Sains

Mengapa Dewasa Perlu Vaksin Booster Campak dan Vaksin Anak Lain?

Berdasarkan data terbaru dari Texas, setidaknya 90 kasus measles (campak) telah dilaporkan dalam beberapa minggu terakhir di bagian barat laut negara bagian tersebut. Menariknya, lima dari mereka yang terinfeksi mengklaim telah divaksinasi. Situasi ini menimbulkan pertanyaan penting di kalangan masyarakat: Apakah orang dewasa perlu mendapatkan vaksin booster untuk campak atau vaksin anak lainnya?

Dr. William Schaffner, seorang ahli penyakit menular dari Vanderbilt University Medical Center, menjelaskan bahwa untuk campak, umumnya tidak perlu mendapatkan vaksin booster bagi sebagian besar orang dewasa yang telah divaksinasi dengan benar saat anak-anak. "Vaksin campak adalah salah satu vaksin yang paling sukses," ungkapnya. Jika seseorang telah menerima dua dosis vaksin campak, gondong, dan rubella (MMR) sesuai jadwal, maka mereka sudah terlindungi seumur hidup.

Namun, Schaffner menekankan bahwa tidak semua vaksin bersifat sama. Beberapa vaksin anak yang rutin memerlukan dosis lanjutan seiring berjalannya waktu, dan oleh karena itu, beberapa orang dewasa mungkin memerlukan booster. Berikut adalah beberapa vaksin yang penting untuk diperhatikan:

  1. Campak: Banyak orang dewasa yang divaksinasi tidak memerlukan booster. Sebagian besar dari mereka yang lahir sebelum tahun 1957 kemungkinan memiliki kekebalan alami terhadap campak dan tidak perlu divaksin. Namun, jika ada yang tidak yakin dengan riwayat vaksinasi mereka dan tinggal di daerah yang mengalami epidemi campak, maka disarankan untuk mendapatkan vaksinasi.

  2. Tetanus: Vaksin tetanus termasuk dalam vaksin kombinasi yang juga melindungi dari difteri dan pertusis. Direkomendasikan agar orang dewasa mendapatkan booster setiap 10 tahun. Jika seseorang tidak yakin sudah mendapatkan vaksin Tdap, pemberian booster juga aman dan wajar.

  3. Pertusis (Batuk Rejan): Sama seperti vaksin tetanus, booster untuk pertusis juga direkomendasikan setiap 10 tahun. Penyakit ini sangat menular dan tingkat infeksinya meningkat dalam beberapa dekade terakhir.

  4. Meningitis: Sebagian besar orang dewasa tidak memerlukan booster untuk meningitis setelah mendapatkan vaksinasi di usia remaja. Namun, orang dengan kondisi khusus seperti penyakit limfoma atau mereka yang hidup tanpa limpa mungkin memerlukan dosis tambahan.

  5. HPV: Tidak ada data yang mendukung kebutuhan booster HPV untuk orang dewasa. Vaksin HPV biasanya diberikan dalam dua dosis untuk pencegahan kanker serviks dan jenis kanker lainnya. Meskipun tidak ada rekomendasi untuk orang dewasa yang lebih tua dari 26 tahun, individu berusia 27-46 bisa berdiskusi dengan dokter mereka mengenai manfaat vaksin.

Meskipun ada kasus-kasus di mana orang yang telah divaksinasi terinfeksi campak, seperti lima orang di Texas, ahli penyakit menular menekankan bahwa ini cukup langka dan umumnya memiliki gejala yang lebih ringan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa campak dapat menyebabkan "amnesia imun," di mana infeksi ini dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproduksi memori imunologis, berpotensi membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi lain.

Pada akhirnya, meski tidak semua vaksin menunjukkan kebutuhan booster di kalangan dewasa, penting untuk tetap memiliki catatan vaksinasi yang jelas, serta mempertimbangkan situasi kesehatan pribadi dan lingkungan. Dengan meningkatnya angka infeksi penyakit menular, tetap waspada dan berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan sangatlah penting untuk melindungi diri dan komunitas.

Hendrawan adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button