Literasi

Menjelajahi Penyebab Diskalkulia: Aspek Psikologis Anak

Penyebab Diskalkulia Secara Umum dan Aspek Psikologis Anak

Diskalkulia adalah salah satu jenis kesulitan belajar yang sering kali diabaikan oleh orang tua dan pendidik. Masalah ini biasanya terfokus pada keterampilan matematis anak, di mana anak-anak dengan diskalkulia menunjukkan kesulitan yang nyata dalam memahami dan menguasai konsep-konsep matematika, meskipun mereka memiliki inteligensi yang normal atau bahkan di atas rata-rata. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab diskalkulia, serta aspek psikologis yang sering menyertainya pada anak-anak.

Gambaran Umum Anak-Anak Diskalkulia

Penting untuk dipahami bahwa anak-anak yang mengalami diskalkulia tidak memiliki gangguan pada fungsi penglihatan atau pendengarannya, tetapi sering kali mereka mengalami kesulitan dalam memproses informasi yang berhubungan dengan angka dan simbol. Mereka memiliki persepsi yang salah, terutama di bidang pelajaran matematika. Meskipun memiliki inteligensi yang normal atau tinggi, mereka menghadapi tantangan yang unik dalam mempelajari matematika.

Anak-anak diskalkulia biasanya memerlukan intervensi dan pemahaman yang lebih dalam tentang kondisi mereka agar potensi yang mereka miliki dapat berkembang dengan optimal. Diagnosis awal dan pendekatan yang tepat dari orang tua dan guru dapat membantu mereka untuk mengatasi kesulitan belajar ini.

Pengertian Diskalkulia

Menurut Lily Sidiarto, diskalkulia merupakan kondisi di mana anak memiliki ketidakmampuan untuk melakukan perhitungan dengan baik akibat gangguan di sistem saraf pusat. Dalam beberapa kasus, anak dapat menunjukkan kesulitan dalam berbagai aspek, mulai dari pengenalan angka hingga pengoperasian aritmetika. Diskalkulia membuat anak kesulitan dalam membedakan simbol-simbol matematika, memahami konsep angka, dan menghafal operasi dasar seperti penjumlahan dan pengurangan.

Ciri-Ciri Anak Mengalami Diskalkulia

American Psychiatric Association menyebutkan beberapa ciri-ciri yang biasanya muncul pada anak yang mengalami diskalkulia. Ciri-ciri ini meliputi:

  1. Linguistic Skill: Kesulitan dalam menyebutkan nama atau simbol matematika.
  2. Perceptual Skill: Kesulitan dalam mengamati atau membaca simbol aritmetika.
  3. Attention Skill: Kesulitan dalam menyusun angka-angka dengan benar atau terbalik dalam menulis angka.
  4. Mathematical Skill: Kesulitan mengikuti langkah-langkah dalam menghitung atau mempelajari tabel angka.

Tipe-Tipe Diskalkulia

Ada empat tipe diskalkulia yang sering diidentifikasi:

  1. Tipe Lemah dalam Logika: Anak kesulitan membedakan ukuran dan bentuk serta sering menulis angka dengan cara yang membingungkan.
  2. Tipe Lemah dalam Perencanaan: Anak tidak bisa menganalisis masalah sederhana, sehingga sulit untuk menyelesaikan perhitungan.
  3. Tipe Tekun dalam Tugas: Meskipun berusaha keras, anak tetap menghasilkan jawaban yang salah.
  4. Tipe Ketidakmampuan untuk Menghitung Sederhana: Anak tidak mampu melakukan operasi dasar seperti penjumlahan dan pengurangan.

Jenis Kesulitan Anak Diskalkulia

Jenis kesulitan yang dialami anak-anak dengan diskalkulia bervariasi, seperti:

  • Kesulitan dalam menganalisis dan menyelesaikan soal berhitung.
  • Kebingungan dalam menggunakan simbol (+, -, x).
  • Kesulitan dalam menuliskan angka sesuai dengan nilai tempatnya.
  • Tulisan yang tidak rapi dan kesulitan untuk mengemukakan urutan angka.

Aspek Sosial dan Emosi Anak Diskalkulia

Anak-anak yang mengalami diskalkulia sering kali kesulitan dalam menjalin hubungan sosial. Meskipun mereka ingin bergaul dengan teman-teman, perilaku mereka yang labil, cepat marah, dan agresif sering kali membuat mereka dijauhi. Misalnya, mereka mungkin berperilaku merusak atau tidak disiplin di lingkungan sekolah, sehingga dianggap anak nakal.

Anak diskalkulia sering mengalami hambatan dalam perkembangan sosial mereka karena tingkat perhatian dan konsentrasi yang rendah. Mereka kerap kali tidak betah duduk diam dan cenderung mondar-mandir ketika tidak ada pengawasan. Perubahan emosi yang cepat dan agresivitas ini juga berkontribusi terhadap penilaian negatif dari teman-teman sebaya.

Aspek Psikologis Anak Diskalkulia

Hasil penelitian tentang anak diskalkulia menunjukkan bahwa mereka memiliki inteligensi yang beragam. Sebagai contoh, analisis berdasarkan WISC menunjukkan bahwa anak diskalkulia dapat memiliki skor tinggi di bidang tertentu, tetapi rendah dalam keterampilan berhitung. Ini menunjukkan bahwa walaupun mereka memiliki potensi, ada hambatan yang signifikan dalam proses belajar mereka.

Salah satu aspek psikologis yang penting adalah bagaimana anak diskalkulia menyikapi kesulitan mereka. Terkadang, mereka merasa frustrasi dan cemas berlebihan mengenai pelajaran matematika. Dalam beberapa kasus, penguatan positif dari orang tua dan guru sangat diperlukan untuk membantu anak-anak ini merasa lebih percaya diri dan terlibat dalam proses belajar.

Cara Menuntun Anak Diskalkulia

Pendekatan yang tepat dalam menuntun anak diskalkulia sangat penting. Berikut adalah beberapa rekomendasi:

  1. Membuat program pembelajaran yang dirancang khusus untuk anak dengan diskalkulia.
  2. Menggunakan permainan edukatif yang berkaitan dengan matematika untuk menarik perhatian anak.
  3. Memberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan matematika lebih sering dibandingkan siswa lainnya.
  4. Mengertilah penggunaan alat bantu seperti kertas bergaris atau coret-coretan untuk membantu proses berhitung.
  5. Mendorong anak untuk menggambar permasalahan matematika yang dihadapi.
  6. Menyediakan waktu khusus untuk menghargai usaha dan kemajuan yang telah mereka buat.

Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan emosional yang baik, anak-anak dengan diskalkulia dapat mengatasi kesulitan belajar mereka. Proses belajar dapat menjadi lebih menyenangkan dan berarti jika didukung oleh lingkungan yang penuh pengertian.

Adalah penting bagi orang tua dan pendidik untuk memahami bahwa diskalkulia bukanlah cermin dari kebodohan anak, melainkan suatu tantangan yang membutuhkan kesabaran dan strategi belajar yang sesuai. Keberhasilan dapat dicapai jika anak-anak ini mendapatkan pengertian dan dukungan yang tepat, serta kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan mereka.

Spada adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button