Jerman telah memulai langkah konkret dalam pengembangan tank tempur utama baru yang saat ini dijuluki Leopard 3. Langkah ini ditandai dengan penandatanganan kontrak untuk studi teknis terkait amunisi 130mm, serta sistem tenaga, sistem perlindungan, dan peralatan lainnya. Sistem yang dihasilkan diperkirakan akan digunakan dalam tank interim yang akan dioperasikan oleh militer Jerman hingga kedatangan tank tempur utama baru dari proyek Franco-Jerman yang lebih maju.
Kantor pengadaan Angkatan Bersenjata Jerman, atau BAAINBw, telah merilis rincian studi teknis ini melalui TED, platform pengadaan online Eropa. Pengumuman ini pertama kali dilaporkan oleh situs berita pertahanan dan keamanan Jerman, hartpunkt. Studi teknis yang diamanatkan mencakup tiga area utama: daya tembak, mobilitas, dan perlindungan.
Semua teknologi baru ini dimaksudkan agar kompatibel dengan tank Leopard 2 yang ada saat ini. Namun, jika teknologi ini akhirnya terintegrasi menjadi satu platform, hasilnya akan menjadi tank yang sangat berbeda. Saat ini, tank tersebut lebih dikenal dengan sebutan Leopard 3, meskipun juga disebut Leopard 2 AX atau “solusi jembatan”.
Rheinmetall ditugaskan untuk melakukan studi amunisi 130mm, yang mencerminkan minat yang lebih luas dalam meningkatkan kaliber senjata tank. Senjata utama ini juga telah menjadi fokus pengembangan Rheinmetall selama beberapa waktu. Rincian lebih lanjut tentang perjuangan Rheinmetall termasuk studi untuk tiga jenis amunisi: DM13 sebagai amunisi kualifikasi untuk percobaan, DM11 sebagai amunisi peledak multifungsi, dan DM23 untuk penetrasi anti-tank.
Sebelumnya, diketahui bahwa senjata utama 130mm telah direncanakan untuk sistem tempur darat utama (MGCS), yang merupakan proyek Franco-Jerman untuk menciptakan tank tempur utama baru serta sistem kendaraan berawak dan tak berawak lainnya. Tank ini diharapkan akan menggantikan Leopard 2 yang ada dan Leclerc milik Prancis.
Sumber daya untuk pengembangan mesin baru, yang disebut OLYMP, akan ditangani oleh Liebherr. Dengan spesifikasi lengkap yang mencakup komponen-komponen dari Leopard 2, studi ini bertujuan untuk menghasilkan mesin yang efisien dan sesuai untuk tank interim Leopard 3. Ini juga mencakup sistem pendingin, sistem penyaringan udara pembakaran, dan sistem pembuangan.
Untuk perlindungan, dua perusahaan, Hensoldt dan KNDS Deutschland, telah ditunjuk untuk melakukan studi mengenai peningkatan proteksi untuk Leopard 3. Rencana tersebut mencakup pengembangan varian baru dari sistem perlindungan diri multifungsi (MUSS) yang lebih mampu dalam bertahan di medan perang. Sistem MUSS yang ada saat ini mampu mendeteksi ancaman secara bersamaan dan mengprioritaskan penanggulangan, dengan kemampuan beroperasi dalam mode semi-otonom atau otonom penuh.
Selain itu, studi tambahan juga akan dilakukan untuk sistem penyesuaian lapangan secara otomatis, yang akan meningkatkan akurasi senjata utama dengan mengatasi efek dari perubahan suhu. Studi ini diharapkan selesai pada akhir 2026, dan hasilnya akan menentukan spesifikasi akhir dari Leopard 3.
Dengan perkembangan ini, tank interim Leopard 3 diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2030-an jika pemerintahan Jerman memberikan lampu hijau. Tank ini diharapkan dapat beroperasi selama sekitar 25 tahun. Sesuai laporan dari hartpunkt, tank interim ini akan diadaptasi sesuai tingkat ancaman saat ini dan akan memiliki kemampuan tambahan dibandingkan dengan Leopard 2A8, yang merupakan versi produksi terbaru saat ini.
Secara keseluruhan, inisiatif Jerman dalam mengembangkan Leopard 3 menunjukkan komitmen mereka untuk mempertahankan dan meningkatkan kapasitas pertahanan mereka di tengah kebutuhan yang terus berkembang di dunia militer modern. Dengan adanya ketegangan global dan konflik yang sedang berlangsung, pergeseran kembali ke pengembangan tank tempur menunjukkan pentingnya kesiapan tempur di antara negara-negara Eropa.