
Manchester United baru saja meraih kemenangan dramatis melawan Leicester City dalam laga FA Cup yang berlangsung di Old Trafford, berkat ketenangan dan keberuntungan Harry Maguire serta keahlian Alejandro Garnacho. Pertandingan yang berlangsung pada Sabtu malam ini dipenuhi dengan emosi, dengan hasil akhir 2-1 untuk United, yang berhasil menghindari kehampaan setelah tertinggal lebih dulu.
Di babak pertama, Leicester berhasil memimpin melalui gol Bobby Decordova-Reid, yang memanfaatkan kesalahan lini pertahanan United. Andre Onana, penjaga gawang United, tampak frustrasi ketika bolanya gagal diantisipasi dan memberikan kesempatan untuk mencetak gol. Tim tuan rumah, yang sedang dalam masa sulit, hanya mampu mencatatkan dua tembakan tanpa tepat sasaran dalam 45 menit pertama, menandakan performa yang jauh dari memuaskan.
Krisis tersebut mendorong pelatih baru United, Ruben Amorim, untuk melakukan perubahan drastis pada paruh kedua. Alejandro Garnacho, pemain muda berbakat Argentina, dimasukkan sebagai pemain pengganti dan langsung memberikan dampak signifikan. Garnacho menjadi penggerak utama serangan, dengan penetrasi dan kecepatan yang membuat pertahanan Leicester kocar-kacir. “Dia mengubah permainan dengan larinya yang berada di belakang pertahanan lawan,” puji Amorim tentang kontribusi Garnacho.
Meski Garnacho tidak mencetak gol, perannya vital dalam membangkitkan semangat tim dan penggemar, yang sempat terdengar berbagai sorakan di Old Trafford. Penonton berteriak “Viva Garnacho” sebagai bentuk penghargaan kepada pemain yang tampil menggigit setelah awal yang suram bagi United.
Pada menit terakhir pertandingan, Harry Maguire, yang sebelumnya menjadi sorotan karena performa yang tidak konsisten, akhirnya mencetak gol penyelamat melalui sundulan setelah menerima umpan silang dari Bruno Fernandes. Gol tersebut datang pada menit ke-93 dan secara dramatis mengubah nasib permainan. Maguire merayakan golnya dengan euforia, meski tindakan tersebut menuai kritikan dari manajer Leicester, Ruud van Nistelrooy, yang menyebut gol tersebut berasal dari posisi offside yang jelas. “Kami tidak kalah pada waktu yang seharusnya, kami kalah karena kesalahan yang jelas dan tidak dapat diterima pada level ini,” ungkap Van Nistelrooy.
Dengan kemenangan ini, Ruben Amorim mengakui bahwa keberuntungan berpihak kepada United. “Dengan VAR, ini bukan gol. Saya rasa penting untuk memilikinya karena itu adil,” ungkapnya. Pendapat senada juga ditambahkan oleh Van Nistelrooy yang merasa Leicester tidak layak mendapatkan hasil seperti itu berdasarkan performa di lapangan.
Kemenangan ini memberikan sedikit nafas lega bagi Amorim, yang baru mengambil alih kepemimpinan di Old Trafford. Namun, pelatih asal Portugal ini menyadari bahwa timnya harus tampil lebih baik, terutama dalam penguasaan bola baik saat menyerang maupun bertahan. “Kami harus jauh lebih baik dengan bola, tanpa bola,” tegasnya, menyadari betapa banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan untuk memperbaiki performa tim.
Setelah pertandingan, ada beberapa catatan penting yang dapat diambil dari laga ini:
- Dampak Garnacho: Masuknya Garnacho di babak kedua menjadi kunci, memberikan energi dan kreativitas yang hilang di babak pertama.
- Maguire menemukan kembali bentuknya: Gol Maguire membantu mengubah pandangan publik tentangnya setelah perjalanan yang sulit di Manchester United.
- Kritik terhadap keputusan Amorim: Keputusan taktis di babak pertama dianggap salah, namun skuadnya berhasil beradaptasi di babak kedua.
- Konsistensi performa: Horor di pertahanan harus segera dibenahi jika United ingin bersaing di level atas.
Kemenangan ini, meskipun diliputi kontroversi, memberikan harapan baru bagi Manchester United di FA Cup dan menunjukkan bahwa meski dalam situasi sulit, keberuntungan dan keahlian individu tetap dapat mengubah nasib tim.