Harvard Bakal Kehilangan $2,2 Miliar Dana, Penelitian Terancam!

CAMBRIDGE, Mass. — Dalam pernyataan terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, Harvard University menghadapi risiko kehilangan dana penelitian federal sebesar $2,2 miliar. Konflik ini muncul dari upaya universitas tersebut untuk menolak tuntutan perubahan kebijakan kampus yang dianggap tidak sesuai dengan agenda politik pemerintahan saat ini. Situasi ini menarik perhatian luas di kalangan pendidikan tinggi, terutama karena pemerintah menggunakan dana federal sebagai alat untuk menegakkan kepatuhan pada kebijakan-kebijakan tertentu.

Dampak dari pembekuan dana ini akan dirasakan secara langsung oleh para peneliti di Harvard dan institusi mitranya. Meskipun beberapa pihak mendukung keputusan Harvard untuk menolak tuntutan yang berpotensi membatasi kebebasan berpendapat di kampus, ada keprihatinan yang mendalam bahwa penelitian ilmiah yang menyelamatkan nyawa bisa terancam. Di Harvard, dana federal menyumbang sekitar 10,5% dari total pendapatan universitas pada tahun 2023, tidak termasuk bantuan finansial lain seperti beasiswa dan pinjaman mahasiswa.

Penelitian yang diperkirakan akan terpengaruh oleh pembekuan dana ini meliputi beberapa proyek penting, meskipun Harvard belum mengumumkan daftar spesifik mengenai hibah yang akan terdampak. Seperti di universitas lain yang juga mengalami pembekuan dana, rincian tentang program yang terpengaruh biasanya baru akan terlihat seiring dengan dihentikannya perintah kerja. Salah satu contoh adalah Brown University yang diberitakan akan mengalami pembekuan dana sebesar setengah miliar dolar.

Meskipun demikian, pejabat Departemen Pendidikan menyatakan bahwa rumah sakit yang berafiliasi dengan Harvard tidak akan terpengaruh oleh pembekuan dana ini. Lima rumah sakit pengajaran di wilayah Boston yang terhubung dengan Harvard Medical School beroperasi sebagai organisasi nirlaba yang independen secara finansial. Sebagian besar penelitian yang dilakukan di institusi tersebut didanai melalui hibah federal.

Adapun penelitian di Harvard’s T.H. Chan School of Public Health, yang menyatakan bahwa 46% dari anggarannya pada tahun lalu dibiayai oleh hibah federal, akan menjadi salah satu yang paling rentan. Penelitian ini mencakup berbagai topik penting, termasuk kanker, Alzheimer, stroke, dan HIV.

Banyak yang bertanya mengapa Harvard tidak menggunakan dana endowment-nya yang mencapai $53 miliar—terbesar di antara universitas lain di Amerika Serikat—untuk mendanai penelitian. Pihak Harvard menegaskan bahwa dana tersebut tidak dapat digunakan sembarangan, karena banyak sumbangan yang ditujukan untuk tujuan tertentu. Selain itu, sebagian dari endowment digunakan untuk menyubsidi biaya kuliah bagi mahasiswa dari keluarga berpenghasilan menengah dan rendah.

Untuk menghadapi potensi krisis ini, Harvard baru-baru ini mulai mencari pinjaman sebesar $750 juta dari Wall Street. Universitas menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari rencana kontinjensi untuk menghadapi berbagai kemungkinan skenario yang terjadi.

Ketika melihat dampak terhadap mahasiswa sarjana, kehilangan hibah penelitian federal dapat mengakibatkan pengurangan kesempatan penelitian bagi mahasiswa Harvard. Jika pemotongan dana mendorong fakultas berpindah tempat, ini juga bisa berarti kurangnya eksposur mahasiswa terhadap peneliti terkemuka di bidangnya. Dalam beberapa waktu terakhir, Harvard juga telah memperluas bantuan finansial sehingga keluarga berpenghasilan menengah tidak perlu membayar sebanyak itu untuk biaya kuliah, akomodasi, dan sebagainya. Namun, dampak dari kehilangan hibah federal terhadap rencana ini masih belum dapat dipastikan.

Sebagai tambahan, beberapa pihak dari luar menyarankan agar Harvard dan universitas lain mengurangi fasilitas mewah untuk mahasiswa agar bisa mengalokasikan dana lebih banyak bagi penelitian. Saat ini, Harvard memiliki sekitar 7.000 mahasiswa sarjana dan sekitar 18.000 mahasiswa di program pascasarjana, yang semua mementingkan laku dan dampak yang dihasilkan dari penelitian di kampus.

Penting untuk terus mengikuti perkembangan situasi ini, karena keputusan yang diambil pemerintah dan respons Harvard dapat memiliki implikasi yang luas tidak hanya bagi penelitian di universitas tersebut, tetapi juga di seluruh sektor pendidikan tinggi di Amerika Serikat.

Berita Terkait

Back to top button