Lenovo Legion Go S Review: Kecepatan Tak Sesuai Harapan!

Lenovo baru saja meluncurkan Legion Go S, perangkat gaming genggam yang menawarkan desain lebih kokoh dan portabel. Meskipun menarik, versi Windows 11 ini tampaknya tidak secepat yang diharapkan. Dengan berbagai konfigurasi yang tersedia, salah satu versi yang paling menarik adalah yang dilengkapi dengan SteamOS, yang rencananya akan hadir di kemudian hari. Namun, saat ini, konsumen dapat menjajal versi Windows 11, dan berikut adalah tinjauan mendalam mengenai perangkat ini.

Dari segi desain, Legion Go S mempertahankan banyak fitur dari pendahulunya. Memiliki layar 8 inci dengan resolusi 1920 x 1200 dan refresh rate 120Hz, perangkat ini lebih besar dibandingkan kebanyakan handheld lain, meskipun sedikit lebih kecil dari model sebelumnya yang memiliki layar 8.8 inci. Sayang, versi terbaru ini tidak memiliki kontroler yang dapat dipisahkan. Desainnya lebih ramping, dengan joystick sensor Hall yang presisi, beberapa tombol wajah dan bahu, port USB 4 ganda, audio 3.5mm, serta pembaca kartu microSD. Fitur baru adalah sejumlah saklar toggle yang membolehkan pengguna menyesuaikan kedalaman pemicu, memberikan kenyamanan lebih dalam permainan berbeda.

Namun, sebuah kekurangan jelas terlihat. Tanpa sensor sidik jari onboard, pengguna terpaksa menggunakan PIN atau kata sandi untuk mengakses Windows 11, yang bisa merepotkan karena harus mengalihkan tangan dari joystick untuk mengetuk layar sentuh. Selain itu, motor rumbles yang ada terasa kurang memuaskan, yang membuat pengguna lebih memilih untuk mematikannya.

Meskipun dilengkapi dengan chip AMD Ryzen Z2 Go dan RAM 32GB, performa Legio Go S mungkin tidak secepat yang dibayangkan oleh para penggemar gaming. Chip Z2 Go memiliki clock speed dasar 3GHz dan hanya empat inti, sementara pendahulunya, Z1 Extreme, menawarkan clock speed lebih tinggi di 3.3GHz dengan delapan inti. Hasilnya adalah Legion Go S sekitar 10 hingga 15 persen lebih lambat dibandingkan model sebelumnya. Dalam pengujian benchmark, Legion Go S hanya mencapai 45 fps di game Cyberpunk 2077 pada pengaturan medium, sementara model sebelumnya mencapai 51 fps, menunjukkan sejauh mana perbedaan performa ini.

Pilih mode performa dapat membantu meningkatkan frame rate, tetapi pada konfigurasi peluncuran yang ada, pengguna masih meragukan kemampuan penggunaan RAM yang berlebihan ini. Meskipun RAM yang besar memang terlihat mengesankan, kenyataannya chip ini tidak dapat memaksimalkan penggunaan RAM tersebut. Lenovo menawarkan pengaturan daya yang bisa disesuaikan dari 5 hingga 40 watt, mendukung fleksibilitas penggunaan saat bermain.

Ketahanan baterai juga menjadi sorotan. Pada pengaturan daya 15 watt, saat bermain Metal Slug Tactics, perangkat ini mampu bertahan hingga dua setengah jam. Namun, saat memainkan judul yang lebih berat, waktu penggunaan bisa menurun hingga satu setengah jam. Meskipun memiliki baterai 55.5WHr, masih kalah dibandingkan dengan kompetitornya yang bisa berkapasitas lebih besar.

Dari sisi perangkat lunak, Lenovo telah melakukan perbaikan signifikan pada aplikasi Legion Space. Meskipun lebih baik dalam mengatur game dan pembaruan software, pengguna masih merasa adanya kesulitan dalam beralih antara antarmuka Legion Space dan Windows 11. Bug tertentu, seperti ketidakmampuan untuk menginstal Steam melalui aplikasi ini, menambah kesan klunky pada penggunaan sehari-hari.

Dengan harga sekitar $730, banyak yang merasa Legion Go S tidak menawarkan nilai lebih dibandingkan dengan perangkat gaming handheld lainnya, terutama jika dibandingkan dengan model sebelumnya yang harganya $700. Ketiadaan keunggulan seperti tas bawaan atau fungsi mouse vertikal membuat banyak pengguna berpikir dua kali untuk membeli perangkat ini. Meski begitu, Lenovo diharapkan segera meluncurkan varian yang lebih terjangkau, menjadikan Legion Go S lebih menarik dan kompetitif di pasar perangkat gaming genggam.

Exit mobile version