Bisnis

Premi Asuransi Kendaraan 2024 Tumbuh Meski Penjualan Mobil Turun!

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa premi asuransi kendaraan masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2024, meskipun penjualan mobil mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pasar asuransi kendaraan mampu bertahan dan bahkan tumbuh, di tengah tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif.

Menurut Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, premium asuransi kendaraan diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,33% year-on-year (YoY) hingga akhir tahun 2024. Pertumbuhan tersebut diharapkan untuk berlanjut hingga tahun 2025, meskipun awal tahun ini penjualan kendaraan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa total penjualan mobil secara wholesales pada tahun 2024 mencapai 865.723 unit, mengalami kontraksi sebesar 13,9% YoY dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 1.005.802 unit. Sedangkan untuk penjualan ritel, tercatat mengalami penurunan sebesar 10,9% YoY, yaitu menjadi 889.680 unit pada tahun 2024.

Dalam analisis lebih lanjut, Gaikindo juga mengungkapkan bahwa penjualan mobil di awal tahun 2025 mengalami perlambatan yang cukup signifikan. Penjualan wholesales tercatat sebesar 61.843 unit, menurun sebesar 11,3% YoY dibandingkan dengan Januari tahun lalu yang sebanyak 69.758 unit. Penurunan serupa juga terlihat pada penjualan ritel, yang merosot 18,6% YoY menjadi 63.858 unit, dibandingkan dengan 78.437 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Laurentius Iwan Pranoto, Head of PR Marcomm dan Event PT Asuransi Astra Buana, menjelaskan bahwa ekosistem pasar otomotif memiliki keterkaitan erat dengan industri lainnya, seperti dealer, perusahaan pembiayaan, dan industri asuransi. Ia menyatakan bahwa ketika industri otomotif mengalami pelemahan, dampaknya akan segera dirasakan oleh dealer, leasing, dan akhirnya industri asuransi kendaraan. Iwan menyebutkan bahwa sekitar 70% penjualan mobil masih dilakukan melalui skema kredit, sehingga kondisi penjualan ini sangat berpengaruh terhadap volume penjualan asuransi kendaraan.

Iwan juga mencatat bahwa dalam banyak kasus, pembelian asuransi kendaraan sering kali dikaitkan dengan kredit mobil. Untuk konsumen yang membeli kendaraan secara tunai, pilihan untuk membeli produk asuransi kendaraan menjadi lebih fleksibel. Namun, keputusan untuk membeli asuransi ini sangat tergantung pada tingkat literasi dan partisipasi masyarakat dalam asuransi.

Dari perspektif ekonomi, pertumbuhan premi asuransi kendaraan meskipun di tengah kondisi pasar yang lesu, mencerminkan adanya permintaan yang terus ada untuk perlindungan kendaraaan. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi sebagai bagian dari kepemilikan kendaraan. Dalam situasi sulit, konsumen tampaknya tetap menganggap asuransi kendaraan sebagai kebutuhan penting.

Beberapa faktor yang bisa menjelaskan pertumbuhan premi asuransi kendaraan di tengah penjualan mobil yang merosot adalah:

1. Kenaikan kesadaran akan risiko dan perlunya perlindungan terhadap kendaraan di tengah meningkatnya angka kecelakaan.
2. Strategi pemasaran yang lebih agresif dari perusahaan asuransi untuk menjangkau konsumen.
3. Adaptasi produk asuransi yang lebih fleksibel dan terjangkau, sehingga semakin banyak konsumen yang tertarik untuk membeli asuransi.

Ke depan, industri asuransi kendaraan diperkirakan akan terus beradaptasi dengan kondisi pasar otomotif yang dinamis. Meskipun tantangan besar dihadapi oleh pasar otomotif, potensi pertumbuhan yang masih ada dalam sektor asuransi kendaraan menunjukkan bahwa industri ini masih memiliki ruang untuk berkembang, bahkan dalam situasi yang tidak ideal sekalipun.

Hendrawan adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button