Liburan Lebaran tahun ini menjadi momen yang mengecewakan bagi sektor pariwisata di Kota Banjar, Jawa Barat. Sementara banyak destinasi wisata di daerah lain dipadati pengunjung, objek wisata di kota perbatasan ini justru sepi. Hal ini mengindikasikan kurangnya promosi serta minimnya fasilitas yang dapat menarik perhatian wisatawan.
Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Banjar, Irwan Herwanto, menyayangkan kondisi tersebut. Ia menyebutkan bahwa hasil evaluasi menunjukkan kegagalan pemerintah dalam mengelola potensi wisata yang ada. “Objek wisata kurang tertata, fasilitas minim, dan promosi tidak maksimal,” ujarnya pada Minggu (6/4/2025). Menurut Irwan, Kota Banjar seharusnya bisa menjadi destinasi liburan alternatif yang nyaman dan terjangkau. Namun, banyak lokasi wisata tidak terurus dan kurang menarik bagi pengunjung.
Beberapa faktor yang memengaruhi lesunya kunjungan wisata di Kota Banjar antara lain:
1. Minimnya Promosi
Promosi yang tidak maksimal menjadi salah satu penyebab utama sepinya kunjungan. Banyak objek wisata di Kota Banjar yang tidak diketahui oleh masyarakat luas karena kurangnya kegiatan pemasaran dan informasi.
2. Fasilitas yang Tidak Memadai
Kondisi fasilitas yang buruk di objek wisata membuat pengunjung merasa tidak nyaman. Irwan menyatakan bahwa perbaikan fasilitas sangat diperlukan untuk menarik minat wisatawan.
3. Kondisi Ekonomi Masyarakat
Keterbatasan finansial masyarakat adalah faktor penting lainnya. “Kondisi ekonomi yang belum stabil ditambah gelombang PHK dan kenaikan harga kebutuhan pokok semakin mengurangi daya beli masyarakat untuk berwisata,” jelas Irwan. Hal ini menunjukkan bahwa wisata bukanlah prioritas bagi masyarakat menengah ke bawah saat Lebaran.
Senada dengan Irwan, Ketua PMII Kota Banjar, Muhamad Abdul Wahid, turut menekankan perlunya langkah konkret dari pemerintah. Wahid mengatakan, “Perlu perbaikan fasilitas, pengembangan destinasi, dan promosi yang lebih gencar. Jangan sampai Kota Banjar hanya jadi kota transit tanpa daya tarik wisata.” Ia berharap para pemangku kepentingan mulai memperhatikan sektor pariwisata dengan lebih serius.
Berdasarkan data dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Banjar, jumlah pengunjung objek wisata selama libur Lebaran hanya mencapai puluhan orang per hari. “Jumlahnya tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kebanyakan pengunjung hanya datang untuk makan sambil menikmati suasana,” ungkap Kadispora Kota Banjar, Dedi Suardi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada pengunjung, aktivitas mereka terbatas dan tidak menggambarkan kesibukan destinasi wisata yang ideal.
Beberapa langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kota Banjar meliputi:
– Penyediaan Fasilitas yang Layak
Meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas seperti tempat parkir, toilet bersih, serta tempat istirahat yang nyaman sehingga pengunjung merasa dihargai dan betah.
– Pengembangan Destinasi Wisata
Membuat program-program menarik yang bisa menarik perhatian pengunjung, misalnya, kegiatan budaya atau festival lokal yang mengangkat potensi daerah.
– Promosi yang Gencar
Melaksanakan kampanye pemasaran yang efektif melalui media sosial, kerjasama dengan influencer, dan penggandeng media untuk memperkenalkan objek wisata yang ada.
– Pelibatan Masyarakat Lokal
Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan destinasi wisata agar potensi lokal terangkat dan memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan mereka.
Kota Banjar memiliki potensi besar di sektor pariwisata. Tinggal bagaimana pemerintah dan stakeholder lain bisa bekerja sama mengembangkannya agar mampu menarik lebih banyak wisatawan. Jika langkah-langkah perbaikan dan promosi bisa dilakukan secara konsisten, bukan tidak mungkin Kota Banjar akan menjadi salah satu destinasi wisata yang diminati di Jawa Barat.