Seorang migran yang berasal dari Kuwait dilaporkan meninggal dunia saat berusaha menyeberangi Selat Inggris dengan menggunakan perahu kecil dari Prancis utara menuju Inggris. Menurut otoritas maritim Prancis, insiden tragis ini terjadi pada hari Sabtu lalu, ketika pria berusia enam puluhan tersebut mengalami serangan jantung di atas perahu yang juga membawa beberapa migran lainnya.
Perahu yang membawa pria tersebut memulai perjalanan dari Calais, Prancis, namun kembali ke pantai dengan cepat setelah salah satu penumpangnya mengalami keadaan kritis. Meskipun upaya penyelamatan oleh polisi dan paramedis dilakukan, pria tersebut dinyatakan meninggal di lokasi kejadian. Ini merupakan kematian keenam yang tercatat akibat usaha melintasi Selat Inggris sepanjang tahun ini.
Beberapa rincian lain mengungkapkan bahwa perahu tersebut dalam kondisi “cukup berat” dalam muatannya, namun otoritas tidak merilis informasi lengkap mengenai jumlah penumpang yang ada di atasnya. Menariknya, minggu lalu lebih dari 1.600 migran berhasil menyeberangi Channel dengan perahu kecil, termasuk 51 orang yang tiba hanya pada hari Jumat.
Tahun ini, setidaknya 3.720 orang telah melakukan perjalanan melintasi selat tersebut, meningkat 11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Jumlah kematian migran yang mencolok terjadi pada tahun 2024, di mana 78 orang dilaporkan meninggal saat mencoba mencapai Inggris dengan perahu kecil, menandai angka tertinggi sejak perjalanan pertama terjadi pada tahun 2018.
Berdasarkan data dari Kantor Perjuangan Melawan Perdagangan Manusia, kematian ini menunjukkan perlunya tindakan yang lebih tegas dari pemerintah untuk menghentikan penyelundupan manusia yang semakin marak. Dalam pernyataannya pada hari Jumat, Kementerian Dalam Negeri Inggris menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk mengakhiri perjalanan berbahaya dengan perahu kecil yang dapat mengancam nyawa dan merusak keamanan perbatasan.
Sejumlah langkah telah diambil oleh pemerintah Inggris dan Prancis untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk memperketat patroli di pantai-pantai Prancis, mencegat perahu kecil dan menahan para penyelundup yang terlibat. Dalam pertemuan pada 27 Februari, Sekretaris Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper, bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau, untuk menyepakati berbagai langkah baru dalam memerangi jaringan penyelundupan manusia. Langkah-langkah tersebut mencakup pembentukan unit polisi intelijen dan yudisial khusus di Dunkirk untuk mempercepat penangkapan dan penuntutan terhadap para penyelundup.
Selain itu, pelatihan untuk pilot drone juga tengah dilakukan guna membantu mencegat perahu-perahu sebelum mereka mencapai laut. Namun demikian, pihak berwenang Prancis menyatakan bahwa mereka akan menghentikan migran di darat, tetapi tidak akan mengambil tindakan saat mereka sudah berada di laut.
Kondisi ini mencerminkan tantangan yang semakin meningkat dalam menangani isu migrasi di Selat Inggris. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak migran berusaha menembus batas berbahaya ini demi mencari kehidupan yang lebih baik di Inggris, meskipun risiko kehilangan nyawa sangat tinggi. Situasi ini memerlukan penanganan yang lebih komprehensif dan kolaboratif antara kedua negara untuk meraih solusi yang lebih manusiawi dan efektif.