Prejudice atau prasangka merupakan fenomena sosial yang sudah lama ada dalam kehidupan manusia. Istilah ini merujuk pada sikap negatif atau ketidaksukaan yang ditunjukkan seseorang terhadap individu atau kelompok lain yang seringkali berasal dari stereotip yang keliru. Dalam konteks pemahaman yang lebih mendalam, prejudisme tidak hanya mencakup aspek emosional, tetapi juga aspek kognitif dan perilaku. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang pengertian prejudice, aspek, jenis, dan indikator pelakunya.
Pengertian Prejudice
Prejudice atau prasangka dapat didefinisikan sebagai sikap ketidaksukaan yang kuat terhadap seseorang atau sekelompok orang tanpa adanya dasar yang sah atau informasi yang memadai. Sikap ini sering muncul karena stereotip negatif yang berakar dalam masyarakat, yang tidak melihat karakteristik unik orang yang diprasangkai. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prejudice diartikan sebagai pendapat atau anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum adanya pengetahuan atau penyelidikan yang memadai. Sikap ini umumnya menciptakan kesenjangan sosial yang merugikan baik bagi individu atau kelompok yang diprasangkai maupun bagi yang mengembangkan prasangka tersebut.
Secara umum, prasangka dapat diartikan sebagai pembuatan keputusan tanpa melihat fakta yang relevan, yang seringkali disertai dengan tindakan negatif yang dapat merugikan orang lain. Mereka yang terjebak dalam prasangka seringkali berusaha mempertahankan pandangan mereka walaupun dihadapkan pada bukti yang bertentangan. Dengan demikian, prejudisme memiliki sifat yang kaku dan sulit untuk diubah.
Pengertian Prejudice dari Beberapa Ahli
Berbagai ahli telah mengajukan definisi mengenai prasangka, yang semuanya menambah pemahaman kita tentang konsep ini. Berikut ini adalah rangkuman pandangan dari beberapa ilmuwan:
1. Baron dan Byrne
Menurut mereka, prejudice adalah sikap negatif yang dialamatkan kepada individu dalam satu kelompok yang didasarkan hanya pada keanggotaan mereka di kelompok tersebut.
2. Gerungan
Gerungan mendefinisikan prasangka sebagai perasaan yang dimiliki seseorang terhadap golongan manusia tertentu, termasuk ras atau budaya yang berbeda dari dirinya.
3. Liliweri
Liliweri berpendapat bahwa prasangka merupakan sikap yang didasarkan pada stereotip terhadap anggota kelompok tertentu, berisi keyakinan yang mencerminkan perbedaan terhadap orang lain.
4. Wade dan Tavris
Mereka menilai prasangka sebagai ketidaksukaan yang memiliki dasar yang tidak rasional, serta didasarkan pada stereotip negatif terhadap kelompok tertentu.
5. David O. Sears
Sears Justifikasi prasangka sebagai penilaian atas individu atau kelompok berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tertentu, yang dapat mempengaruhi perilaku dan tindakan terhadap mereka.
Definisi-definisi ini menunjukkan bahwa prasangka adalah fenomena yang kompleks, melibatkan emosi, kognisi, dan tingkah laku yang semuanya saling berhubungan.
Aspek Prasangka
Adanya prasangka dipengaruhi oleh beberapa aspek yang berkaitan dengan cara kita memandang dan berinteraksi dengan kelompok lain. Menurut Gross, terdapat lima aspek dalam prasangka:
1. Antilocution: Ini adalah pembicaraan yang mengarah pada permusuhan, seperti lelucon rasial atau pernyataan merendahkan secara verbal.
2. Avoidance: Ini merujuk pada usaha untuk menjaga jarak dari individu atau kelompok yang diprasangkai, tanpa menimbulkan kerugian secara aktif.
3. Discrimination: Tindakan yang berusaha mengusir orang dari suatu tempat atau merampas hak-hak sipil dan pekerjaan mereka.
4. Physical Attack: Tindakan kekerasan terhadap orang atau properti yang terkait dengan kelompok yang diprasangkai.
5. Extermination: Kekerasan yang bersifat genosida terhadap kelompok tertentu.
Selain itu, Ahmadi mengidentifikasikan tiga aspek utama dalam prasangka, yaitu:
1. Aspek Kognitif: Mengacu pada percaya dan harapan individu terkait kelompok tertentu.
2. Aspek Afektif: Berkaitan dengan perasaan yang ditujukan kepada objek tertentu, seperti ketakutan atau antipati.
3. Aspek Konatif: Kecenderungan untuk bertindak atau memperlakukan objek tertentu dengan cara tertentu, baik positif maupun negatif.
Jenis-jenis Prasangka
Prasangka bisa dikelompokkan berdasarkan target yang menjadi sasarannya, menurut Hogg dan Vaughan. Berikut adalah beberapa jenis prasangka:
1. Sexism: Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin yang sering menimpa wanita, seperti dalam dunia kerja.
2. Racism: Diskriminasi terhadap individu atau kelompok berdasarkan ras dan etnis, yang dapat memicu kekerasan.
3. Ageism: Prasangka berdasarkan usia, di mana orang tua sering diabaikan atau dianggap tidak berharga.
4. Prasangka Terhadap Homoseksual: Menganggap homoseksual sebagai penyimpangan yang berujung pada diskriminasi dan kekerasan.
5. Prasangka Terhadap Penderita Cacat Fisik: Dulu dianggap rendah, kini perlahan mulai mendapat pengakuan dan penerimaan.
Indikator Perilaku Prasangka
Abidin (1999) mengemukakan bahwa prasangka dapat dikenali melalui beberapa indikator perilaku, antara lain:
1. Perilaku Menghindar: Kecenderungan menghindar dari kelompok yang diprasangkai.
2. Perilaku Antisosial: Menolak kontak sosial dengan kelompok yang diprasangkai.
3. Perilaku Kekerasan: Menganggap kekerasan terhadap kelompok lain sebagai hal yang wajar.
4. Perilaku Merendahkan Religiusitas: Memiliki pandangan rendah terhadap tingkat religius kelompok lain.
Secara keseluruhan, fenomena prejudice atau prasangka memberikan dampak yang signifikan terhadap hubungan sosial dalam masyarakat. Dengan memperluas pemahaman kita tentang pengertian, aspek, jenis, dan indikator pelaku prasangka, diharapkan kita dapat berkontribusi dalam mengurangi dan mengatasi masalah ini di dalam masyarakat. Bahwa dengan memahami lebih jauh, kita dapat membangun interaksi yang lebih positif dan menguntungkan semua pihak.