. Sebagian besar memilih untuk tidak memutus kontrak kosan meski harus pergi untuk waktu yang cukup lama. Namun, sekitar 36 persen dari mereka memilih untuk tetap tinggal di kosan, karena alasan biaya atau tuntutan pekerjaan. Di hari raya, anak kost yang tidak mudik sering merencanakan kegiatan berkumpul dengan teman yang juga tidak pulang atau melakukan video call dengan keluarga.
Menghadapi Ramadan sebagai anak kost memang penuh tantangan, namun dengan strategi yang tepat, mereka dapat menjalani bulan suci ini dengan lebih bermakna. Dengan menyesuaikan kebiasaan, memanfaatkan teknologi, dan memanage keuangan dengan baik, anak kost dapat merasakan kebersamaan dan kehangatan Ramadan meski jauh dari rumah. Melalui cara-cara tersebut, mereka tak hanya bertahan selama bulan suci tetapi juga tetap dapat merasakan makna Ramadan dalam setiap aktivitas sehari-hari.