
Pengertian Berpikir Sinkronik
Berpikir sinkronik merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis peristiwa masa lalu dengan cara menggali keterkaitan dan berbagai aspek yang memengaruhinya. Istilah “sinkronik” berasal dari bahasa Yunani, dimana “syn” berarti “dengan” dan “khronos” berarti “waktu”. Dengan pengertian tersebut, berpikir sinkronik fokus pada analisis kejadian yang terjadi dalam jeda waktu tertentu, namun menjelajahi aspek-aspek yang lebih luas dari peristiwa tersebut. Misalnya, dalam menganalisis peristiwa kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, kita bisa mempelajari berbagai faktor seperti lokasi kejadian, tokoh yang terlibat, dampak peristiwa, dan lain-lain.
Analisis yang dilakukan dalam berpikir sinkronik bertujuan untuk mendalami kejadian masa lalu dengan cara yang lebih terstruktur. Ini bukan hanya sekedar melihat kronologi saja, tetapi juga mencoba memahami kedalaman dan konteks dari kejadian tersebut. Pendekatan ini dibedakan dari berpikir diakronik yang lebih fokus pada pergerakan waktu dan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Makna Dari Berpikir Sinkronik
Penerapan berpikir sinkronik dalam menganalisis kejadian masa lalu memberikan makna yang signifikan bagi pemahaman kita terhadap sejarah. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk melihat keterkaitan berbagai faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kejadian tersebut. Dengan demikian, kita bisa memahami suatu peristiwa secara holistik dan mendalam. Misalnya, dalam menganalisis situasi politik di Indonesia setelah merdeka, penting untuk melihat tidak hanya kejadian itu sendiri, tetapi juga kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang ada saat itu.
Dengan mengedepankan analisis oluk temporal yang tajam, berpikir sinkronik membawa kita pada pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai situasi yang kompleks. Ini menjadi penting untuk pendidikan dan pembelajaran sejarah agar kita tidak hanya terjebak dalam narasi sederhana, melainkan dapat mengidentifikasi pola serta pelajaran yang dapat diambil dari masa lalu.
Ciri-ciri Berpikir Sinkronik
Ada beberapa ciri khas yang menonjol dalam berpikir sinkronik, yang dapat membantu kita memahami dan mengidentifikasi pendekatan ini. Berikut adalah beberapa ciri-ciri tersebut:
- Mengkaji Kejadian yang Terjadi di Masa Lalu: Fokus utama dari berpikir sinkronik adalah menganalisis kejadian-kejadian yang telah berlalu. Ini dilakukan untuk memahami apa yang telah terjadi secara mendalam.
- Memiliki Sifat Horizontal: Meskipun berfokus pada satu waktu tertentu, analisis yang dilakukan dapat meluas mencakup beragam aspek yang berhubungan dengan peristiwa tersebut, seperti sosial, budaya, dan politik.
- Bersifat Serius dan Lebih Sulit: Proses analisis yang mendalam dan detail menuntut pemahaman yang lebih serius; analisis ini dapat menjadi tantangan karena keberagaman stratifikasi dari peristiwa yang diteliti.
- Titik Berat Kajian pada Struktur: Dalam melakukan analisis, banyak perhatian diberikan pada struktur sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk melihat secara jelas bagaimana elemen-elemen tersebut saling memengaruhi.
Penggunaan Pendekatan Berpikir Sinkronik Pada Sejarah
Pendekatan berpikir sinkronik sangat relevan untuk diterapkan dalam kajian sejarah. Dengan menggunakan metode ini, kita tidak hanya melihat kronologi dari peristiwa tetapi juga bagaimana berbagai faktor kontekstual berkontribusi terhadap terjadinya peristiwa tersebut. Misalnya, ketika menganalisis Revolusi Prancis, kita tidak hanya memfokuskan pada tanggal dan kejadian penting, tetapi juga melihat bagaimana isu ekonomi dan sosial mempengaruhi keadaan saat itu.
Penerapan Pendekatan Berpikir Sinkronik
Beberapa cara yang umum digunakan dalam menerapkan pendekatan berpikir sinkronik bisa mengikuti kerangka pikir yang terkenal, yaitu 5W+1H: What, Who, When, Why, Where, dan How. Dengan memperhatikan setiap aspek tersebut, analisis peristiwa masa lalu menjadi lebih sistematis dan terperinci.
- What: Apa yang terjadi pada peristiwa tersebut? Ini lebih kepada ringkasan dan detil peristiwa.
- Who: Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut? Ini penting untuk mengetahui siapa tokoh-tokohnya.
- When: Kapan kejadian tersebut terjadi? Penjatawalan waktu yang tepat merupakan kunci dari pendekatan ini.
- Why: Mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi? Menyusuri latar belakang yang menjelaskan alasan di balik kejadian ini.
- Where: Di mana peristiwa itu berlangsung? Ini mencakup lokasi geografis yang relevan.
- How: Bagaimana peristiwa tersebut berlangsung? Ini menguraikan jalannya kejadian.
Contoh Pendekatan Berpikir Sinkronik Pada Sebuah Kejadian Masa Lalu
Untuk menggambarkan penerapan berpikir sinkronik, kita dapat mengambil contoh pada periode 1950-1959 di Indonesia. Meskipun Indonesia sudah merdeka, keadaan ekonomi negara saat itu tergolong buruk. Melalui pendekatan berbasis 5W+1H, kita bisa menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut.
- Hasil bumi sebagai andalan ekspor.
- Konferensi Meja Bundar yang menetapkan beban ekonomi Indonesia.
- Defisit sekitar Rp. 5.1 miliar yang ditanggung oleh negara.
- Kendala untuk mengubah sistem ekonomi kolonial.
- Ketidakstabilan situasi politik dalam negeri yang mempengaruhi kebijakan ekonomi.
- Keamanan dalam negeri yang tidak kondusif.
- Pertumbuhan dalam negeri yang terlihat signifikan, tetapi tidak diimbangi dengan stabilitas.
Dengan menggunakan pendekatan berpikir sinkronik, kita mendapatkan insight yang dalam mengenai masalah ekonomi Indonesia di masa pasca-kemerdekaan dengan mengeksplorasi berbagai aspek yang saling terkait. Ini tidak hanya membantu memahami masa lalu, tetapi juga memberikan pelajaran yang bermanfaat untuk masa depan.
Penggunaan metode berpikir sinkronik memberikan cara yang sistematis untuk menganalisis peristiwa-peristiwa kompleks. Dengan mengedepankan suatu titik fokus tertentu dalam konteks waktu, analisis yang luas pun dapat dilakukan sehingga kahlian dalam historiografi serta pemahaman tentang peristiwa sejarah diterapkan melalui cara yang relevan dan kontekstual. Ulasan tentang konsep berpikir sinkronik memperlihatkan betapa pentingnya mempertahankan pendekatan ini dalam mempelajari sejarah dan memahami akar permasalahan sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi masyarakat saat ini.