
Surat utang atau obligasi adalah instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal dan menjadi salah satu alternatif investasi yang menarik bagi banyak orang. Sesuai dengan definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), obligasi merupakan surat pinjaman dengan bunga yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat. Lebih lanjut, obligasi merupakan sebuah surat pengakuan utang yang berisi janji dari penerbit untuk membayar bunga pada jangka waktu tertentu dan melunasi pokok utang ketika jatuh tempo.
Pengertian Obligasi
Obligasi berfungsi sebagai alat bagi pemerintah dan perusahaan untuk mendapatkan modal guna membiayai kegiatan operasional atau pembangunan. Dalam hal ini, penerbit obligasi bertindak sebagai debitur yang melakukan pinjaman, sementara pihak yang membeli obligasi berperan sebagai kreditur atau investor. Obligasi menawarkan pendapatan yang relatif stabil yang umumnya lebih sedikit risiko dibandingkan saham. Ini menjadikannya pilihan investasi yang populer di kalangan investor yang menginginkan rentang pengembalian yang lebih pasti.
Sejak dikeluarkan, obligasi dapat diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga pemegang obligasi memiliki fleksibilitas untuk menjual kembali obligasi tersebut sebelum jatuh tempo. Namun, harga obligasi di pasar sekunder bisa mengalami fluktuasi, tergantung pada suku bunga dan faktor-faktor lainnya.
Jenis Obligasi
Obligasi dapat dikelompokkan berdasarkan penerbit dan prinsipnya. Berikut adalah penjelasannya:
Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbitnya
- Pemerintah: Merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membuka akses masyarakat dalam berpartisipasi dalam pembangunan negara. Contohnya adalah Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
- Korporasi: Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik milik negara maupun swasta. Umumnya memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah, sehingga menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi.
- Daerah: Surat utang terbitan pemerintah daerah yang bertujuan untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di tingkat daerah.
Jenis Obligasi Berdasarkan Prinsipnya
- Konvensional: Obligasi dengan prinsip tradisional di mana investor menerima pembayaran bunga secara berkala.
- Syariah: Obligasi yang mengikuti prinsip syariah, di mana imbal hasil yang diterima merupakan hasil dari uang sewa (ujrah).
Keuntungan Obligasi
Banyak investor tertarik untuk mengambil posisi dalam obligasi karena sejumlah keuntungan yang ditawarkannya, antara lain:
Mendapatkan Passive Income
Obligasi memberikan kupon yang dibayarkan secara berkala, yang dapat menjadi sumber pendapatan pasif bagi pemegang obligasi.
Imbal Hasil yang Bersaing
Obligasi menawarkan imbal hasil yang bersaing dengan produk tabungan lainnya. Pajak yang lebih rendah dibandingkan deposito juga menjadi daya tarik tersendiri.
Aman dari Fluktuasi
Investasi obligasi cenderung lebih stabil dan kurang terpengaruh oleh fluktuasi pasar, sehingga menjadi pilihan yang aman bagi investor yang menghindari risiko tinggi.
Potensi Keuntungan Lebih dari Capital Gain
Obligasi yang diperdagangkan di pasar sekunder memiliki potensi capital gain, terutama jika dijual saat harganya naik seiring dengan penurunan suku bunga.
Bisa Jadi Jaminan atau Agunan
Obligasi dapat digunakan sebagai agunan saat mengajukan pinjaman ke bank, menambah nilai bagi portofolio investasi.
Karakteristik Obligasi
Untuk memahami obligasi lebih jauh, penting untuk mengenali karakteristik khas yang melekat pada instrumen ini:
Periode
Obligasi memiliki jangka waktu jatuh tempo yang beragam, biasanya antara 1 hingga 10 tahun. Jangka waktu yang lebih pendek cenderung dianggap lebih aman.
Terdapat Kontrak
Setiap obligasi dilengkapi dengan kontrak yang mencakup hak dan kewajiban antara penerbit dan pemegang obligasi, yang juga memberikan perlindungan bagi investor.
Nilai Utang Pokok
Penerbit obligasi berjanji untuk membayar nilai utang pokok pada saat jatuh tempo, memberikan kepastian bagi investor mengenai pengembalian modal yang telah diinvestasikan.
Adanya Coupon Rate
Setiap obligasi memiliki tingkat bunga atau kupon yang ditetapkan, yang memberikan investor imbal hasil sebagai kompensasi atas investasi mereka.
Keuntungan dalam Bentuk Kupon atau Bunga
Imbal hasil obligasi diukur dalam bentuk kupon yang dibayarkan secara berkala, yang dapat diukur dengan current yield atau imbal hasil yang diperoleh dalam setahun.
Mendapat Klaim Aset Penerbit
Dalam kasus penerbit obligasi mengalami kebangkrutan, investor memiliki hak untuk mendapatkan klaim atas aset penerbit, meskipun risiko ini ada.
Contoh Obligasi
Terdapat beberapa contoh obligasi yang diterbitkan baik oleh pemerintah maupun korporasi. Berikut beberapa di antaranya:
Obligasi Pemerintah
- Surat Utang Negara (SUN): Diterbitkan untuk membiayai defisit APBN.
- Obligasi Ritel Indonesia (ORI): Dikenal sebagai investasi dengan nominal kecil, ditujukan untuk masyarakat.
- Surat Berharga Syariah Negara (SBSN): Diterbitkan sesuai prinsip syariah.
Obligasi Korporasi
- Obligasi dari AB Sinar Mas Multifinance.
- Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance.
- Obligasi I Kereta Api Indonesia.
Perbedaan Obligasi dan Saham
Obligasi dan saham adalah dua jenis investasi yang berbeda, dan masing-masing memiliki karakteristik unik. Pertama, tingkat keuntungan investasi saham bersifat fluktuatif, sedangkan obligasi menawarkan imbal hasil tetap. Kedua, obligasi memiliki masa berlaku yang jelas, sedangkan pemegang saham memiliki hak tetap selama perusahaan beroperasi.
Setiap jenis investasi memiliki risiko dan imbal hasil yang berbeda, sehingga pemilihannya sangat tergantung pada tujuan dan toleransi risiko dari masing-masing investor. Memahami kedua instrumen ini dengan baik dapat membantu investor membuat keputusan yang lebih tepat dalam merencanakan portofolio mereka.