
Dalam konteks Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan, istilah ekonomi biru semakin mendapatkan perhatian. Dari perbincangan umum hingga kebijakan publik, ekonomi biru menjadi salah satu topik yang menyeruak ke permukaan, terutama dalam menghadapi tantangan global saat ini, seperti pandemi COVID-19. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ekonomi biru, dan bagaimana cara membangunnya? Mari kita bahas lebih dalam.
Pengertian Ekonomi Biru
Ekonomi biru dapat diartikan sebagai semua kegiatan ekonomi yang berfokus pada pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan. Konsep ini mencakup berbagai sektor, mulai dari perikanan, energi terbarukan, pariwisata, transportasi air, hingga pengelolaan limbah. Secara spesifik, Bank Dunia mendefinisikan ekonomi biru sebagai pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan, yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjaga ekosistem laut.
Secara lokal, ekonomi biru dimaksudkan untuk memberi manfaat langsung kepada masyarakat, bukan hanya sebagai bentuk investasi besar dari luar negeri. Di Indonesia, ini bisa berarti pengembangan yang berkelanjutan yang tidak hanya mengandalkan sumber daya alam, tetapi juga berusaha membangun infrastruktur dan kapasitas lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Cara Membangun Ekonomi Biru Setelah Pandemi COVID-19
Salah satu dampak besar dari pandemi COVID-19 adalah gangguan pada banyak sektor ekonomi, termasuk ekonomi biru. Dalam menghadapi pemulihan, sejumlah langkah strategis perlu diambil untuk membangun kembali ekonomi biru. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Menjadikan Pariwisata Biru Lebih Berkelanjutan
Industri pariwisata laut sebelum pandemi memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB dan kehidupan masyarakat. Untuk memulihkannya, perlu ada program pemulihan yang fokus pada kesehatan ekosistem, seperti pengembalian terumbu karang dan hutan mangrove. Investasi dalam infrastruktur berkelanjutan, seperti penyediaan fasilitas untuk mengurangi sampah plastik, juga menjadi langkah penting.
2. Mengurangi Emisi Sektor Logistik
Logistik maritim merupakan penyumbang emisi karbon yang signifikan. Dengan penurunan aktivitas saat pandemi, ada peluang untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi. Pembangunan kapal dan pelabuhan yang lebih ramah lingkungan harus menjadi fokus dengan dukungan politik yang kuat untuk memenuhi tuntutan dekarbonisasi.
3. Menghindari Penangkapan Ikan Berlebihan
Pada masa pandemi, beberapa jenis ikan mampu pulih ketika praktik penangkapan dikurangi. Oleh karena itu, penting bagi pelaku industri perikanan untuk menerapkan praktik penangkapan yang berkelanjutan dan ilmiah untuk menjamin keberlanjutan sumber daya laut.
4. Memberikan Dukungan kepada Pelaut
Pandemi mempengaruhi banyak pelaut yang bekerja dalam industri logistik dan perikanan. Menawarkan dukungan seperti rapid test dan fasilitas komunikasi yang aman untuk mereka agar dapat berkomunikasi dengan keluarga dapat meningkatkan kesejahteraan dan keamanan mereka dalam bekerja.
5. Mempertahankan Keberadaan Taman Laut
Taman laut berfungsi penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan meningkatkan populasi ikan. Pembukaan taman laut untuk industri penangkapan ikan dalam kondisi pandemi bukanlah langkah bijak, karena taman laut adalah investasi jangka panjang yang memerlukan perlindungan.
6. Memanfaatkan Laut untuk Kebutuhan Pangan Dunia
Pandemi mengganggu rantai pasokan makanan laut. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengembangkan akuakultur atau pertanian laut yang dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, khususnya yang rentan.
7. Melakukan Digitalisasi Lautan
Investasi teknologi kelautan dapat membantu dalam pemantauan sumber daya laut dan pengumpulan data, serta mengurangi penangkapan ikan ilegal. Dengan menggunakan teknologi modern, pemantauan dapat dilakukan lebih efisien dan efektif.
Manfaat Melakukan Pengembangan Ekonomi Biru
Pembangunan ekonomi biru tidak hanya membawa manfaat bagi sektor ekonomi, tetapi juga untuk keberlanjutan lingkungan dan masyarakat. Beberapa manfaat dari pengembangan ekonomi biru meliputi:
- Kelestarian keanekaragaman hayati laut dan ekosistem pesisir, yang mendukung mata pencaharian masyarakat pesisir.
- Peningkatan inovasi dan kreativitas dalam sektor yang ada serta sektor baru yang sedang berkembang.
- Transisi dari praktik ekonomi ekstraktif menuju pendekatan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
- Peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan peningkatan kualitas hidup.
Dengan semua langkah dan manfaat tersebut, jelas bahwa pengembangan ekonomi biru memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia. Pengelolaan sumber daya laut yang bijaksana dan berkelanjutan diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat, serta menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan beragam pemangku kepentingan dalam upaya ini untuk menciptakan model yang berkesinambungan, sekaligus mengatasi berbagai tantangan yang ada.