Internasional

Israel Terima Jenazah Empat Sandera dari Hamas, Keluarga Berharap

Israel menerima jenazah dari empat sandera yang tewas, seperti yang diumumkan oleh Kantor Perdana Menteri Israel pada Kamis pagi waktu setempat. Jenazah tersebut diserahkan oleh Hamas kepada Palang Merah, yang kemudian diserahkan ke pihak Israel. Proses identifikasi awal kini sedang berlangsung di Israel.

Hamas sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan mengembalikan Tsachi Idan (49), Shlomo Mantzur (85), Itzhak Elgarat (68), dan Ohad Yahalomi (49). Meski begitu, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak Israel mengenai Identitas keempat jenazah tersebut. Menurut Abu Obaida, juru bicara sayap militer Hamas, Al Qassam Brigades, pengembalian jenazah ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang mereka buat dengan Israel pada 19 Januari lalu.

Dengan pengembalian empat jenazah ini, jumlah total sandera yang dikembalikan sekarang menjadi 29 dari 33 yang telah disepakati, dan diharapkan mereka menjadi sandera terakhir yang dibebaskan dalam fase pertama gencatan senjata yang sudah berjalan selama lima minggu. Negosiasi antara Israel dan Hamas mengenai fase kedua gencatan senjata masih belum dimulai.

Berikut adalah beberapa fakta penting terkait pengembalian jenazah:

1. Empat jenazah yang diterima Israel termasuk Mantzur, yang merupakan sandera tertua dan diculik dari rumahnya di kibbutz Kisufim.
2. Proses pengembalian sempat mengalami kebuntuan ketika sebelumnya terdapat kesalahan identifikasi, salah satunya menimpa Shiri Bibas yang seharusnya tidak ada dalam pengiriman jenazah.
3. Meskipun dijadwalkan beberapa ratus tahanan Palestina dibebaskan bersamaan dengan pengembalian jenazah tersebut, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Israel mengenai hal ini.

Di sisi lain, suasana di Rumah Sakit Eropa Gaza di Khan Younis sudah disiapkan untuk kedatangan para tahanan. Mediapun menampilkan tayangan langsung dari saluran berita, menunjukkan kendaraan yang menuju lokasi penyerahan terakhir di Ofer Prison.

Serangkaian insiden selama pemulangan ini juga mengingatkan publik akan betapa rumit dan emosionalnya situasi ini. Beberapa sandera yang sebelumnya dikembalikan juga mengalami pengalaman traumatis, dan ada harapan agar informasi lebih lanjut mengenai nasib para tahanan lainnya segera terungkap.

Shlomo Mantzur, yang terpaksa meninggalkan keluarganya, merupakan salah satu contoh besar dari dampak yang dibawa oleh konflik ini. Mantzur, yang lahir di Irak, meninggalkan tanah airnya untuk memulai hidup baru di Israel. Dia menjalani kehidupannya dengan membangun keluarga dan komunitas, namun kini tragis berakhir dengan penculikan oleh Hamas.

Kisah Tsachi Idan pun tragis; dia disandera setelah keluarganya diancam dengan senjata, yang menyebabkan kematian putri tertua mereka, Maayan, yang baru berusia 18 tahun. Beberapa sandera yang berhasil kembali menggambarkan penderitaan Idan saat dibawa ke Gaza.

Demikian juga, Itzhak Elgarat dan Ohad Yahalomi memiliki cerita serupa, di mana mereka berjuang untuk mempertahankan keluarga saat serangan terjadi. Kami berdoa agar para penyandera serta keluarga korban ini mendapat kejelasan dan ketenangan di tengah kekacauan yang tak kunjung usai.

Konflik yang dimulai pada 7 Oktober 2023 tersebut telah menewaskan lebih dari 48.300 orang di wilayah Gaza, menurut otoritas kesehatan yang dikendalikan oleh Hamas. Sejak saat itu, banyak hati yang terluka dan jiwa yang terpisah, yang menggambarkan betapa sulitnya untuk mencapai perdamaian yang abadi. Dengan pengembalian ini, masyarakat Israel dan dunia internasional terus menaruh harapan pada masa depan yang lebih baik bagi kedua belah pihak.

Hendrawan adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button