Keluarga dari tiga pria yang dibebaskan dari penculikan di Gaza pada hari Sabtu lalu mengekspresikan perasaan lega dan sukacita, menurut laporan media Israel. Kembalinya mereka setelah waktu yang panjang dalam situasi yang mengerikan memberi harapan baru bagi keluarga yang sudah lama menunggu. Beberapa detail tentang perjuangan dan keadaan para tahanan pun terungkap setelah kembali ke pelukan keluarga mereka.
Sagui Dekel-Chen, salah satu dari tiga pria tersebut, disambut hangat oleh keluarganya. Menariknya, pria berusia 36 tahun ini akan segera bertemu kembali dengan kedua putrinya, termasuk putri bungsunya yang baru lahir lebih dari setahun lalu saat dia masih ditahan. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh forum keluarga tahanan, mereka menyatakan, “Hati kami sangat sakit karena semua yang telah dia lewatkan.” Situasi ini menggambarkan betapa besar kerinduan yang dialami oleh dekade keluarga yang menunggu momen ini.
Di sisi lain, Iair Horn, yang tampaknya mengalami penurunan berat badan yang signifikan selama masa penahanan, juga disambut dengan haru. “Iair kami telah pulang setelah selamat dari neraka di Gaza,” ungkap keluarganya yang masih menunggu kembalinya saudaranya yang lain. Keprihatinan tentang kondisi fisik para tahanan jadi sorotan utama di tengah sukacita yang dirasakan.
Sasha Troufanov, pria berusia 29 tahun lainnya yang dibebaskan, juga menjadi fokus perhatian. Keluarganya merasa sangat bersyukur atas kembalinya dia setelah 498 hari terkurung. Dalam pernyataan mereka, mereka mengatakan, “Kami begitu terharu dan bersyukur atas kembalinya Sasha ke rumah.” Namun, tragedi menyelimuti kebahagiaan tersebut karena Troufanov dilaporkan mengalami cedera tembak di kedua kakinya saat diculik, dan keluarganya masih tidak mengetahui apakah dia menyadari bahwa ayahnya telah meninggal dalam insiden berdarah tersebut.
Informasi lebih lanjut menunjukkan bahwa banyak anak-anak lainnya masih menunggu kembalinya ayah-ayah mereka yang diculik pada 7 Oktober 2023. Keluarga-keluarga ini masih dalam ketidakpastian dan harapan, menantikan hari di mana seluruh anggota keluarga mereka bisa bersatu kembali.
Keluarga para tahanan yang dibebaskan semakin terbuka mengenai pengalaman pahit yang mereka alami selama masa penahanan. Sejumlah besar anak-anak dan kerabat lainnya menunjukkan ikatan emosional yang mendalam, yang dialami banyak keluarga di Israel selama konflik ini. Pemberitaan media Israel menyoroti kesedihan yang mendalam dari setiap kisah di balik kembalinya ketiga pria ini.
Menghadapi berita bahagia, tidak semua keluarga merasakan kedamaian. Mereka yang masih menunggu dengan cemas, menghadapi ketidakpastian yang mengganggu, serta memikirkan apakah ada kemungkinan bagi anggota keluarga mereka yang lain untuk kembali.
Kisah ini mencerminkan kerumitan emosi yang dialami oleh pihak-pihak yang terlibat. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya dukungan komunitas dalam masa-masa sulit. Banyak warga Israel bersatu dalam harapan bahwa semua yang diculik dapat segera kembali dengan selamat.
Para relawan, organisasi kemanusiaan, dan masyarakat luas telah bersatu dalam upaya membantu keluarga dengan memberikan dukungan emosional dan material. Kembalinya tiga pria ini merupakan langkah kecil menuju harapan yang lebih besar bagi setiap keluarga yang belum mendapatkan berita baik.
Dalam konteks yang lebih luas, proses penyelesaian konflik dan diratanya dialog antara pihak-pihak berwenang menjadi semakin mendesak. Sementara itu, untuk keluarga yang merayakan berita gembira ini, momen ini menjadi sangat berharga dan dipenuhi dengan kebahagiaan yang tak ternilai.