
Michael Saylor, pendiri MicroStrategy, menghadapi tantangan baru terkait strategi investasinya di Bitcoin. Perusahaan yang dikenal sebagai pemegang Bitcoin terbesar di dunia itu kini mengonfirmasi bahwa ada kondisi tertentu di mana mereka mungkin terpaksa menjual sebagian aset Bitcoin mereka. Hal ini bertentangan dengan prinsip yang selama ini dipegang Saylor yang menyatakan, "Anda tidak boleh menjual Bitcoin Anda."
Dalam pengajuan regulasi yang diajukan pada bulan April, MicroStrategy, yang kini dikenal dengan nama Strategy, menjelaskan bahwa penurunan signifikan dalam nilai pasar kepemilikan Bitcoin mereka dapat berdampak negatif terhadap kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Kewajiban tersebut mencakup bunga yang harus dibayarkan atas utang sebesar $8,21 miliar, pelunasan pokok utang yang akan dimulai tahun depan, sewa ruang kantor, serta dividen yang harus dibayarkan kepada beberapa investor.
Berikut adalah ringkasan poin-poin utama terkait situasi ini:
- Kepemilikan Bitcoin Besar: Hingga awal bulan ini, MicroStrategy memiliki 528,185 BTC, dengan 80,715 BTC (sekitar 15%) diantaranya diperoleh pada kuartal pertama 2025.
- Kerugian yang Belum Direalisasikan: Perusahaan melaporkan bahwa kerugian yang belum direalisasikan mencapai $5,91 miliar pada kuartal pertama, di mana nilai Bitcoin mengalami penurunan yang signifikan.
- Perkembangan Harga Bitcoin: Meskipun Bitcoin mengalami kenaikan sekitar 3,7% pada hari Jumat akhir pekan lalu, dengan harga mencapai $82,556, nilai cryptocurrency ini masih turun sekitar 11,7% sejak awal tahun 2025. Harga Bitcoin sempat terjun di bawah $80,000 beberapa kali setelah terdapat fluktuasi liar di pasar saham yang dipengaruhi oleh kebijakan tarif yang erratik dari mantan Presiden Donald Trump.
- Strategi Pembelian: MicroStrategy telah membeli Bitcoin dengan rata-rata harga $67,458 per unit untuk total stok mereka.
Sementara itu, Saylor tetap optimis, menyampaikan melalui Twitter pada tanggal 9 April dengan kata "HODL," yang berarti "hold on for dear life." Meski demikian, pernyataan terbaru dari MicroStrategy menunjukkan adanya realitas bisnis yang harus dihadapi, yakni potensi kebutuhan untuk menjual Bitcoin jika harga terus menurun. Ini mencerminkan sifat volatilitas cryptocurrency yang membuat perusahaan harus mempertimbangkan langkah-langkah yang sebelumnya mungkin tidak akan mereka ambil.
Situasi ini memberikan gambaran tentang tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang terlibat dalam cryptocurrency. Keputusan perusahaan untuk membeli Bitcoin dalam jumlah besar berpotensi membawa risiko yang signifikan jika pasar mengalami penurunan. Hal ini juga menunjukkan bahwa meskipun ada keyakinan yang kuat terhadap potensi jangka panjang Bitcoin, perusahaan seperti MicroStrategy harus tetap siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk agar dapat memenuhi kewajiban finansial mereka.
Untuk kedepannya, dinamika pasar cryptocurrency tetap akan menjadi perhatian utama bagi banyak investor. Keputusan yang diambil oleh MicroStrategy akan menjadi bahan pembelajaran bagi perusahaan lain yang mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam Bitcoin, terutama mengenai bagaimana mengelola risiko dan menyeimbangkan antara potensi keuntungan dan kewajiban finansial yang harus dipenuhi.