Ario Bayu, seorang aktor berbakat yang kini mengejutkan banyak pihak dengan penunjukannya sebagai Wakil Presiden Operasional dan Pengembangan Bisnis di PT Tripar Multivision Plus Tbk. (RAAM), menunjukkan bahwa ia tak hanya sekedar pemain film. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri film lokal dan internasional, Ario dianggap memiliki wawasan mendalam yang dapat mendorong pertumbuhan perusahaan serta memperkuat kemitraan dalam sektor hiburan.
Dilahirkan di Jakarta pada 6 Februari 1985, Ario Bayu tumbuh di Hamilton, Selandia Baru, di mana ayahnya menempuh pendidikan dan kemudian berbisnis. Kembali ke Indonesia pada tahun 2004, Ario bertekad untuk mengejar karirnya di dunia akting dan musik. Ia mendapatkan pendidikan akting di Globe Theatre di London, yang memberinya landasan kuat sebelum masuk ke industri hiburan.
Karir Ario dimulai dengan peran kecil dalam film “Bangsal 13” pada tahun 2004, namun ia cepat mendapatkan perhatian luas ketika memerankan Soekarno dalam film “Soekarnokarya” yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo pada tahun 2013. Berkat kemampuannya, ia dikenal luas melalui berbagai film, termasuk “Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta” (2018) dan yang terbaru “Samsara” (2024).
Pengalaman Ario di industri film menjadi salah satu alasan utama mengapa ia dipilih untuk posisi strategis ini. Dengan pemahaman yang mendalam tentang dunia perfilman dan kecintaannya terhadap seni storytelling, Ario diharapkan mampu membawa visi baru bagi RAAM dalam menghadapi tantangan industri hiburan yang semakin kompetitif.
Keputusan untuk mengangkat Ario Bayu menjadi VP di Multivision Plus menunjukkan strategi perusahaan yang ingin lebih memperkuat kinerja di bidang operasional dan bisnis. Dalam pernyataannya, pihak perusahaan menekankan bahwa pengalaman Ario tidak hanya berharga dalam penciptaan konten, tetapi juga dalam pengembangan bisnis yang berkelanjutan.
Beberapa pencapaian dan kontribusi Ario Bayu dalam dunia perfilman, antara lain:
1. Pengalaman di film-film internasional seperti “Java Heat” (2013).
2. Peran ikonik sebagai Soekarno yang mendalami sejarah dan budaya Indonesia.
3. Kemampuannya dalam mengeksplorasi berbagai genre film, dari drama hingga seni peran yang kompleks.
Meskipun banyak yang mengenal Ario sebagai aktor, peralihannya ke dunia bisnis menunjukkan bahwa banyak talenta di industri hiburan yang memiliki kemampuan lebih luas. Ini juga menjadi sinyal positif untuk pengembangan karir bagi para profesional di bidang kreatif lainnya, yang mungkin ingin menjajal dunia bisnis di masa depan.
Ario Bayu bukan hanya sekedar sepupu dari artis ternama Wulan Guritno, tetapi ia adalah contoh nyata dari bagaimana kesuksesan dalam karir bisa membuka lebih banyak peluang. Kini, melalui perannya di RAAM, Ario diharapkan mampu membawa inovasi dan strategi yang akan memperkuat posisi perusahaan dalam industri film domestik dan internasional.
Dengan latar belakang yang kuat dan pengalaman yang kaya, langkah Ario untuk memasuki posisi eksekutif ini tentu saja akan menjadi sorotan bagi banyak orang. Apa yang akan dilakukan Ario Bayu dalam memimpin tim di Multivision Plus masih menjadi pertanyaan. Namun, semua pihak berharap bahwa arsitek baru ini akan membangun jalan yang lebih cerah bagi industri film Indonesia di masa mendatang.