Porsche Hadapi Penurunan Penjualan di China, Siap Terapkan Strategi Baru

Penjualan mobil Porsche di China mengalami penurunan signifikan untuk tahun kedua berturut-turut, memaksa perusahaan tersebut untuk merumuskan strategi baru yang lebih adaptif. Pada tahun 2023, Porsche melaporkan penurunan pengiriman sebesar 15 persen dibanding tahun sebelumnya, dan untuk tahun 2024, penurunan tersebut semakin tertekan menjadi 28 persen. Dengan total pengiriman kurang dari 57.000 unit di China, ini menjadi catatan terendah dalam sejarah penjualan Porsche di negara dengan pasar otomotif terbesar di dunia.

Sejak lama, China diakui sebagai pasar utama bagi produsen otomotif global. Kenaikan persaingan di sektor otomotif, dipicu oleh pertumbuhan industri otomotif dalam negeri dan ketidakpastian geopolitik, tampaknya menjadi faktor utama dari penurunan penjualan Porsche. Oliver Blume, CEO Porsche, mencatat bahwa kondisi pasar di China diharapkan tetap sangat menantang di tahun-tahun mendatang, dengan kompetisi yang semakin intens. Ketidakstabilan akibat perang dagang yang berkepanjangan juga menjadi perhatian tersendiri yang dihadapi Porsche dalam menjaga posisinya di pasar China.

Kondisi pasar yang menantang ini membuat Porsche harus beradaptasi, merumuskan pendekatan yang lebih fleksibel. Beberapa langkah strategis yang akan diambil meliputi:

  1. Fokus pada Kustomisasi: Blume menegaskan bahwa pelanggan di China memiliki kebutuhan yang sangat personal, sehingga perusahaan akan menekankan pada aspek personalisasi dan teknologi dalam produk-produk mereka. Mereka percaya bahwa kendaraan Porsche harus dapat berbicara dengan sendirinya, melalui kompetensi dan kemampuan kustomisasi yang ditawarkan.

  2. Menjaga Nilai di Atas Volume: Strategi baru Porsche menekankan pentingnya nilai dibandingkan volume penjualan. Ini berarti bahwa mereka akan lebih memperhatikan kualitas dan pengalaman pelanggan, alih-alih hanya mengejar jumlah penjualan yang tinggi.

  3. Penyesuaian Produksi: Porsche berkomitmen untuk menyeimbangkan permintaan dan penjualan dengan mencermati tingkat produksi. Hal ini diharapkan dapat membantu menjaga biaya dan permintaan tetap sejalan dengan ekspektasi pasar.

Meski begitu, tantangan tidak berhenti di situ. Munculnya pesaing baru di pasar China, seperti Xiaomi yang menghadirkan model mobil listrik SU7, memberikan ancaman serius bagi Porsche. Mobil-mobil ini tidak hanya menawarkan fitur yang kompetitif tetapi juga harga yang lebih terjangkau, sehingga menjadi pilihan menarik di antara konsumen yang berpenghasilan tinggi.

Detlev von Platen, anggota Dewan Eksekutif Porsche untuk Penjualan dan Pemasaran, menilai bahwa kondisi pasar masih akan tetap menantang. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Porsche telah merumuskan strategi baru, kompetisi yang semakin kuat dan opsi-opsi baru yang lebih menarik telah membuat posisi Porsche menjadi lebih sulit dipertahankan.

Ke depan, Porsche perlu mengevaluasi dan mungkin memperkuat proposisi nilainya untuk berhadapan dengan semakin banyaknya pilihan yang tersedia bagi konsumen di China. Penekanan pada kinerja dan kualitas mobil tetap menjadi ciri khas Porsche yang harus tetap dijaga, namun mereka juga harus mampu menawarkan lebih banyak nilai tambah yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.

Dengan tantangan yang dihadapi di pasar China, Porsche harus memanfaatkan peluang untuk berinovasi agar tetap relevan. Langkah-langkah yang diambil ke depan, terutama di sektor kustomisasi dan teknologi, akan menjadi faktor penentu dalam memulihkan posisi mereka di pasar otomotif yang semakin kompetitif ini.

Berita Terkait

Back to top button