Kebiasaan memakai ponsel atau smartphone bisa memicu kecemasan yang tidak terduga, terutama ketika seseorang menghabiskan waktu berjam-jam scrolling di media sosial. Hal ini diungkapkan oleh Tasha Bailey, seorang psikoterapis di London, yang menjelaskan bahwa ketika kita merasa cemas, respons alami tubuh adalah untuk melawan atau melarikan diri. Namun, karena ketergantungan kita pada ponsel, sering kali respons ini justru muncul melalui interaksi dengan perangkat tersebut.
Dari berbagai penelitian dan pengamatan, terdapat beberapa kebiasaan menggunakan smartphone yang berpotensi menyebabkan kecemasan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
-
Doomscrolling
Doomscrolling adalah kebiasaan menghabiskan waktu membaca berita negatif atau konten media sosial yang bikin stres. Ketika seseorang terus menerus menggulir konten yang berisi berita buruk, pikiran-pikiran cemas dapat memasuki pikiran, membuatnya sulit untuk fokus pada hal lainnya. Sering kali, konten “ringan” atau lucu pun bisa menjadi indikasi kecemasan, karena banyak individu menggunakan cara ini untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang mereka hadapi sehari-hari. -
Pencarian Malapetaka
Aktivitas ini melibatkan pencarian berita atau konten negatif secara aktif di platform media sosial seperti Twitter atau Facebook. Pengguna tidak hanya pasif menerima informasi negatif, tetapi dengan sengaja mencari kata kunci terkait krisis atau tragedi, yang akan semakin meningkatkan tingkat kecemasan. -
Menghindari Situasi dengan Ponsel
Banyak orang cenderung lebih aktif menggunakan ponsel ketika ingin menghindari interaksi sosial atau situasi yang membuat stres. Menurut Howard, perilaku seperti berpura-pura membalas pesan bisa jadi merupakan upaya untuk menghindari komunikasi langsung dengan orang lain saat mengalami kecemasan sosial. -
Ketidakmampuan Melepaskan Diri dari Ponsel
Banyak orang merasa tidak bisa lepas dari ponsel meski sedang melakukan aktivitas lain, seperti olahraga atau berkumpul dengan teman. Emma Mahony, terapis di A Better Life Therapy, mengatakan bahwa ketidakmampuan untuk menjauh dari ponsel bisa menjadi tanda adanya kecemasan yang mendalam. -
Menghindari Panggilan Telepon
Sudah menjadi kebiasaan di kalangan generasi muda untuk lebih memilih berkomunikasi melalui SMS atau aplikasi perpesanan dibandingkan melakukan panggilan telepon. Namun, menghindari panggilan ini dapat mengindikasikan adanya kecemasan, terutama jika seseorang merasa kurang percaya diri tentang keterampilan sosialnya. - Panik Tanpa Telepon
Perasaan cemas atau panik ketika ponsel tiba-tiba tidak berfungsi adalah tanda lainnya. Mahony menyatakan bahwa apabila seseorang merasa segalanya kacau ketika ponselnya tidak dapat digunakan, ini dapat menunjukkan ketidakpuasan emosional yang lebih dalam.
Kebiasaan-kebiasaan ini menunjukkan hubungan erat antara penggunaan smartphone dan kesehatan mental seseorang. Seiring dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi, penting bagi individu untuk mempertimbangkan dampak psikologis dari pola penggunaan ponsel mereka. Mengontrol waktu penggunaan ponsel dan menghindari kebiasaan yang merugikan bisa menjadi langkah awal untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh interaksi dengan perangkat digital.
Tindakan preventif seperti menetapkan batasan waktu penggunaan ponsel dan memilih konten yang positif bisa membantu menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup. Kesadaran tentang pengaruh smartphone terhadap kesehatan mental dapat menjadi langkah penting dalam menciptakan keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata.