
NASA mengumumkan penundaan peluncuran teleskop ruang angkasa terbarunya, SPHEREx, yang dirancang untuk mencari bahan-bahan kunci kehidupan di Galaksi Bima Sakti, bersama dengan misi yang berfokus pada matahari, PUNCH. Rencana peluncuran awalnya dijadwalkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base di California pada hari Sabtu malam, namun kini harus ditunda.
Kedua misi ini memiliki tujuan yang berbeda, tetapi peluncuran PUNCH sebagai rideshare dengan SPHEREx bertujuan untuk mengoptimalkan biaya dan meningkatkan eksplorasi ilmiah. "Waktu tambahan ini akan memungkinkan tim untuk melanjutkan pemeriksaan roket sebelum peluncuran," ungkap NASA dalam pernyataannya. Penjadwalan ulang akan diumumkan setelah konfirmasi waktu yang tepat, dengan beberapa jendela peluncuran masih tersedia hingga April.
Misi SPHEREx, singkatan dari Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization, and Ices Explorer, bertujuan untuk menggali lebih dalam bagaimana alam semesta telah berevolusi dan untuk menemukan asal mula bahan-bahan yang diperlukan untuk kehidupan. Teleskop ini diharapkan beroperasi selama lebih dari dua tahun mengorbit Bumi pada ketinggian 650 km, mengumpulkan data tentang lebih dari 450 juta galaksi dan lebih dari 100 juta bintang di galaksi kita.
Sementara itu, PUNCH, atau Polarimeter to Unify the Corona and Heliosphere, terdiri dari empat satelit berukuran koper yang akan mengamati matahari dan heliosfer, area berisi medan magnet dan partikel yang meluas jauh melampaui orbit Pluto. Misi ini akan memberikan pengamatan tiga dimensi global tentang transisi atmosfer luar matahari menjadi angin matahari.
Berikut adalah beberapa aspek penting dari misi SPHEREx dan PUNCH yang diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi sains luar angkasa:
SPHEREx:
- Memetakan distribusi galaksi untuk memahami fenomena kosmik inflasi.
- Menggunakan cahaya inframerah untuk meningkatkan pengamatan bintang dan galaksi.
- Mencari bukti keberadaan air dan senyawa penting lainnya di awan gas dan debu tempat bintang dan planet terbentuk.
- PUNCH:
- Mengamati atmosfer panas matahari dan transisi ke angin matahari.
- Mengukur dampak angin matahari terhadap sistem tata surya kita dan memprediksi cuaca luar angkasa.
- Menggunakan kamera berpolarisasi untuk membuat peta fitur-fitur dalam korona matahari.
Sebagai bagian dari strategi NASA, peluncuran kedua misi tersebut diharapkan dapat mempercepat eksplorasi sains dengan biaya yang lebih rendah. Seperti yang disampaikan Dr. Nicky Fox, kepala Departemen Misi Ilmiah NASA, misi-misi ini akan menyediakan lebih banyak data ilmiah dengan memanfaatkan kesempatan peluncuran bersamaan.
SPHEREx dan PUNCH berfungsi saling melengkapi, di mana SPHEREx akan beroperasi sebagai teleskop survei dengan cakupan luas, sedangkan teleskop yang lebih canggih seperti James Webb dan Hubble dapat digunakan untuk mengamati detail lebih spesifik dari objek menarik yang ditemukan oleh SPHEREx. Ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk menghubungkan detail halus dengan gambaran besar dalam penelitian luar angkasa.
Ketika SPHEREx mulai berfungsi, misi ini akan menjadikan dirinya sebagai alat yang sangat berharga untuk mencari dan memahami lingkungan asali yang mendukung kehidupan di luar Bumi, sekaligus memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang dinamika dan aktivitas matahari melalui misi PUNCH. Baik SPHEREx maupun PUNCH diharapkan dapat memberikan temuan-temuan yang akan memperluas wawasan manusia tentang alam semesta.