Mengenang Ray Sahetapy: 40 Tahun Berkontribusi di Dunia Film

Salah satu aktor legendaris Indonesia, Ray Sahetapy, meninggal dunia pada 1 April 2025. Berita duka ini diumumkan oleh putranya, Surya Sahetapy, melalui media sosial. Dalam unggahan tersebut, Surya mengungkapkan kecintaannya kepada sang ayah dengan menyatakan, “Selamat jalan, Ayah! We always cherish the memories of our time with you. Titip salam cinta dan kangen ke kak Gisca.” Ray Sahetapy, yang lahir dengan nama lengkap Ferenc Raymond Sahetapy pada 1 Januari 1957, meninggalkan warisan yang tak ternilai berupa lebih dari 80 film yang telah dibintanginya selama empat dekade.

Karier akting Ray dimulai pada tahun 1980 dengan film berjudul "Gadis". Sejak saat itu, ia dikenal sebagai salah satu aktor paling populer dan dihormati di Indonesia, terutama selama masa kejayaan perfilman Indonesia pada 1980-an dan awal 1990-an. Ketenarannya tidak lepas dari ketampanan dan kemampuan aktingnya yang dramatis dan mendalam. Ia sering kali memerankan karakter-karakter yang kompleks dan penuh nuansa.

Sepanjang kariernya, Ray Sahetapy membintangi berbagai film yang menjadi klasik dalam dunia perfilman Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Ponirah Terpidana (1983)
  2. Tatkala Mimpi Berakhir (1987)
  3. Jangan Bilang Siapa-Siapa (1990)

Selain berakting, Ray juga mencoba peruntungannya di dunia tarik suara dengan merilis album "Say…" pada tahun 1985. Album ini diisi dengan dua single hits, yaitu "Satu Kenyataan Lagi" dan "Say…" yang dinyanyikannya berduet dengan sang istri, Dewi Yull. Meskipun berkarier di dunia musik, Ray tetap dikenal sebagai aktor dengan ketokohan yang kuat di layar lebar.

Pada tahun 2006, Ray Sahetapy kembali aktif di dunia perfilman dengan film "Dunia Mereka". Di tahun yang sama, ia terpilih menjadi salah satu ketua dalam kongres Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), menunjukkan pengaruh dan kepemimpinannya dalam industri seni peran tanah air.

Karya-karya Ray diakui dengan sejumlah penghargaan. Ia dinominasikan tujuh kali sebagai aktor terbaik dalam Piala Citra, penghargaan setara Oscar di Indonesia. Prestasi puncaknya terjadi pada tahun 2013 ketika ia meraih penghargaan aktor pendukung terbaik dalam film "The Raid", sebuah film aksi yang membuatnya semakin dikenal di kalangan pecinta film.

Tidak berhenti di sana, Ray juga memenangkan penghargaan yang sama di Festival Film Bandung untuk perannya dalam "Siapa Di Atas Presiden" pada tahun 2015. Penampilannya yang kuat membuktikan bahwa ia tetap relevan di industri yang terus berubah.

Di antara kesempatan yang langka, Ray Sahetapy juga tampil dalam film blockbuster bernama "Captain America: Civil War". Meskipun adegannya tidak dimasukkan dalam versi final film tersebut, kehadirannya menunjukkan betapa luasnya pengaruhnya di dunia film, bahkan sampai ke industri Hollywood.

Kematian Ray Sahetapy meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, rekan-rekan, dan penggemar. Masyarakat tidak hanya kehilangan seorang aktor berbakat, tetapi juga sosok yang telah menginspirasi banyak orang di dunia seni peran Indonesia. Kenangan akan karya-karya dan perannya tetap hidup dalam ingatan jutaan penggemar, dan namanya akan selalu diingat sebagai salah satu pilar perfilman Indonesia. Ray Sahetapy tidak hanya dikenang sebagai aktor, tetapi juga sebagai simbol dedikasi dan kecintaan terhadap seni.

Exit mobile version