Pada hari Minggu yang lalu, Tracy Quinn, presiden dan CEO organisasi lingkungan Heal the Bay, melakukan peninjauan ke Pantai Pasifik untuk mengevaluasi kerusakan yang ditimbulkan oleh Kebakaran Palisades. Dalam pengamatannya, ia mendapati garis air yang gelap akibat abu, serta puing-puing seperti mesin cuci dan peralatan logam yang berserakan di tepi pantai. Laporan terbaru menunjukkan bahwa abu dan puing-puing tersebut sudah terpantau hingga 40 kilometer dari area terbakar.
Kebakaran yang melanda wilayah Los Angeles, termasuk Kebakaran Palisades dan Eaton, telah menghanguskan ribuan rumah dan bisnis. Material yang terbakar ini tidak hanya mengubah barang sehari-hari menjadi abu berbahaya yang mengandung pestisida, asbes, plastik, dan logam berat, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran besar mengenai dampaknya terhadap kehidupan laut. Quinn mengungkapkan, “Kami belum pernah melihat konsentrasi rumah dan bangunan yang terbakar begitu dekat dengan laut.”
Dampak kebakaran terhadap perairan tidak boleh dianggap remeh. Abu dan limbah beracun bisa membuat air tidak aman untuk digunakan oleh peselancar dan perenang, terutama setelah hujan yang bisa membawa bahan kimia dan sampah ke laut. Tidak hanya itu, para ilmuwan khawatir tentang bagaimana kontaminan perkotaan tersebut dapat mempengaruhi pasokan makanan di masa depan. Fenomena cuaca ekstrem seperti sungai atmosfer dan tanah longsor yang melanda Los Angeles minggu lalu hanya menambah ketidakpastian di wilayah tersebut.
Para peneliti dari Scripps Institution of Oceanography, Universitas California, San Diego, mendeteksi keberadaan abu dan limbah di perairan sejauh 161 kilometer dari pantai. Saat kebakaran, angin kencang membawa asap dan abu jauh melampaui area kebakaran, dan peneliti melaporkan bahwa aroma yang tercium tidak seperti asap perapian biasa, tetapi lebih mirip bau elektronik yang terbakar.
Ada berbagai faktor yang mengkhawatirkan terkait dengan pencemaran perairan pasca kebakaran, antara lain:
1. Kontaminasi akibat aliran hujan yang membawa limbah dan bahan berbahaya ke laut.
2. Kemungkinan adanya nutrisi berlebih seperti nitrogen dan fosfat dari material terbakar yang dapat masuk ke dalam ekosistem laut.
3. Meningkatnya risiko tanah longsor yang dapat membawa lebih banyak limbah berbahaya ke dalam lautan.
Pihak berwenang Los Angeles County, dengan dukungan agensi terkait, telah mengambil langkah-langkah pencegahan dengan memasang ribuan kaki penghalang beton dan karung pasir untuk mencegah puing-puing masuk ke pantai. Selain itu, Dewan Pengawas Kabupaten LA baru-baru ini mengadopsi tindakan untuk meminta bantuan negara bagian dan federal dalam memperluas program pembersihan pantai dan pengujian air laut.
Pengujian air yang dilakukan mencakup sampel untuk logam berat seperti arsenik, timbal, dan aluminium, serta senyawa organik volatil berbahaya. Saat ini juga dilakukan sampling terhadap mikroplastik dan poliklorinasi bifenil, senyawa yang diketahui dapat menyebabkan kanker.
Meskipun pengujian awal tidak menunjukkan adanya masalah kesehatan yang signifikan dan beberapa penutupan pantai telah diringankan menjadi anjuran untuk menghindari air, risiko jangka panjang tetap ada. Peneliti seperti Julie Dinasquet berupaya memahami sejauh mana abu berbahaya yang terdispersi di laut, seberapa dalam mereka tenggelam, dan kemana perginya mereka setelah itu.
Kajian lebih lanjut juga sedang dilakukan untuk menentukan apakah kontaminan beracun dari kebakaran akan masuk ke dalam rantai makanan. “Lautan telah lama menyerap polusi dari daratan, tetapi dengan kebakaran dan bencana lainnya, keadaan semakin parah,” ungkap Dinasquet. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak dari kebakaran perkotaan besar terhadap ekosistem yang lebih luas dan pasokan pangan kita.