Netflix mengumumkan hasil keuangan kuartal pertama yang kuat pada hari Kamis, menandai laporan pertama perusahaan tanpa menyertakan jumlah pelanggan. Dalam laporan tersebut, Netflix melaporkan pendapatan sebesar $10,54 miliar, yang sedikit lebih tinggi dari ekspektasi analis yang diperkirakan mencapai $10,5 miliar. Pendapatan ini menunjukkan kinerja yang solid untuk perusahaan yang kini berfokus pada memberikan lebih banyak dari sekadar angka pelanggan.
Meskipun tidak merilis angka spesifik mengenai jumlah pelanggan baru yang didapatkan, Netflix tetap menunjukkan bahwa usaha mereka untuk mengurangi berbagi kata sandi berhasil. Dalam beberapa kuartal terakhir, perusahaan ini berhasil menambah lebih banyak pelanggan baru dibandingkan yang diperkirakan oleh para analis. Ini sebagian besar didorong oleh kebijakan baru yang mendorong pengguna yang sebelumnya menggunakan akun milik teman atau keluarga untuk mendaftar sendiri.
Dalam laporan tersebut, Netflix juga melaporkan pendapatan operasional sebesar $3,3 miliar, jauh di atas estimasi Bloomberg yang sejumlah $3 miliar. Laba per saham mencapai $6,61, yang merupakan kenaikan signifikan dibandingkan dengan estimasi awal sebesar $5,68. Hasil ini memberikan kepercayaan diri kepada investor, sehingga saham Netflix naik 3% dalam perdagangan setelah jam kerja.
Salah satu perubahan besar dalam laporan ini adalah keputusan Netflix untuk tidak lagi mengeluarkan pembaruan kuartalan yang berkaitan dengan jumlah pelanggan. Ini menandai sebuah langkah strategis dari Netflix. Menurut Ross Benes, analis di EMARKETER, langkah ini diambil Netflix untuk menghindari pengawasan yang ketat seiring dengan menurunnya angka pertumbuhan pelanggan. “Era pembajakan streaming sudah berakhir selamanya,” katanya, mengacu pada iklim pasar yang kini lebih bersaing.
Sebagai ganti informasi tentang pelanggan, para analis kini mengharapkan detail mengenai penjualan iklan dan rencana Netflix mengenai konten olahraga dan pencipta. Ted Sarandos, co-CEO Netflix, mengungkapkan bahwa podcast video bisa menjadi format baru yang akan dimasukkan ke dalam layanan streaming mereka. Ini menunjukkan komitmen Netflix untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan permintaan pasar.
Netflix juga meluncurkan platform iklan pada 1 April dan memastikan bahwa mereka berada di jalur yang benar untuk menerapkannya di negara-negara lain yang menawarkan iklan dalam waktu dekat. Greg Peters, co-CEO lainnya, menegaskan bahwa meskipun ada kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi, Netflix tidak melihat pengiklan mengurangi anggaran mereka. “Kami tidak melihat dampak besar selama periode sulit ini,” katanya.
Dalam jangka panjang, Netflix memiliki rencana ambisius dengan menargetkan nilai pasar sebesar $1 triliun pada tahun 2030. Namun, Sarandos mengingatkan bahwa pembicaraan internal tentang target bukanlah panduan resmi perusahaan untuk pembaruan finansial ke depan. Ini menunjukkan bahwa meskipun optimisme ada, perusahaan tetap berhati-hati dalam menjelaskan proyeksi keuangannya.
Mengingat tren saat ini, banyak analis berpendapat bahwa penonton mungkin akan tetap menonton konten Netflix, atau bahkan lebih banyak lagi, jika kondisi ekonomi global memburuk. Peters menyatakan bahwa konsumen tetap bersedia mengeluarkan uang untuk hiburan, menunjukkan ketahanan Netflix dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Dengan hasil keuangan ini, Netflix menunjukkan bahwa mereka bisa tetap kuat bahkan tanpa fokus pada pertumbuhan jumlah pelanggan, melainkan dengan memperkuat pendapatan melalui inovasi dan peluang baru dalam iklan dan konten. Transformasi ini mungkin menjadi kunci keberhasilan Netflix di pasar yang semakin kompetitif.