Kenali Penyebab dan Gejala Cacar Api: Lebih Menyakitkan dan Lama!

Penyakit cacar api atau Herpes Zoster semakin menjadi perhatian, terutama di kalangan orang dewasa berusia di atas 50 tahun. Cacar api disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella-Zoster (VZV), virus yang juga menimbulkan cacar air. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, lebih dari 60 juta penduduk di Indonesia berada dalam kelompok usia rentan ini, sehingga penting untuk memahami penyebab, gejala, dan cara pencegahan cacar api.

Cacar api umumnya muncul setelah seseorang sembuh dari cacar air, di mana virus VZV tetap tertidur dalam saraf tubuh. Dokter Johan Wijoyo, Head of Medical Adult Vaccine GSK, menjelaskan bahwa sembilan dari sepuluh individu dewasa berusia di atas 50 tahun sudah memiliki virus sisa infeksi cacar air, memberikan satu dari tiga orang risiko terkena cacar api selama hidupnya.

Gejala cacar api biasanya ditandai dengan ruam menyakitkan dan gatal yang muncul pada satu sisi tubuh atau wajah, dengan durasi penyembuhan antara dua hingga empat minggu. Lepuhan yang muncul bisa terasa seperti tersengat listrik atau terbakar, suatu pengalaman yang sangat menyakitkan bagi penderitanya. Meski cacar api tidak menular, individu yang mengalami infeksi aktif dapat menyebarkan virus VZV, yang berisiko menularkan cacar air kepada orang yang belum pernah terpapar.

Berbeda dengan cacar air, cacar api membawa risiko komplikasi serius. Salah satu komplikasi yang paling umum adalah Nyeri Pascaherpes (NPH), yaitu nyeri saraf jangka panjang yang dapat berlangsung berbulan-bulan hingga tahun setelah ruam sembuh. Menurut Dokter Johan, sekitar 10% hingga 18% orang dengan cacar api akan mengalami NPH, dengan risiko yang lebih tinggi pada pasien lanjut usia. Komplikasi lainnya bisa mencakup gangguan penglihatan jika ruam muncul di area wajah, serta infeksi paru dan radang otak dalam kasus yang jarang terjadi.

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap cacar api, termasuk penurunan sistem kekebalan tubuh seiring bertambahnya usia. Penyakit penyerta seperti diabetes dan penyakit kardiovaskuler meningkatkan risiko secara signifikan, dengan proporsi masing-masing 38% dan 34%. Gangguan respiratori kronis dapat menyebabkan peningkatan risiko sebanyak 30%. Stres juga merupakan faktor yang berkontribusi, dengan peningkatan risiko mencapai 47%.

Untuk mencegah cacar api, walau stres dan gaya hidup sehat dapat membantu, vaksinasi adalah salah satu langkah paling efektif. Pada Juli 2024, jadwal imunisasi dewasa yang direkomendasikan sudah diperbarui dengan menambahkan vaksin Herpes Zoster untuk orang dewasa di atas 50 tahun serta individu di atas 18 tahun dengan kondisi imunokompromais. Masyarakat dapat mengakses informasi lebih lanjut melalui website resmi Satgas Imunisasi Dewasa.

Kesadaran akan cacar api dan upaya pencegahannya sangat penting, terutama bagi populasi lansia yang semakin meningkat. Memahami gejala dan risiko dapat membantu individu untuk mengambil langkah-langkah proaktif dan mengurangi dampak cacar api pada kualitas hidup.

Berita Terkait

Back to top button