Hamas Lepaskan Jenazah Lain Usai Insiden Shiri Bibas Gegerkan

Hamas kembali merilis setengah human remains pada hari Jumat, menyusul insiden memicu kemarahan terkait dengan pengembalian jasad yang diduga milik Shiri Bibas. Namun, pihak otoritas Israel mengonfirmasi bahwa jasad yang diterima bukanlah milik Bibas, melainkan tubuh tidak dikenal lainnya.

Kejadian ini telah menimbulkan reaksi keras dari para pejabat Israel, dan Angkatan Pertahanan Israel (IDF) menyebutnya sebagai “pelanggaran yang sangat serius” terhadap kesepakatan gencatan senjata yang sudah sangat tegang. Hamas menyebut insiden ini sebagai kesalahan dan mengklaim bahwa sisa-sisa jenazah Bibas mungkin telah “tercampur” dengan jasad lain akibat serangan udara Israel.

Mahmoud Mardawi, pemimpin Hamas, menyatakan kepada media Al Arabiya bahwa sisa tubuh Shiri Bibas kini telah dikembalikan. Palang Merah Internasional juga mengonfirmasi bahwa mereka menerima setengah human remains tersebut dan telah menyerahkannya kepada pihak Israel. Juru bicara Kementerian Kesehatan Israel menyatakan bahwa mereka bersiap untuk melakukan pengujian forensik terhadap sisa-sisa yang diterima.

Pengembalian jasad yang awalnya diyakini sebagai milik Bibas, bersama dengan sisa tubuh dua anaknya yang masih kecil, Ariel dan Kfir Bibas, serta Oded Lifshitz yang berusia 84 tahun, terjadi dalam sebuah upacara yang diadakan oleh Hamas. Dalam upacara tersebut, kelompok militan tersebut menempatkan empat peti mati hitam di atas panggung.

Namun, beberapa jam setelah itu, IDF mengungkapkan bahwa hasil uji tes menentukan bahwa jasad tersebut adalah milik kedua anak Bibas, tetapi bukan milik Shiri Bibas. IDF menegaskan bahwa sisa tubuh yang diterima tidak cocok dengan jasad siapapun yang juga ditahan oleh Hamas, menyebutnya sebagai “tubuh anonim tanpa identifikasi.”

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengkritik tindakan Hamas yang dianggapnya “tindakan yang tidak terbayangkan dan sinis.” Ia menambahkan bahwa Hamas gagal mengembalikan Bibas dan justru menempatkan tubuh wanita Gazan dalam peti mati tersebut.

Shiri Bibas beserta kedua anaknya diculik dari kibbutz Nir Oz pada serangan yang dilakukan oleh Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Ariel masih berusia 4 tahun dan Kfir baru berusia hampir 9 bulan saat mereka diculik, menjadikan mereka sebagai sandera termuda. Suami Shiri, Yarden Bibas, diambil secara terpisah dan dibebaskan oleh Hamas pada 1 Februari sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

Militer Israel melaporkan bahwa Ariel dan Kfir “dikeroyok secara brutal di penjara” pada November 2023. Juru bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyatakan bahwa anak-anak tersebut tidak ditembak, tetapi dibunuh dengan tangan kosong. Ia menambahkan, “Setelah itu, mereka melakukan tindakan mengerikan untuk menutupi kekejaman ini.”

Sementara itu, Hamas mengklaim bahwa Shiri Bibas dan anak-anaknya dibunuh oleh serangan udara Israel, dan menanggapi klaim IDF sebagai kebohongan. Forum Keluarga Sandera dan yang Hilang, yang mewakili keluarga mereka yang berada dalam tahanan Hamas, menyatakan kekecewaannya setelah menerima kabar bahwa jasad ibu mereka, Shiri, tidak dikembalikan meski sudah ada kesepakatan dan harapan mendesak dari pihak keluarga.

Sebuah juru bicara IDF mengonfirmasi bahwa perwakilan militer sedang berkomunikasi dengan keluarga Bibas dan laporan tentang rilis jasad baru sedang dalam tinjauan. Insiden ini mencerminkan kompleksitas dan ketegangan yang terus melanda hubungan antara Hamas dan Israel, terutama terkait dengan masalah sandera dan pengembalian jenazah.

Exit mobile version