OPINI: Mengungkap Dampak Penghiliran AI dalam Kehidupan Kita

Paris AI Action Summit yang berlangsung pada 6-11 Februari lalu menghadirkan momen penting dalam perdebatan global mengenai kecerdasan artifisial (AI). Lima puluh delapan negara, termasuk Indonesia, China, Prancis, India, dan Uni Eropa, sepakat untuk menandatangani komitmen yang menekankan pentingnya pengembangan AI yang terbuka, inklusif, dan etis. Namun, absennya Amerika Serikat (AS) dan Inggris dari kesepakatan ini menunjukkan perbedaan pandangan yang signifikan. Keduanya memilih pendekatan yang lebih fleksibel terhadap regulasi AI untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Pilihan ini memperburuk kompleksitas geopolitik yang ada dalam perlombaan teknologi AI saat ini.

Perdebatan mengenai AI bukan hanya soal teknologi; ia juga berkaitan erat dengan kekuasaan ekonomi global. Strategi AS dan Inggris untuk menegaskan dominasi mereka dalam pengembangan AI, merilis inisiatif seperti Project Stargate yang dipimpin oleh OpenAI, Oracle, dan SoftBank dengan nilai investasi sebesar US$500 miliar, menciptakan tantangan bagi negara-negara lain yang berusaha mengejar ketertinggalan. Di sisi lain, perusahaan rintisan China, DeepSeek, dengan produknya DeepSeek-R1, membuktikan bahwa inovasi tetap dapat terjadi meskipun dalam batasan teknologi yang ketat akibat embargo.

Berbekal data dari berbagai riset, diperkirakan bahwa ekonomi AI akan menyumbang 12% terhadap pertumbuhan PDB Indonesia, setara dengan US$366 miliar pada tahun 2030. Sebagai perbandingan, ekonomi AI di China akan mencapai US$15 triliun, sementara di AS diperkirakan menembus US$15,7 triliun pada tahun yang sama. Data ini menunjukkan betapa pentingnya posisi AI dalam perekonomian global dan bagaimana negara-negara harus bersaing untuk memanfaatkan potensi tersebut dengan kebijakan yang tepat.

Menghadapi tantangan ini, Indonesia harus mengadopsi pendekatan penghiliran AI sebagai bagian dari kebijakan sovereign AI. Strategi ini akan menjadi tulang punggung kebijakan AI kita, memberikan kontrol penuh atas data dan teknologi yang digunakan. Pendekatan tersebut berupaya untuk tidak hanya meningkatkan keamanan dan kedaulatan data, melainkan juga untuk memperkuat daya saing AI dan ekonomi secara keseluruhan. Dalam konteks tersebut, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:

1. Pengembangan model AI berbahasa Indonesia dan lokal. Dengan fokus pada konteks lokal, solusi AI yang dihasilkan akan lebih relevan dan efektif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Dukungan terhadap inisiatif lokal seperti platform Sahabat-AI yang diluncurkan oleh Indosat dan NVIDIA. Ini merupakan langkah positif dalam menciptakan layanan dan aplikasi berbasis AI yang memahami nuansa budaya dan kebutuhan masyarakat setempat.

3. Investasi dalam infrastruktur data center dengan kapabilitas AI di Indonesia. Pentingnya memiliki infrastruktur di dalam negeri agar semua pengolahan data strategis dilakukan secara lokal, sesuai dengan regulasi yang ada.

4. Kolaborasi internasional untuk pengembangan teknologi. Proyek seperti AI for Bharat antara India dan Indonesia menunjukkan bahwa kerjasama dapat mempercepat inovasi dan penyebaran teknologi AI yang lebih inklusif dan bermanfaat.

5. Kebijakan yang mendukung pengelolaan data strategis dan milik publik. Kejelasan regulasi mengenai pemanfaatan dan pengolahan data lokal sangat penting agar visi penghiliran AI dapat terwujud.

6. Edukasi dan pengembangan talenta di bidang AI. Kerja sama dengan institusi pendidikan untuk menghadirkan kurikulum yang relevan dan berorientasi pada pengembangan AI akan sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang.

Semua langkah ini menggambarkan semangat penghiliran AI yang diperlukan agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain dominan dalam ekonomi AI global. Dengan memaksimalkan potensi lokal dan menjalin kerjasama internasional, Indonesia berpeluang untuk mengembangkan teknologi berbasis AI yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ke depan, penghiliran AI akan menjadi kunci agar negara ini tetap relevan dalam revolusi teknologi yang semakin cepat, sejalan dengan tren global yang mengarah ke pengembangan koneksi yang lebih kompleks antara teknologi, ekonomi, dan masyarakat.

Berita Terkait

Back to top button