Bisnis

OJK Ungkap Alasan Kredit UMKM Tumbuh Cekak di 2024

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada akhir tahun 2024 hanya mencapai 3,0% secara tahunan (YoY), dengan total mencapai Rp1.405 triliun. Persentase ini menjadi yang terendah sepanjang tahun 2024 dan mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh sektor UMKM dalam mendapatkan akses pembiayaan yang memadai. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa pengukuran kontribusi sektor jasa keuangan terhadap UMKM tidak seharusnya hanya dilihat dari sisi pembiayaan perbankan saja.

Dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), Mahendra menjelaskan bahwa pertumbuhan yang signifikan juga terlihat pada industri pinjaman daring dan produk keuangan baru, seperti "buy now pay later", yang mengalami pertumbuhan dua digit baik di perbankan maupun perusahaan pembiayaan.

Berikut adalah faktor-faktor yang mengakibatkan pertumbuhan kredit UMKM yang cekak pada tahun 2024:

  1. Beragam Pilihan Pembiayaan: Penyaluran dana ke sektor UMKM tidak hanya bergantung pada kredit perbankan. Berbagai produk keuangan alternatif, seperti pinjaman daring dan crowdfunding, turut berperan dalam pendanaan yang dibutuhkan oleh UMKM.

  2. Edukasi dan Literasi Keuangan: OJK menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat dan konsumen mengenai produk dan layanan keuangan. Pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana memanfaatkan berbagai produk keuangan dapat meningkatkan akses UMKM terhadap sumber daya yang diperlukan.

  3. Target Pertumbuhan yang Realistis: Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa target pertumbuhan kredit UMKM untuk tahun ini ditetapkan di kisaran 9%. Angka ini diharapkan dapat dievaluasi secara berkala untuk memastikan pencapaian yang sehat dan berkelanjutan.

  4. Kondisi Recovery yang Beragam di Sektor: Dian juga menjelaskan bahwa laju pemulihan perekonomian bervariasi antara satu sektor dengan sektor lainnya. Sektor perdagangan besar dan eceran diprediksi menjadi penyumbang utama dalam pertumbuhan kredit UMKM, dengan kontribusi hingga 45,94%. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyusul dengan kontribusi 17,81%.

Dari data yang diperoleh, skala usaha mikro menunjukkan pertumbuhan kredit yang minim, yaitu hanya 0,8% YoY, dengan total nilai mencapai Rp635,7 triliun pada Desember 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 3,1% pada bulan sebelumnya. Sementara itu, kredit untuk usaha kecil tumbuh sebanyak 7% YoY, meskipun mengalami penurunan dari 7,2% pada bulan sebelumnya, dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp456,2 triliun.

Untuk skala usaha menengah, terdapat sedikit harapan dengan pertumbuhan kredit sebesar 1,9% YoY pada akhir tahun 2024, setelah sebelumnya menunjukkan angka negatif sebesar 0,9% pada bulan November. Total pembiayaan yang disalurkan untuk usaha menengah mencapai Rp313,1 triliun.

Dengan adanya rencana OJK untuk meningkatkan pemberian kredit UMKM, diharapkan sektor ini nantinya dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. Namun, menjadi tantangan bagi OJK dan lembaga keuangan untuk menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan yang sehat, dan tidak hanya berfokus pada angka pertumbuhan semata. OJK berkomitmen untuk terus memonitor dan mengevaluasi performa kredit di sektor ini agar pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan bisa tercapai di masa depan.

Hendrawan adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button