Perayaan Hari Perempuan Internasional: Waspadai Risiko Kanker Serviks!

Memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret, kesadaran terhadap kesehatan perempuan, terutama mengenai kanker serviks, perlu menjadi fokus utama. Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang hanya dialami wanita dan merupakan penyebab kematian tertinggi di kalangan perempuan. Masalah ini semakin mendesak, mengingat data dari The International Agency for Research on Cancer (IARC) mencatat pada tahun 2022 terdapat 408.661 kasus baru kanker serviks di Indonesia, serta 242.988 kematian akibat penyakit ini. Prediksi mengkhawatirkan juga menunjukkan peningkatan kasus kanker serviks hingga 77% pada tahun 2050.

Kanker serviks sendiri adalah jenis kanker yang berkembang di leher rahim atau serviks, bagian yang menghubungkan rahim dengan vagina. Penyebab utama kanker ini adalah infeksi virus human papillomavirus (HPV), yang menyebar melalui kontak seksual. Subtipe virus yang paling banyak berperan dalam menyebabkan kanker serviks adalah tipe 16 dan 18. Menurut dr. Farica Noviana Kartawijaya, Medical Sr. Manager PT Kalbe Farma Tbk, deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. “Jika virus ini ditemukan dalam stadium awal, peluang sembuhnya akan lebih besar,” ujarnya.

Gejala kanker serviks sering kali tidak langsung terlihat, bahkan bisa jadi tidak muncul sama sekali pada tahap awal. Namun, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai oleh perempuan, antara lain:

– Perdarahan abnormal, seperti perdarahan di luar siklus menstruasi atau setelah berhubungan seksual.
– Nyeri panggul yang tidak biasa.
– Perubahan siklus menstruasi, misalnya periode menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya serta keputihan yang tidak normal.

Karena gejala yang tidak jelas ini, kanker serviks sering kali terdeteksi pada stadium lanjut. Farica menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter jika gejala-gejala tersebut muncul. Deteksi dini, seperti tes HPV atau pap smear, sangat dianjurkan untuk meningkatkan kemungkinan pemulihan.

Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker serviks. Beberapa di antaranya adalah:

– Infeksi HPV, terutama jenis 16 dan 18 yang lebih berisiko tinggi.
– Merokok, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi HPV.
– Berhubungan seksual pada usia muda, di mana semakin dini seseorang aktif secara seksual, semakin tinggi risiko terpapar infeksi HPV.
– Memiliki lebih dari satu pasangan seksual, yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi HPV.

Mengantisipasi hal ini, dr. Farica mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan perempuan dan menyadari bahwa kanker serviks bisa dicegah melalui deteksi dini. “Deteksi dini kanker serviks tidak hanya memperbesar peluang keberhasilan terapi, tetapi juga mencegah kanker berkembang lebih parah,” terangnya.

Langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil meliputi vaksinasi HPV dan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Kalbe Farma, sebagai bagian dari inisiatif ini, menyediakan layanan digital One Onco yang dapat diakses melalui www.oneonco.co.id. Situs ini dirancang khusus untuk memberikan informasi terkait kanker, termasuk layanan preventif dan deteksi dini kanker serviks.

Dengan semakin meningkatnya kasus kanker serviks di Indonesia, penting bagi semua pihak untuk mendukung upaya pencegahan dan deteksi dini. Mengobati kanker pada tahap awal tidak hanya mengurangi kemungkinan komplikasi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup bagi pasien. Kesadaran dan tindakan kolektif dalam melakukan deteksi dini dan menyebarkan informasi kesehatan akan menjadi senjata utama dalam memerangi kanker serviks di kalangan perempuan.

Berita Terkait

Back to top button