Literasi

Pengertian Pengendalian Internal: Jenis, Tujuan, dan Unsurnya

Pengendalian internal adalah aspek krusial dalam manajemen perusahaan yang mencakup sistem dan prosedur untuk melindungi aset serta memastikan kepatuhan terhadap kebijakan yang berlaku. Dalam konteks ini, pengendalian internal tidak hanya berfungsi untuk menjaga data dan harta perusahaan, tetapi juga untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mencegah penyalahgunaan yang dapat merugikan organisasi.

Dalam teori akuntansi, pengendalian internal merupakan proses yang melibatkan sumber daya manusia dan teknologi informasi untuk mencapai tujuan organisasi. Pengendalian ini mengawasi, mengarahkan, dan mengukur sumber daya manusia guna mencapai hasil yang diinginkan. Aktivitas seperti rotasi jabatan, pengajuan cuti, dan laporan kerja dinas merupakan contoh dimana pengendalian internal diterapkan untuk menjaga integritas data di perusahaan.

Pengertian lebih mendalam tentang pengendalian internal dapat ditemukan dalam pandangan beberapa ahli. Horngren (2009) mendefinisikan pengendalian internal sebagai rencana dan tindakan dalam organisasi yang dirancang untuk mengamankan aktiva, mendorong kepatuhan kebijakan, dan meningkatkan efisiensi. Hery (2016) menambahkan bahwa pengendalian internal terdiri dari perangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset perusahaan dari penyalahgunaan dan memastikan akurasi informasi akuntansi. Sebagai tambahan, Dasaratha dan Jones (2008) menyatakan bahwa pengendalian internal bertujuan untuk memastikan efektivitas operasional dan kepatuhan terhadap peraturan.

Pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan tujuannya: pengendalian internal akuntansi dan pengendalian internal administrasi. Pengendalian internal akuntansi fokus pada keandalan data, persetujuan, pemisahan fungsi operasional, dan pengawasan aset. Di sisi lain, pengendalian internal administrasi berfokus pada efisiensi usaha, analisis risiko, dan pengendalian mutu.

Dari perspektif manfaatnya, pengendalian internal juga dibagi menjadi tiga kategori:

  1. Pengendalian preventif yang mencegah kesalahan.
  2. Pengendalian detektif untuk menemukan kesalahan yang telah terjadi.
  3. Pengendalian korektif yang berfungsi memperbaiki kesalahan yang terdeteksi.

Pengendalian internal juga dapat dibedakan berdasarkan cakupannya menjadi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum mengelola semua aktivitas yang berhubungan dengan data di dalam komputer, sedangkan pengendalian aplikasi digunakan untuk mengawasi transaksi dan penggunaan program aplikasi komputer.

Tujuan dari pengendalian internal sangat beragam, antara lain:

  • Memastikan kegiatan perusahaan berjalan sesuai kebijakan.
  • Menjaga aset atau keuangan perusahaan.
  • Mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • Menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
  • Mencegah kerugian sumber daya perusahaan.
  • Memastikan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen.
  • Mendorong efektivitas dan efisiensi operasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa komponen penting dalam pengendalian internal yang terdiri dari:

  1. Prosedur Pengendalian: Memastikan adanya aturan yang jelas untuk mencegah kesalahan dan kecurangan. Prosedur ini mencakup rotasi kinerja, pemisahan tanggung jawab, dan perlindungan data.
  2. Pengawasan: Memastikan bahwa semua aktivitas berjalan sesuai aturan. Pengawasan dilakukan melalui audit internal atau penilaian langsung.
  3. Penilaian Risiko: Mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dihadapi perusahaan untuk mencegah dampak yang merugikan.
  4. Lingkungan Pengendalian: Faktor-faktor seperti struktur organisasi, filosofi manajemen, dan nilai kode etik perusahaan yang membentuk budaya dan disiplin operasional.
  5. Informasi dan Komunikasi: Memastikan bahwa semua informasi yang relevan dikomunikasikan secara efektif untuk mendukung pengambilan keputusan.

Dalam implementasinya, pengendalian internal harus melibatkan semua level manajemen dan karyawan, sebagai tanggung jawab bersama. Walau demikian, manajemen tetap memiliki peran utama dalam mengembangkan dan menerapkan kebijakan pengendalian internal yang efektif.

Terdapat juga beberapa unsur-unsur yang mendukung pengendalian internal, seperti:

  1. Struktur Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional: Memastikan tidak ada satu individu yang memiliki kontrol penuh atas seluruh transaksi.
  2. Wewenang dan Prosedur Memberi Upaya Perlindungan: Adanya wewenang yang jelas dalam setiap transaksi untuk mencegah penyalahgunaan.
  3. Praktik Sehat dalam Tugas Organisasi: Menjaga integritas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di organisasi dengan cara yang etis.
  4. Karyawan Berkualitas: Memiliki staf yang terlatih dan berkualitas untuk mendukung sistem pengendalian internal.

Sebagai contoh praktik pengendalian internal, sebuah toko kelontong yang beroperasi 24 jam dapat menerapkan langkah-langkah seperti memasang kamera pengawas, menggunakan sistem pencatatan otomatis, dan melakukan rotasi karyawan untuk menjaga transparansi dan mengurangi potensi kecurangan.

Dengan memahami pengendalian internal dan penerapannya, perusahaan dapat memperkuat sistem manajemennya serta menjaga keberlangsungan operasional bisnis secara lebih efektif dan efisien. Pengendalian internal bukan hanya sekedar kewajiban, tetapi merupakan suatu kebutuhan vital yang harus diintegrasikan dalam setiap aspek operasional perusahaan guna menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.

Spada adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button