IHSG Anjlok Kena Tarif Trump: Strategi Cerdas Dapen BCA!

IHSG anjlok pada awal perdagangan setelah libur panjang, bertepatan dengan implementasi tarif impor Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa pada Selasa, 8 April 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok hingga 9,19% ke level 5.912,06, mencatat penurunan tajam sebesar 598,55 poin. Dalam kondisi pasar yang tidak stabil ini, hanya 9 saham yang berhasil menguat, sedangkan 552 saham mengalami pelemahan dan 65 saham stagnan.

Kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Trump, yang diberlakukan sebesar 10% terhadap semua negara mitra, menjadi faktor utama yang menekan pasar saham global. Imbas dari langkah ini menyebabkan bursa-bursa saham di Asia dan juga di Amerika Serikat merosot. Indeks CCMP di NASDAQ tercatat turun hingga 11,44%, S&P 500 mengalami penurunan 10,53%, dan Dow Jones mengurangi nilainya sebesar 9,26%.

Dalam menghadapi gejolak ini, Dana Pensiun (Dapen) BCA mengumumkan strategi investasinya yang tetap konservatif. Menurut Direktur Utama Dapen BCA, Budi Sutrisno, fluktuasi pasar global tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja investasi Dapen BCA serta porsi saham dalam portofolio mereka tetap relatif kecil. “Strategi Dapen BCA dalam menghadapi tekanan pasar akibat kebijakan tarif impor Presiden AS tetap bersifat konservatif,” kata Budi kepada Bisnis.

Budi menambahkan bahwa Dapen BCA secara rutin memantau pasar dan berhati-hati dalam melakukan penempatan saham. Fokus utama mereka saat ini adalah menjaga likuiditas portofolio. Mereka lebih memilih instrumen jangka pendek yang stabil dan mudah dicairkan untuk mempertahankan fleksibilitas di tengah ketidakpastian pasar global. Budi menjelaskan, meskipun tidak ada perubahan berarti dalam alokasi aset secara keseluruhan, mereka tetap selektif dalam memilih saham dengan mengutamakan emiten yang memiliki fundamental kuat dan likuiditas yang baik.

Berikut adalah beberapa langkah strategi investasi Dapen BCA untuk mempertahankan kinerja di tengah kondisi pasar yang fluktuatif:

1. Fokus pada Likuiditas: Dapen BCA mengutamakan instrumen investasi yang memberikan likuiditas cepat, seperti deposito dan Surat Berharga Negara (SBN) bertenor pendek. Strategi ini bertujuan untuk mengantisipasi dan memitigasi risiko yang mungkin muncul akibat volatilitas pasar.

2. Pemilihan Emiten yang Selektif: Mereka melakukan seleksi ketat terhadap saham yang akan dimasukkan dalam portofolio, dengan memilih emiten yang memiliki fundamental kuat dan rekam jejak likuiditas yang baik.

3. Diversifikasi Sektor: Meskipun lebih berhati-hati, Dapen BCA tetap mempertimbangkan diversifikasi sektor dalam investasi, meski dalam skala yang terbatas, sebagai langkah mitigasi risiko.

4. Memantau Kondisi Pasar Secara Berkala: Dapen BCA melakukan pemantauan terus-menerus terhadap kondisi pasar, sehingga bisa menyesuaikan strategi investasi mereka sesuai dengan dinamika yang terjadi.

5. Prioritas pada Instrumen Berisiko Rendah: Dalam situasi yang tidak menentu, Dapen BCA memperbesar porsi investasi pada instrumen yang dianggap lebih aman dan berisiko rendah.

Dalam menghadapi tantangan dari kebijakan tarif yang diambil oleh pemerintah AS, Dapen BCA menunjukkan sikap berhati-hati dan pragmatis. Keberanian untuk tetap berinvestasi dengan pendekatan yang bijaksana menjadi kunci bagi manajemen portofolio yang sukses. Strategi ini juga menunjukkan komitmen Dapen BCA untuk melindungi kepentingan pemangku kepentingan, sambil tetap menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang diambil, Dapen BCA siap menavigasi gejolak pasar dan berharap dapat menjaga kinerja portofolio di tengah ketidakpastian global.

Berita Terkait

Back to top button