Pemegang Saham Apple Tolak Larangan Program Diversitas!

Pada pertemuan pemegang saham tahunan yang digelar pada hari Selasa, pemegang saham Apple memberikan suara menolak proposal untuk menghentikan program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) yang telah dibangun perusahaan. Penolakan ini terjadi di tengah tren sejumlah perusahaan besar yang telah merombak atau menghapus inisiatif serupa seusai perintah eksekutif mantan Presiden Donald Trump yang mengharuskan lembaga pemerintah federal untuk membubarkan program DEI.

Proposal yang diajukan oleh National Center for Public Policy Research, sebuah lembaga pemikir konservatif, berargumen bahwa keputusan terbaru Mahkamah Agung AS telah menimbulkan kekhawatiran hukum yang signifikan terkait program DEI. Mereka menyebutkan adanya peningkatan jumlah gugatan yang berhubungan dengan DEI, yang membuat beberapa perusahaan berpikir ulang tentang keberlanjutan inisiatif mereka. Kelompok ini mengklaim bahwa platform DEI Apple bisa membuat perusahaan rentan terhadap litigasi dari karyawan.

Sebelum pemungutan suara, Apple mengeluarkan pernyataan penentangan terhadap proposal tersebut, menyatakan bahwa langkah tersebut tidak perlu karena perusahaan sudah memiliki program kepatuhan yang mapan. Apple menekankan bahwa proposal itu secara tidak tepat berusaha membatasi kemampuan perusahaan untuk mengelola operasi bisnis, tim, dan strategi mereka secara biasa.

Tindakan menolak pembubaran program DEI ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan, mengingat dukungan yang diberikan oleh investor terhadap rekomendasi dari Institutional Shareholder Services, sebuah firma penasihat pemungutan suara, yang mendorong agar pemegang saham tidak mendukung penghapusan kebijakan DEI perusahaan. Angka pemungutan suara yang tepat tidak diungkapkan, namun jelas bahwa mayoritas pemegang saham Apple setuju dengan pentingnya menjaga komitmen terhadap keberagaman dan inklusi.

Apple bukanlah satu-satunya yang menghadapi tantangan terkait program DEI. Costco Wholesale telah mengalami situasi serupa, di mana pemegang sahamnya dengan tegas menolak proposal serupa di awal tahun, mencatat 98% suara menolak. Ketua Costco, Hamilton Tony James, menyatakan bahwa kesuksesan perusahaan bergantung pada lebih dari 300.000 karyawan, dan tindakan inklusi sangat penting untuk membuat mereka merasa dihargai.

Di sisi lain, beberapa perusahaan besar lainnya, seperti Walmart, Target, dan Chevrolet, telah melakukan perubahan signifikan terhadap kebijakan DEI mereka. Adapula Goldman Sachs yang tidak lagi mewajibkan perusahaan yang mereka bawa ke publik untuk memiliki setidaknya dua anggota dewan yang beragam. Di Silicon Valley, perusahaan seperti Meta dan Google juga telah secara drastis mengurangi program DEI mereka, bertolak belakang dengan langkah Apple yang tetap teguh.

Situasi ini menunjukkan adanya pergeseran sikap di kalangan pemegang saham dan pengambil keputusan di berbagai perusahaan terkait keberlanjutan program DEI. Apple, dengan keputusan ini, menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan inisiatif keberagaman ini.

Sebagai bagian dari komitmennya, Apple baru-baru ini mengumumkan rencana investasi sebesar $500 miliar di Amerika Serikat dalam lima tahun ke depan, yang mencakup perekrutan 20.000 pekerja baru dan produksi server AI. Langkah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan perusahaan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor teknologi yang terus berkembang.

Dengan keputusan tersebut, Apple telah menggarisbawahi pentingnya keberagaman dan inklusi sebagai bagian integral dari strategi bisnisnya, yang sejalan dengan persepsi bahwa keberagaman tidak hanya meningkatkan budaya perusahaan, tetapi juga berkontribusi pada inovasi dan performa keseluruhan.

Exit mobile version