
Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan angka kematian akibat rokok yang mengkhawatirkan, yaitu mencapai 30% atau sekitar 17,3 juta orang di seluruh dunia. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat, dengan proyeksi mencapai 23,3 juta orang pada tahun 2030. Di Indonesia, masalah ini semakin serius, mengingat penyakit kardiovaskular, yang sering kali disebabkan oleh merokok, menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian, mencapai 80% di negara ini.
Menghadapi tantangan besar ini, pemerintah Indonesia bersama organisasi kesehatan terus melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian akibat rokok. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyatakan bahwa salah satu strategi yang diambil adalah dengan memanfaatkan metode alternatif sebagai solusi untuk mengurangi risiko kesehatan dari kebiasaan merokok.
Metode tersebut dikenal dengan nama Tobacco Harm Reduction (THR). Melalui pendekatan ini, perokok didorong untuk beralih ke produk tembakau yang lebih aman, seperti rokok elektrik, yang dapat mengurangi paparan terhadap bahan berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran tembakau. Penelitian menunjukkan bahwa produk alternatif dapat mengurangi risiko hingga 95% dibandingkan dengan rokok tradisional.
Dalam konteks ini, pentingnya dialog antar pemangku kepentingan juga ditekankan. Prof. Tikki Pangestu, mantan Direktur Riset Kebijakan WHO, menekankan bahwa kolaborasi yang kuat antara peneliti, akademisi, dan komunitas harm reduction semakin diperlukan. Beberapa langkah yang disarankan untuk mendukung pengurangan dampak rokok adalah:
- Peningkatan Penelitian: Lebih banyak penelitian berkualitas tinggi diperlukan untuk memahami risiko dan manfaat dari produk alternatif tembakau.
- Promosi Kesadaran: Edukasi tentang penggunaan produk alternatif yang lebih aman harus digalakkan di masyarakat.
- Regulasi yang Mendukung: Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung penggunaan produk tembakau alternatif, tidak hanya untuk kesehatan publik, tetapi juga untuk uang negara dari pajak tembakau.
- Pendanaan Riset: Dukungan finansial untuk penelitian tentang THR dapat membantu menghasilkan data yang dapat diandalkan untuk pengambilan kebijakan.
Tercatat bahwa metode Tobacco Harm Reduction berpotensi untuk menyelamatkan lebih dari 4,6 juta jiwa pada tahun 2060, menurut laporan Lives Saved Report oleh Global Health Consults. Meski demikian, studi jangka panjang mengenai manfaat kesehatan dari komutasi ke THR masih behöver dan akan menjadi fokus dalam penelitian mendatang.
Di sisi lain, dr. Ronny Lesmana dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung mengingatkan bahwa meskipun usaha untuk menghentikan kebiasaan merokok dilakukan secara masif, hasil yang didapat masih belum signifikan. Oleh karena itu, upaya bersama dari seluruh aspek harus terus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengurangan bahaya merokok, demi kesehatan masyarakat.
Dari segi kebijakan, Kemenkes telah merilis layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) untuk memberikan dukungan kepada perokok yang ingin menghentikan kebiasaan mereka. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang produk tembakau, bersama dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024, yang mengatur penggunaan rokok elektrik, adalah langkah nyata pemerintah dalam mengendalikan penggunaan rokok di Indonesia.
Dengan pendekatan menyeluruh dan perhatian pada aspek kesehatan, sosial, serta ekonomi, Indonesia memiliki potensi untuk menurunkan angka kematian akibat rokok secara signifikan melalui pemanfaatan metode alternatif. Inisiatif ini perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan berfokus pada kesehatan masyarakat yang lebih baik.