
Mark Zuckerberg kembali menjadi sorotan publik terkait penawaran akuisisi yang gagal terhadap Snapchat, yang terjadi lebih dari satu dekade lalu. Momen tersebut kembali terkuak saat Zuckerberg memberikan kesaksian dalam persidangan antimonopoli Meta, yang berlangsung di pengadilan federal di Washington, DC. Diduga, keinginan CEO Meta itu untuk mengakuisisi Snapchat menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap keputusan yang diambil oleh platform pengiriman foto tersebut.
Penawaran akuisisi ini terjadi pada tahun 2013, hanya dua tahun setelah Snapchat diluncurkan. Menurut data yang terungkap dalam persidangan, meta, yang saat itu masih dikenal sebagai Facebook, menawarkan $6 miliar untuk membeli Snapchat. Penawaran ini tidak hanya signifikan karena besarnya nilai, tetapi juga menyoroti ambisi Zuckerberg untuk memperluas dominasi perusahaannya di pasar media sosial. Sebelum penawaran $6 miliar, Snapchat juga pernah menolak tawaran akuisisi senilai $3 miliar dari Facebook.
Dalam sebuah email yang diperoleh selama persidangan, Zuckerberg menuliskan bahwa ia berbicara langsung dengan Evan Spiegel, salah satu pendiri dan CEO Snapchat. Ia mencatat bahwa Spiegel merespons penawaran tersebut dengan baik dan terlihat optimis. Namun, Zuckerberg juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa tawaran akuisisi tersebut akan menimbulkan reaksi negatif di publik.
Ketika ditanya oleh seorang pengacara dari Federal Trade Commission (FTC), Zuckerberg menyatakan bahwa ia yakin Snapchat “tidak tumbuh dengan potensi yang seharusnya”, dan Ia merasa bahwa jika saja mereka telah berhasil mengakuisisi Snapchat, pertumbuhan platform tersebut bisa dipercepat. “Saya rasa, jika kami membeli mereka, kami akan mempercepat pertumbuhan mereka, tetapi itu hanya spekulasi,” ungkap Zuckerberg dalam kesaksiannya.
Sementara itu, email yang digunakan sebagai bukti oleh pemerintah dalam kasus ini bertujuan untuk menegaskan bahwa Meta berusaha mempertahankan dominasi pasar media sosial melalui akuisisi, bukan dengan berkompetisi secara adil. Dalam kesaksiannya, Zuckerberg juga mengakui bahwa Snapchat “merupakan dan masih menjadi pesaing yang berarti.”
Menanggapi komentar Zuckerberg tentang bagaimana ia dapat membantu meningkatkan perkembangan Snapchat, juru bicara Snap, Monique Bellamy, menyatakan bahwa tindakan antikompetitif sering kali dapat memperlambat dan menghambat pertumbuhan perusahaan kecil dan startup. Ia menekankan bahwa upaya Meta untuk mengakuisisi Snap dan kemudian menyalin fitur-fitur mereka merupakan sebuah upaya untuk menghalangi pertumbuhan kompetisi.
Juru bicara Snap menambahkan bahwa, terlepas dari upaya Meta, Snapchat telah berhasil bertahan sebagai pesaing yang kuat melalui inovasi dan produk yang menarik bagi pengguna. Di sisi lain, seorang juru bicara Meta membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa Snap sendiri mengakui adanya persaingan ketat di pasar. Ia juga menyoroti bahwa masalah inti dalam kasus ini lebih berkaitan dengan klaim FTC bahwa Meta tidak bersaing dengan aplikasi lain seperti TikTok dan YouTube.
Persidangan antimonopoli ini dibuka pada hari Senin lalu dan diperkirakan akan berlangsung selama delapan minggu ke depan. FTC menuduh bahwa Meta menciptakan monopoli ilegal di pasar media sosial, dan salah satu contoh yang mereka kemukakan adalah akuisisi Instagram senilai $1 miliar pada tahun 2012 dan WhatsApp senilai $19 miliar dua tahun kemudian. Pengacara pemerintah menyatakan bahwa akuisisi-akuisisi tersebut adalah bagian dari strategi “beli atau hancurkan” Meta untuk menjaga dominasi di pasar dan mengeliminasi ancaman kompetitif.
Dalam konteks ini, penting untuk dicatat bahwa Meta dapat dipaksa untuk menjual Instagram dan WhatsApp jika hakim kasus ini memutuskan mendukung FTC. Meskipun Meta membantah klaim ini dan menyatakan bahwa ia menghadapi kompetisi besar dari aplikasi lain, termasuk TikTok, kasus ini tetap menjadi perhatian besar di dunia teknologi dan bisnis saat ini.