Sains

Kesempatan Asteroid Menabrak Bumi 2032: Kenapa Selalu Berubah?

Asteroid 2024 YR4, yang memiliki lebar antara 40 hingga 90 meter, kini menjadi sorotan dunia karena ada kemungkinan kecil bahwa asteroid ini bisa menghantam Bumi pada tahun 2032. Namun, tingkat kemungkinan tersebut terus berubah dan merupakan tema pembicaraan hangat di kalangan ilmuwan dan peneliti luar angkasa.

NASA baru-baru ini memperkirakan bahwa asteroid ini memiliki peluang 0,28% untuk meluncur membentur Bumi, yang berarti sekitar 1 dari 360 kesempatan. Sebelumnya, angka probabilitas tersebut mencapai 1,5% dan bahkan sempat menembus angka 3,1%, menjadikannya objek pertama yang resmi terklasifikasi sebagai Level 3 dari skala Torino. Skala ini dikembangkan oleh astronom Richard Binzel hampir tiga dekade lalu dan digunakan untuk mengkomunikasikan risiko yang mungkin ditimbulkan oleh asteroid dan obyek luar angkasa lainnya.

Skala Torino terdiri dari berbagai kategori yang diberi kode warna, mulai dari kategori 0 (tanpa bahaya) hingga kategori 10 (tabrakan pasti). Ketika 2024 YR4 dianggap memiliki peluang 3,1% untuk menghantam Bumi, asteroid tersebut terklasifikasi di zona kuning skala tersebut, yang menunjukkan perhatian khusus perlu diberikan oleh para astronom.

Dalam beberapa minggu terakhir, perubahan yang signifikan dalam probabilitas dampak asteroid ini terjadi. Dilaporkan bahwa data terbaru dari teleskop ground-based memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai orbit asteroid ini, sehingga ilmuwan dapat memperbaiki model orbitnya dengan lebih akurat. Hal ini membantu memperkirakan dengan lebih pasti di mana asteroid 2024 YR4 akan berada pada 22 Desember 2032.

Astronom menjelaskan bahwa fluktuasi probabilitas seperti ini adalah hal yang biasa terjadi. Binzel menggambarkan proses pemantauan asteroid seperti mencoba memprediksi di mana sebuah bola bisbol akan jatuh setelah dipukul. Proses pengamatan dan pengukuran ukuran serta jalur asteroid memerlukan waktu sebelum bisa ditentukan apakah ia masih menjadi ancaman atau tidak.

Skala Torino diperkenalkan oleh Binzel dengan tujuan menciptakan kesadaran publik mengenai risiko asteroid. Hal ini serupa dengan penggunaan skala Richter yang mengukur besarnya gempa bumi. Namun, saat pertama kali disampaikan di konferensi PBB pada tahun 1997, skala tersebut tidak diterima dengan baik oleh beberapa astronom yang skeptis mengenai kegunaan sistem ini untuk publik.

Setahun setelahnya, penemuan asteroid 1997 XF11 yang dianggap berpotensi menghantam Bumi menimbulkan kepanikan walaupun kemudian terbukti tidak ada risiko tersebut. Peristiwa ini mendorong Binzel untuk menciptakan suatu sistem yang lebih baik untuk mengkomunikasikan ketidakpastian.

Melalui penyajian skala Torino ini, perhatian publik terhadap asteroid seperti 2024 YR4 meningkat. Skala ini tidak hanya menggunakan warna dan angka untuk menggambarkan risiko, tetapi juga mencakup deskripsi konsekuensi potensial dan kemungkinan perubahan dalam penilaian risiko. Misalnya, ancaman level 6 menunjukkan kemungkinan dekat dengan tabrakan oleh objek besar yang bisa menyebabkan bencana global, sementara level 3 menunjukkan kemungkinan tabrakan dengan potensi kerusakan lokal.

Walaupun saat ini probabilitas dampak 2024 YR4 sudah turun, pencapaian tersebut tetap menghadirkan perhatian besar terutama ketika asteroid tersebut melampaui angka 1% dalam kemungkinan dampak. Dalam konteks ini, sulit untuk tidak memperhatikan reaksi masyarakat dan bagaimana informasi ini disampaikan kepada publik. Binzel menekankan pentingnya menjaga transparansi meski ada risiko menimbulkan kecemasan yang tidak perlu.

Secara umum, dinamika yang terjadi pada asteroid 2024 YR4 menunjukkan betapa pentingnya pemantauan objek dekat Bumi dan komunikasi yang jelas untuk menjaga kepercayaan publik sambil menghadapi ketidakpastian tentang ancaman luar angkasa di masa depan.

Hendrawan adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button