
Pengertian nisbah merupakan rasio dari pembagian pendapatan maupun keuntungan yang telah disepakati antara shahibul mal (pemodal) dan mudharib (pengelola) atas bagi hasil dari usaha yang dijalankan. Dalam konteks perbankan syariah, istilah nisbah sangat penting dan sering ditemui, terutama saat nasabah membuka rekening. Nisbah bukan hanya berfungsi sebagai penanda pembagian keuntungan, tetapi juga berperan dalam modifikasi akuntansi dan pengelolaan risiko. Berbeda dari bunga dalam sistem keuangan konvensional, nisbah bersifat fleksibel dan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua pihak.
Pengertian Nisbah Menurut Ahli
Terdapat beberapa definisi mengenai nisbah menurut para ahli. Pertama, Muhammad (2012) mengungkapkan bahwa nisbah adalah persentase dari keuntungan yang disepakati oleh kedua belah pihak. Karim (2004) menambahkan bahwa nisbah adalah imbalan yang diterima oleh pemodal dan pengelola usaha, yang ditentukan dalam bentuk persentase dan bukan nominal. Sementara Suwiknyo (2009) menjelaskan bahwa nisbah berfungsi sebagai porsi pembagian keuntungan antara pihak-pihak yang bekerja sama. Ini menunjukkan bahwa nisbah seharusnya dipahami sebagai sistem bagi hasil yang adil dan transparan.
Jenis-Jenis Akad Nisbah
Dalam penerapannya, terdapat beberapa jenis akad yang menjadi dasar bagi pembagian nisbah. Berikut adalah penjelasan dua jenis utama:
1. Akad Mudharabah
Akad mudharabah adalah perjanjian antara pemodal dan pengelola di mana pemodal menyediakan modal, sedangkan pengelola mengelola usaha. Akad ini dibagi menjadi dua:
- Mudharabah Muthlaqah: Dalam akad ini, pemodal tidak ikut campur dalam pengambilan keputusan usaha. Pengelola memiliki kebebasan penuh dalam menjalankan usaha.
- Mudharabah Muqayyadah: Di sini, pemodal memiliki hak untuk menentukan jenis usaha yang dikelola. Pihak bank atau lembaga keuangan memainkan peran sebagai fasilitator.
2. Akad Musyarakah
Akad musyarakah merupakan kombinasi antara mudharabah dan partisipasi aktif dari kedua pihak dalam usaha yang sama. Baik pemodal maupun pengelola bisa memberikan modal finansial. Pembagian keuntungan dalam akad musyarakah biasanya berdasarkan proporsi kontribusi modal masing-masing pihak.
Karakteristik Nisbah
Nisbah memiliki karakteristik tersendiri yang perlu dipahami. Karakteristik ini mencakup:
- Presentase: Nisbah harus dinyatakan dalam bentuk persentase, misalnya 70:30.
- Bagi Untung dan Bagi Rugi: Nisbah tidak hanya berlaku untuk pembagian keuntungan, tetapi juga untuk pembagian kerugian yang disesuaikan dengan porsi masing-masing.
- Jaminan: Jaminan tidak boleh dibebankan kepada pemodal jika kerugian disebabkan oleh risiko bisnis.
- Menentukan Besaran Nisbah: Besaran nisbah ditentukan melalui kesepakatan awal antara kedua belah pihak.
- Cara Menyelesaikan Kerugian: Apabila kerugian terjadi, langkah pertama adalah mengamankan keuntungan sebelum menilai situasi lebih lanjut.
Ketentuan Nisbah
Selain karakteristik, ada beberapa ketentuan yang penting dalam menyepakati nisbah. Menurut Sula (2004), ketentuan tersebut adalah:
- Keuntungan yang diperoleh harus dibagi antara kedua pihak.
- Proporsi keuntungan harus disepakati sebelum kontrak dilakukan.
- Kedua belah pihak perlu menyetujui biaya yang ditanggung masing-masing.
- Pemodal tidak bertanggung jawab atas kerugian melebihi modal yang diberikan.
- Pengelola tidak perlu menanggung kerugian, kecuali waktu dan tenaga yang diinvestasikan.
- Pemodal boleh berpartisipasi dalam pengelolaan, tetapi tidak mengganggu operasional.
- Pembagi keuntungan harus sesuai dengan kesepakatan awal.
Pengertian nisbah, jenis-jenis akad yang ada, serta karakteristik dan ketentuannya menjadi fondasi penting dalam sistem perbankan syariah. Dengan memahami berbagai aspek ini, nasabah dapat lebih bijaksana dalam mengambil keputusan investasi dan menjalankan usaha yang mengedepankan prinsip syariah. Melalui penerapan nisbah yang tepat, diharapkan tidak hanya keuntungan yang didapat, tetapi juga keberkahan dalam setiap aktivitas ekonomi yang dijalankan. Pemahaman yang mendalam mengenai nisbah akan membantu dalam mengoptimalisasi potensi keuntungan dan meminimalisir risiko di masa depan.