
Kaspersky, perusahaan keamanan siber asal Rusia, mengungkapkan bahwa jumlah upaya serangan siber yang terblokir di Indonesia mengalami penurunan signifikan sebesar 29,5% pada tahun 2024. Secara total, Kaspersky mencatat ada sekitar 36 juta percobaan serangan yang berhasil diblokir, sedangkan tahun sebelumnya tercatat 51 juta percobaan. Data ini menunjukkan adanya kemajuan dalam arena keamanan siber di dalam negeri, meskipun tantangan masih terus ada.
Laporan ini dihasilkan dari pemrosesan dan pengumpulan data dari pengguna sukarela Kaspersky Security Network (KSN). Meskipun terjadi penurunan, Indonesia masih menempati posisi ke-71 secara global dalam pemeringkatan negara dengan persentase pengguna yang terpengaruh oleh ancaman lokal. Insiden serangan siber yang terdata sebagian besar disebabkan oleh worm dan virus berkas. Selain itu, pengguna juga menghadapi risiko serangan malware yang menyebar melalui media penyimpanan offline seperti USB drive, CD, dan DVD.
Menanggapi laporan tersebut, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, Adrian Hia, menekankan pentingnya peningkatan kapasitas talenta siber di Indonesia. "Kurangnya pengalaman langsung dapat berdampak pada bisnis. Penguatan kapasitas talenta siber, khususnya di organisasi, akan menjawab kebutuhan industri di era digital saat ini,” ungkapnya dalam siaran pers yang dirilis pada 17 Februari 2025.
Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi), Indonesia saat ini mengalami kekurangan sebanyak 500 ribu talenta digital setiap tahunnya. Laporan terbaru dari Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024 memperlihatkan bahwa kebutuhan talenta digital nasional akan meningkat signifikan dengan proyeksi mencapai 12 juta orang pada tahun 2030.
Adrian Hia menambahkan, "Kami sangat mengapresiasi upaya Komdigi atas inisiatif di bidang keamanan siber dengan melatih satu juta talenta digital dari seluruh Indonesia. Ini merupakan langkah maju yang tepat." Ia berharap dapat melihat lebih banyak inisiatif serupa di masa depan untuk meningkatkan kapasitas keamanan siber di tanah air.
Untuk membantu perusahaan dan organisasi dalam melahirkan talenta siber yang lebih berkualitas, Adrian Hia memberikan beberapa saran yang dapat diimplementasikan:
Edukasi Karyawan: Perusahaan disarankan untuk mengedukasi karyawan menggunakan perangkat seperti Kaspersky Automated Security Awareness Platform. Tingkat kesadaran tentang risiko ancaman siber sangat penting. Karyawan perlu memahami cara melindungi diri dan organisasi dari serangan siber.
Keterampilan Praktis: Memiliki keterampilan praktis di bidang layanan TI untuk mengenali tanda-tanda serangan merupakan langkah penting. Pelatihan keamanan siber untuk spesialis TI umum dapat sangat membantu dalam hal ini.
- Perlindungan Data: Perusahaan perlu mengambil langkah-langkah perlindungan data yang lebih serius. Ini termasuk mengaktifkan perlindungan kata sandi, mengenkripsi perangkat kerja, dan memastikan bahwa data penting dicadangkan secara rutin.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kapasitas talenta siber di Indonesia sangat penting, terutama di tengah maraknya serangan siber. Hal ini membuktikan bahwa meskipun jumlah serangan siber terblokir mengalami penurunan, tantangan dalam bidang keamanan siber tetap ada dan perlu ditangani dengan serius. Seiring dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi yang terus meningkat, persiapan dan peningkatan keahlian dalam menghadapi ancaman siber harus menjadi prioritas bagi semua pihak.