
Piutang pembiayaan syariah yang dikelola oleh PT Adira Dinamika Multi Finance (ADMF), atau lebih dikenal sebagai Adira Finance, diprediksi akan mencapai sekitar Rp13 triliun pada akhir 2024. Angka ini mencerminkan pertumbuhan positif sebesar 3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa sektor pembiayaan syariah terus berkembang pesat di Indonesia.
Sylvanus Gani, Chief Financial Officer Adira Finance, menjelaskan bahwa pembiayaan syariah telah menunjukkan tren yang menarik dan berkontribusi signifikan terhadap keseluruhan bisnis perusahaan. Pada tahun lalu, penyaluran pembiayaan baru dengan skema syariah mencapai 21% dari total penyaluran pembiayaan Adira Finance. “Tren yang positif ini mencerminkan minat yang semakin meningkat dari masyarakat terhadap produk syariah,” ungkap Gani dalam sebuah wawancara.
Dalam upaya mendukung pertumbuhan ini, Adira Finance berencana untuk meneruskan inisiatif yang bertujuan meningkatkan kesadaran pasar tentang produk-produk syariah mereka. “Kami akan terus melakukan inisiatif ini hingga tahun depan sebagai upaya untuk membangun kesadaran pasar akan produk-produk perusahaan yang berbasiskan syariah,” tambahnya.
Untuk tahun 2025, Adira Finance menargetkan pertumbuhan piutang pembiayaan syariah di kisaran 6% hingga 8%. Rencana ini sejalan dengan strategi pengembangan pembiayaan berbasis syariah yang tengah dijalankan perusahaan. Untuk mendukung pendanaan, Adira Finance juga tengah mempersiapkan inisiatif Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB), termasuk penerbitan sukuk. Gani menyebutkan bahwa nilai penerbitan sukuk dalam skema PUB kali ini kemungkinan akan meningkat dibandingkan sebelumnya. “Jika biasanya bernilai Rp1 triliun, kami mempersiapkan pengajuan yang lebih besar, mencapai Rp2 triliun,” ujarnya.
Meskipun biaya dana penerbitan sukuk tidak jauh berbeda dengan obligasi konvensional, Adira Finance tetap ingin menyesuaikan suplai surat utang dengan pertumbuhan pasar syariah yang semakin pesat. Secara keseluruhan, hingga akhir 2024, Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp36,6 triliun, meski mengalami koreksi sebesar 12% seiring dengan pelemahan sektor otomotif dan kondisi ekonomi yang bergejolak.
Walaupun menghadapi tantangan, Adira Finance menunjukkan keberhasilan dengan pertumbuhan pembiayaan non-otomotif mencapai 10%. Produk multiguna atau dana tunai, yang dikenal dengan nama “Solusi Dana,” menjadi pendorong utama di sektor ini. Hingga Desember 2024, Solusi Dana tercatat mencapai Rp9 triliun, meningkat sebesar 11% dibandingkan tahun lalu.
Mengenai distribusi pembiayaan, sekitar 80% dari sektor otomotif merupakan penyaluran untuk pembiayaan kendaraan baru, sementara sisa 20% digunakan untuk pembiayaan kendaraan bekas. Melihat ke depan, Adira Finance menargetkan peningkatan penyaluran pembiayaan baru di atas 12% hingga 14% untuk tahun 2025. Target ini menunjukkan optimisme perusahaan dalam menghadapi tantangan di sektor otomotif dan memanfaatkan potensi pertumbuhan yang ada di pembiayaan syariah.
Dengan segala upaya yang dilakukan, Adira Finance berharap dapat memperkuat posisi mereka di pasar pembiayaan syariah, serta mencapai target-target yang telah ditetapkan. Perusahaan ini berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk yang sesuai dengan prinsip syariah dan memenuhi kebutuhan masyarakat.